Anna terduduk di lorong rumah sakit dan terlihat begitu lelah. bajunya kotor akibat darah Lucia karena dialah yang menggendong Lucia keluar dari rumah menuju helikopter sedangkan rekan lain membawa Nick yang hampir mati dicekik oleh arwah si payung merah.
Akibat puluhan tusukan yang Lucia alami, gadis itu hampir mati akibat kehabisan darah tapi beruntungnya Lucia tidak terlambat di bawa ke rumah sakit sehingga dia bisa diselamatkan walau gadis itu membutuhkan banyak darah dan belum juga sadarkan diri.
Ini hari yang sangat melelahkan bagi Anna Baker. Bagaimana tidak, dia kurang tidur lalu dia harus bolak balik dari rumah Keluarga Devan ke tempat kejadian lalu dia harus kembali ke rumah keluarga Devan lagi akibat kejadian yang tidak terduga.
Rasanya ingin pulang dan membaringkan diri ke atas ranjangnya yang empuk tapi dia tidak bisa meninggalkan Maria Devan yang menangis sedari tadi akibat keadaan putrinya yang belum juga sadarkan diri.
Anna sudah meminta Barrow datang untuk membawakan mobilnya karena dia akan pulang setelah suami Maria Devan datang. Lagi pula dokter berkata keadaan Nick baik-baik saja jadi dia bisa kembali nanti.
Akhir-Akhir ini dia jadi merasa aneh setelah kemunculan arwah si payung merah. Kasus yang dia tangani benar-benar tidak mudah. Atasannya tidak mungkin akan percaya dengan apa yang dia katakan bahkan dia yakin Barrow juga tidak akan percaya jika dia tidak melihatnya sendiri.
Anna beranjak seraya menghela napas. Dia harus menemukan cara agar arwah si payung merah tidak merasuki tubuh Lucia lagi karena kejadian mengerikan yang baru saja terjadi tidak boleh terulang kembali. Hari ini pisau bagaimana dengan yang selanjutnya?Jujur dia khawatir arwah itu membujuk Lucia untuk melompat dari atas gedung seperti yang arwah itu lakukan pada korban yang baru saja dia selamatkan.
"Bagaimana keadaanmu, Nyonya?" tanya Anna pada Maria Devan yang tidak berhenti menangis.
"Bagaimana ini, Nona Anna. Arwah itu pasti akan kembali lagi saat kau tidak ada. Aku benar-benar takut Lucia kembali dirasuki dan aku rasa selanjutnya Lucia tidak akan selamat bahkan arwah itu juga hampir membunuh putraku," ucap Maria.
"Maaf jika pertanyaanku ini lancang, apakah anggota keluarga kalian pernah terlibat dengan sebuah kejahatan atau semacamnya? Misalkan membantu seseorang terdekat yang sedang berada di dalam kasus pembunuhan sehingga orang itu terbebas dari jerat hukum. Apakah ada?" tanya Anna. Mungkin dia akan mendapat petunjuk.
"Kenapa Nona bertanya demikian? Keluargaku tidak pernah terlibat dalam hal seperti itu. Kami orang baik-baik, hidup dengan baik pula," jawab Maria.
"Maaf, aku tidak bermaksud menyinggung, aku hanya ingin tahu saja," jika mereka tidak pernah terlibat dalam kejahatan lalu kenapa arwah si payung merah mengincar keluarga mereka?
"Tidak perlu meminta maaf, Nona Anna. Sekarang hidup mati putriku berada di tanganmu. Hanya kau yang bisa membantunya dan hanya kau saja yang bisa menyelamatkan dirinya jadi aku mohon, tinggalah di sisi Lucia agar arwah itu tidak bisa mengganggunya lagi," pinta Maria Devan memohon.
"Maaf, Nyonya. Bukannya aku tidak mau menolong Lucia tapi aku memiliki kehidupanku sendiri. Aku memiliki pekerjaan dan tugas yang harus aku selesaikan jadi aku tidak bisa berada di sisi Lucia selama dua puluh empat jam seperti pengasuhnya.
"Lalu bagaimana, aku harus bagaimana?" Maria menunduk dan menangis terisak.
"Bagaimana jika kau tinggal dengan kami saja, Nona Anna," terdengar suara Nick yang melangkah menghampiri mereka.
"Nick, bagaimana dengan keadaanmu?" Maria beranjak dan melangkah menghampiri putranya.
"Aku baik-baik saja, Mom. Maaf membuat khawatir. Arwah itu sangat kuat dan tidak bisa diajak bernegosiasi."
"Bagaimana ini, adikmu pasti masih berada di dalam bahaya," Maria ketakutan karena dia yakin, arwah itu akan kembali dan meneror keluarganya.
"Oleh sebab itu, Mom. Jalan satu-satunya yang kita miliki hanya bisa meminta Nona Anna untuk tinggal bersama kita."
"Maaf jika aku menyela," ucap Anna seraya beranjak dan menghampiri mereka.
