MENDAHULUI KEHENDAK ALLAH
Sore itu di hari yang dingin. Baim pergi dengan mengenakan sweater dan menaiki motor. Sudah satu Minggu berada di London, Baim tidak henti-hentinya mencari kantor detektif. Karena konon di kota London banyak terdapat detektif cerdas dan hebat, bahkan legenda detektif sehebat Sherlock Holmes juga berasal dari kota ini.
Setelah satu minggu lebih, akhirnya dia menemukan seorang detektif tua keturunan Turki di sebuah Masjid kecil di pinggiran kota. Dia mendapat kabar jika nama detektif itu adalah Khaleed. Dia salah satu detektif ternama internasional yang sudah sangat terkenal dan sudah banyak pula menyelesaikan kasus-kasus intenasional.
Tanpa banyak basa-basi Baim langsung diminta untuk dicarikan seorang gadis dengan ciri-ciri. Berkulit putih, cukup tinggi, langsing, alisnya terlukis asli indah, pokoknya cantik. Bukan hanya rupa dan tubuh tapi juga aqidah dan akhlaknya. Sang detektif muslim itu bingung dan bertanya apakah dia kerabat atau keluarganya yang hilang?
“Bukan,” ujar Baim.
“Lalu untuk apa?” tanya Detektif.
“Untuk, aku jadikan istri. Karena sudah banyak teman-temanku yang memiliki istri," ujar Baim lagi dengan polos.
Si detektif tua itu hanya tersenyum dan bilang kepada Baim jika dia tidak bisa membantunya. Sebesar apapun harga yang ditawarkan Baim terhadapnya, detektif itu tetap tidak bisa menolong. Dia malah menasehati Baim. Jika yang Baim pinta itu adalah kehendak Allah, dan dia tidak bisa mendahuli-Nya. Dia meminta Baim untuk bersabar, dan lebih memperbaiki diri agar bisa mendapat yang lebih baik pula serta mempersiapkan diri untuk itu.
Karena jika menurut Allah, Baim sudah siap. Jodoh yang baik akan datang dari tempat dan kondisi suasana yang tak terduga. Karena Allah akan menyatukan mereka dalam hubungan yang Dia ridhoi. Aamiiin.
KODOK MENAHAN NAFSU
Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari dan hari berganti minggu. Bagi orang jatuh cinta semua perihal waktu sangat singkat jika bersama dengan orang yang dicintai dan terasa lama jika berada jauh dari orang yang dicinta. Bunga pasir terasa manis dan manisan terasa buah dari Surga Firdaus.
Begitulah yang saat ini sedang dirasakan oleh Baim. Terkadang dia merasa bingung karena tidak menyangka betapa cepatnya dia bisa dekat dengan Nabila. Puncaknya adalah ketika Nabila dengan nada sukacita mau untuk diajak Baim hadir pada undangan pernikahan rekan kerjanya yang ada di bagian HRGA.
Padahal sepengetahuan Baim, melalui telik sandinya yang bernama Jong Kok. Banyak anak-anak dari Departement lain yang mengajak Nabila untuk menemaninya ke undangan tersebut. Tapi semuanya ditolak mentah-mentah olehnya. Baim sangat bahagia akan hal itu, dalam pikirannya inilah saatnya untuk menyatakan cinta pada Nabila. Terlalu cepatkah?
Mungkin iyaa, namun dari tanda-tanda yang sudah dia dapat. Bagi Baim semakin cepat justru semakin baik. Tepatnya di hari Minggu itu, dipenghujung bulan Februari. Baim sudah bersiap-siap, dia mengenakan batik dengan warna dominan putih berhias burung merak pada coraknya, dan Nabila janjian ketemu di suatu tempat sebelum datang bersama ke gedung tempat resepsi pernikahan tersebut.
Mereka bertemu di sebuah mall di bilangan Pondok Gede, di situ Baim terkejut dengan penampilan Nabila hingga ia menyebut dalam hati. Subhanallah bagaimana mungkin purnama indah bisa muncul di siang hari. Nabila memakai setelan kebaya pink yang agak transparan dengan bagian penutup dada yang rendah. Baim merasa hidupnya indah sekali, dia seperti bisa melihat bidadari, dia sangat yakin bisa melihatnya.
Mereka berangkat ke tempat pernikahan dengan menggunakan mobil taksi, karena takut dandanan Nabila rusak. Di dalam mobil taksi Nabila sangat lincah dan lepas dalam berbicara serta tertawa. Belum pernah Baim meliat dia selepas ini dalam berbicara dan tertawa. Ditambah lagi hampir sepuluh menit sekali mereka photo selfie bareng, bahkan sesekali mereka minta supir taksi itu untuk berhenti sejenak dan memphoto mereka.
