Anna sedang tidur saat ponselnya berbunyi karena saat itu waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Anna menginap di rumah ibunya, dia akan langsung pergi ke kantor besok pagi. Anna berbincang cukup lama bersama dengan ibu dan bibinya, tentu mereka membahas kemampuan yang dia miliki dan juga apa saja yang neneknya lakukan semasa neneknya masih hidup.
Walau masih banyak yang ingin Anna ketahui namun dia sudah harus beristirahat karena dia sudah mengantuk tapi sayangnya, tidur tenangnya harus terganggu karena suara ponsel yang tidak juga berhenti berbunyi.
Anna mengambil ponselnya, dia ingin mematikannya untuk melanjutkan tidurnya kembali namun dia urungkan karena seperti ada yang berbisik di telinganya dan mengatakan jika dia harus segera menjawab telepon itu. Anna duduk di atas ranjang, matanya tertuju pada nomor ponsel yang sedang menghubunginya waktu lagi.
Rasanya ingin mengabaikannya tapi lagi-lagi dia merasa ada yang berbisik di telinganya dan mengatakan jika dia harus seger menjawab panggilan itu. karena punya firasat tidak baik, Anna segera menjawabnya.
"Hallo, jika bukan pria tampan maka akan aku matikan!" ucap Anna asal.
"Jangan, aku pria tampan jadi jangan matikan!" suara panik seorang pemuda terdengar sehingga dia juga mengatakan hal yang tidak perlu asalkan Anna tidak mematikan telepon darinya.
"Wow, seberapa tampan dirimu? Apa kau ingin mengajak aku berkencan?" goda Anna.
"Nona, bisakah kita membahas kencan nanti? Ada hal yang lebih penting dari pada itu!" Nick memijit pelipis. Anna Baker seorang agen atau wanita penggoda?
"Baiklah, waktunya serius. Ada apa kau menghubungi aku semalam ini dan siapa kau?" tanya Anna.
"Aku Nick Devan, kakak Lucia. Apa kau ingat?"
"Tentu, apa terjadi sesuatu dengan Lucia?"
"Lucia terlihat aneh, seperti ada yang merasukinya. Apakah Nona Anna bisa datang? Aku akan menjemput jika kau tidak memiliki kendaraan," ucap Nick seraya melihat ke arah adiknya yang sedang memberontak dan tertawa cekikikan.
"Jadi arwah itu merasukinya lagi? Apa yang terjadi dengannya saat ini?" tanya Anna karena dia ingin tahu apa yang terjadi dengan Lucia.
"kami sudah mengikatnya tapi sepertinya arwah itu tidak mau pergi darinya," ucap Nick.
"Pergi, jangan ganggu aku!" teriak arwah yang ada di tubuh Lucia. Anna dapat mendengarnya, sepertinya dia harus segera bergegas.
"Jaga dia baik-baik, aku akan segera ke sana. Kirimkan alamatnya untukku dan aku harap kau tidak lengah. Jangan sampai dia menggigit lidahnya sendiri, kau mengerti?"
"Tentu, aku akan menjaganya dengan baik."
"Jika begitu aku akan segera bergegas karena akan membutuhkan waktu lama ketempatmu!" Anna beranjak, mau tidak mau dia harus pergi.
Setelah berbicara dengan Nick, Anna mengganti bajunya dan mengambil barang-barangnya. Da harap tidak terlambat dan bisa menyelamatkan gadis malang yang tidak bersalah.
"Mom, Aunty," Anna berteriak memanggil sambil menggunakan sepatunya.
"Mom, aku harus pergi!" teriak Anna lagi.
Ibunya keluar dari kamar begitu juga dengan bibinya. Mereka sangat heran mendapati Anna sudah rapi dan terlihat begitu terburu-buru.
"Ada apa? Kau mau pergi ke mana?" tanya ibunya.
"Aku harus pergi, ada yang membutuhkan bantuanku," ucap Anna. Sekarang profesinya bukan lagi sebagai agen tapi sebagai pengusir setan. Sungguh profesi mendadak yang tidak terduga.
"Kenapa? Apa ada kasus kriminal?" tanya bibinya.
"Anggap saja begitu, aku sudah harus pergi agar tidak ada korban lagi," sepatu sudah dikenakan, dia akan segera berangkat.