"Sudah aku katakan, aku memiliki kehidupanku sendiri. Aku tidak bisa tinggal dengan kalian karena aku butuh tempat privasi apalagi kita adalah orang asing."
"Nona Anna aku mohon, tinggallah bersama dengan kami," pinta Maria memohon.
"Maaf, Nyonya Devan. Aku akan menjenguk putrimu tapi aku tidak bisa tinggal dengan kalian untuk menjaganya selama dua puluh empat jam!" Anna masih menolak walau dia iba.
"Kau bisa melakukan apa pun di rumah kami, Nona Anna. Jadi pertimbangkanlah tawaran dari kami," pinta Nick. Dia masih berusaha membujuk agar Anna mau tinggal dengan mereka.
"Maaf, tidak," ucap Anna sambil tersenyum.
"Tolong pertimbangkan, Nona Anna," Maria Devan pun tidak berhenti membujuk karena keselamatan putrinya ada di tangan Anna Baker.
"Sekali lagi maaf, aku sudah harus pergi. Hubungi aku jika Lucia sudah sadarkan diri," ucap Anna seraya melangkah melewati Maria Devan dan juga putranya.
"Nona Anna, aku mohon padamu!" tiba-tiba saja Maria Devan jatuh berlutut. Dia akan melakukan apa saja asalkan putrinya selamat. Kejadian yang dia lihat hari ini tidah boleh terulang kembali.
"Mom, apa yang kau lakukan!" Nick berusaha menahan ibunya untuk tidak berlutut seperti itu.
"Aku sedang memohon pada Nona Anna agar dia bersedia tinggal dengan kita!" jawab ibunya.
"Nyonya, tolong berdiri dan jangan lakukan hal seperti itu!" pinta Anna.
"Sebagai seorang ibu, aku akan melakukan apa pun agar putriku tidak celaka. Aku benar-benar takut melihat Lucia melukai dirinya lagi seperti yang aku lihat. Bagaimana jika arwah itu kembali lagi dan membuat hal yang lebih mengerikan dibandingkan hari ini?" Maria Devan menangis, tentu hal itu membuat hati Anna tidak tega melihatnya.
Anna menghela napas dan melangkah mendekati wanita tua yang masih berlutut untuk meminta dia tinggal.
"Tolong berdiri, Nyonya. Aku tahu kau mengkhawatirkan keadaan Lucia dan aku juga sama jadi tolong jangan melakukan hal seperti ini," ucap Anna seraya meminta Maria Devan untuk berdiri.
"Tapi hanya kau harapan yang kami miliki agar Lucia tidak diincar lagi."
"Tolong jangan bergantung padaku, aku hanya manusia biasa. Aku tidak memiliki kemampuan apa pun. Sebaiknya percaya dengan Tuhan dari pada aku!"
Maria menunduk dan tidak menjawab. Dia tahu akan hal itu tapi sudah beberapa kali, hanya Anna Baket saja yang ditakuti oleh arwah tersebut.
Anna menghela napas, dia harus mencari cara agar Lucia tidak diincar lagi tapi bagaimana?
"Akan aku pikirkan tapi sekarang aki harus pulang," ucap Anna. Dia terpaksa mengatakam hal itu agar Marian Devan berhenti memohon.
"Terima kasih, tolong jangan terlalu lama mengambil keputusan," pinta Maria seraya memeluknya.
Anna diam saja, jujur dia tidak mau tinggal bersama keluarga itu tapi dia akan memikirkan solusinya nanti.
"Aku sudah harus pergi," ucap Anna.
"Aku tunggu kabar baik darimu," Maria melepaskan pelukannya.
"Kabari aku jika Lucia sudah sadar," ucap Anna. Dia mulai melangkah pergi, semoga Barrow sudah membawa mobilnya datang.
"Nona Anna!" Nick memanggil dan mengejarnya yang sudah menjauh.
Anna menghentikan langkah, Nick berlari ke arahnya. Anna terkejut saat Nick memeluknya secara tiba-tiba.
"Aku sangat berterima kasih padamu," ucapnya.
"Sudahlah, itu tugasku jadi tidak perlu berterima kasih!"
"Bagaimana jika makan malam denganku. Kau tidak keberatan, bukan?" ajak Nick. Dia harap Anna bersedia tapi dia terkejut begitu juga Anna karena tiba-tiba saja seseorang menarik Anna sehingga Anna melangkah mundur.
"Anna tidak menerima ajakan makan malam dari siapa pun"! Barrow yang melihat rekannya dipeluk seperti itu tampak tidak terima.
"Apa maksud ucapanmu?" Nick melangkah maju begitu juga dengan Barrow. Mereka saling menatap, api permusuhan tepercik dari tatapan mata mereka berdua. Anna diam saja, tidak mengerti. Ada apa dengan kedua pemuda itu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Alexandra Juliana
Barrow cemburu tuuhh...
2023-02-20
1
Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman
lucia ini slalu mujur yaa
lolos lgi lolos lgi dari si hantu payung merah
2023-01-04
0
SM06💜💜💜💜💜💜💜
seperti nya Barrow sedang berusahan melindungi Anna
2022-12-20
1