Nabila dengan gaya lidah menjulur seperti ular. Sedangkan Baim dengan gaya diam terpaku dan wajah yang polos. Baru diketahui nama dari gaya itu adalah gaya kodok menahan nafsu.
LANJUT MAIN
Mereka sampai di tempat tujuan di gedung yang ada di kawasan Taman Mini, mereka turun di seberang gedungnya. Nabila merasa agak tersiksa karena harus memakai sepatu hak tinggi yang belum biasa dia pakai. Untung saja pada saat menyebrang ada lengan dan bahu Baim yang nyaman, hingga dia pun bisa menyeberang dengan cukup leluasa.
Hari minggu ini cuacanya sungguh sangat mendukung, tidak panas tidak juga hujan. Hanya mendung sendu, dengan suasana keliling yang sangat indah. Pepohonan hijau yang rindang serta bau rumput yang habis tersiram embun pagi, beberapa warna-warna bunga liar bermerkaran di pinggir jalan kawasan ini.
Sungguh suasana yang sangat indah serta romantis jika kita sedang berdua dengan orang yang kita sayangi. Di tempat resepsi, Baim dan Nabila yang kebetulan sudah sangat lapar tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Mereka berdua masing-masing amplopin limapuluh ribu rupiah dan mereka gak mau kelewat satupun stand makanan yang ada.
Berhubung orang HRGA itu dapet suami yang tajir pemilik salah satu restoran besar di Jakarta. Maka berbagai jenis makanan lezat ada di sini selain menu utama yang mewah ada juga sate kambing, sate ayam, ikan salmon, bakso malang, soto ayam, pasta, burger mini, aneka buah, kue-kue kecil dan minuman cola. Hampir semua antrian mereka ikuti bahkan tanpa sengaja mereka juga ikut antrian toilet.
Tapi pas sadar mereka saling tertawa, bahkan Nabila sampai ketawa ngakak di depan Baim. Baim sungguh benar-benar terpesona meilat tawa ngakak Nabila, hingga dunianya seperti teralihkan dan terlupakan. Setelah puas makan dan saling mengobrol dengan temen-temen karyawan lainnya mereka pamit pulang. Namun pas meliat jam tangan, masih sekitar jam duabelas kurang, Nabila merasa masih banyak waktu di hari ini.
Suatu kebetulan yang amat sangat luar biasa bagi Baim. Karena di saat yang bersamaan pula, Baim memang ingin mengajak main Nabila sehabis kondangan dan di sela-sela bermain dan kebersamaan itu. Baim ingin menyatakan perasaannya terhadap Nabila. Selain menyiapkan perasaan dan kata-kata, Baim juga sudah sedia banyak uang untuk hari ini.
“Gimana kalo kita main-main dulu,” ujar Baim.
Nabila menatap Baim dengan raut senyuman yang keheranan. Merasa jika Baim pandai membaca suasana hatinya. Akhirnya dia pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.
“Yaa main-main kemana gitu. Ke mall atau tempat-tempat yang lain," ucap Baim.
“Mau ngapain di sana?” tanya Nabila lebih lanjut.
“Makan," kata Baim singkat. Gugup.
“Tadi kan udah makan kenyang,” ujar Nabila.
“Kalo gitu nonton, atau karokean, atau pijat refleksi atau yang lainnya,” kata Baim kembali.
Nabila tersenyum dan mengiyakan ide Baim tersebut. Mereka naik taksi lagi untuk mencari mall terdekat. Setelah sampai mereka tidak lupa untuk shalat Dzuhur terlebih dahulu. Baim mengganti bajunya dengan baju kaos yang sudah dia pakai sebagai kaos dalam sebelumnya, sedangkan batiknya dia titip di tas Nabila.
Sementara, Nabila juga ganti memakai kaos tapi tetap dengan sepatu hak tinggi yang cukup menyiksanya. Setelah selesai shalat dan masing-masing berganti kostum. Mereka menuju tempat bioskop.
Sejak mendekati Nabila. Baim jadi up to date soal film, padahal sebelum kenal Nabila, Baim hampir gak pernah ke bioskop dan tidak peduli tentang film. Terakhir kali dia nonton di bioskop adalah film petualangan Sherina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Fauzan Ahn Berkelana
busyyett taon berapa itu im?
2024-11-03
0