"Tunggu, Anna," pinta ibunya.
Ibunya bergegas pergi ke kamar namun tidak lama karena ada yang dia ambil dan hendak dia berikan pada putrinya.
"Bawa ini," sebuah jimat diberikan pada putrinya, "Nenek yang membuat jimat ini. Dia berkata setelah kau bisa melihat arwah, kau harus selalu membawanya dan jangan pernah meninggalkan jimat ini agar arwah jahat yang dulu mengincar nyawamu tidak bisa menyakiti dirimu," ucapnya.
"Mom, aku hanya percaya dengan Tuhan," Anna terlihat enggan mengambilnya.
"Mommy tahu, Sayang. Tapi bawalah untuk berjaga-jaga."
"Baiklah, mungkin Bloody Mary tidak akan mengganggu aku setelah aku membawa ini," ucap Anna seraya mengambil jimat yang diberikan oleh ibunya.
"Berhati-hatilah," ucap ibunya sambil memeluknya.
"Aku akan datang lagi nanti," ucap Anna.
Ibu dan bibinya mengantar Anna di depan pintu, Anna pergi dari rumahnya pukul dua belas malam. Dia tidak peduli karena saat ini yang dia khawatirkan adalah keadaan Lucia. Rasa kantuknya pun diabaikan, lagi pula dia sudah terbiasa menghadapi kasus kapan pun dan jam berapa pun.
Mobil dibawa dengan kecepatan tinggi menebus jalanan sepi dan gelap. Jika ada arwah Bloody Mary lagi maka dia akan mengajak arwah itu menemaninya sehingga dia punya teman berbincang sampai ke rumah Lucia. Mungkin dia bisa mengadu domba Bloody Mary dan arwah si payung merah sehingga kedua arwah itu bisa saling adu tenaga. Entah kenapa dia jadi penasaran, siapa yang akan menang?
Selagi Anna menuju rumah Lucia, gadis itu berteriak bahkan darah segar dia muntahkan beberapa kali sehingga membuat ranjangnya basah. Takut Lucia mengigit lidahnya sendiri seperti yang Anna katakan, jadi mau tidak mau sebuah kain digunakan untuk mengikat mulutnya.
Sang ibu hanya bisa menangis melihat keadaan putrinya, Nick tampak frustasi. Pemuda itu berjalan mondar mandir, dia juga melihat jam yang melingkar di tangan. Dia harap Anna Baker segera datang, seharusnya dia yang pergi menjemput Anna.
Lucia memberontak, berusaha membuka ikatan di tangannya. Kedua pergelangan tangannya sudah memerah tapi dia masih saja berusaha melepaskan ikatan di tangannya. Kedua matanya melotot, geraman mengerikannya juga terdengar.
Kedua orangtuanya ketakutan melihat ekspresi wajah putrinya yang menakutkan. Lucia belum pernah terlihat seperti itu sebelumnya. Ekspresi wajahnya terkadang terlihat menakutkan namun terkadang terlihat seperti Lucia yang sedang memelas minta dilepaskan.
Ibunya tidak tega, dia ingin melepaskan ikatan di tangan putrinya tapi suaminya mencegah karena jika sampai mereka melepaskan ikatan itu, bisa-bisa arwah yang ada di tubuh Lucia melakukan hal yang tidak mereka inginkan.
Nick sudah tidak tahan lagi melihat keadaan adiknya, dia lebih memilih keluar dari kamar untuk menghubungi Anna kembali. Semoga saja Anna sudah dekat sehingga keadaan adiknya bisa kembali seperti semula walau dia tidak yakin apakah Anna Baker bisa mengusir arwah yang berada di dalam tubuh adiknya atau tidak karena dia hanya seorang agen, bukan pengusir hantu.
"Nona Anna, apa masih jauh?" tanya Nick. Dia terdengar tidak sabar.
"Lima belas menit lagi aku tiba," jawab Anna.
"Bisakah lebih cepat? Keadaan Lucia semakin memburuk," pinta Nick.
"Sabarlah pria tampan, mobilku tidak memiliki sayap!" Anna sudah membawa mobilnya secepat mungkin. Beruntungnya jalanan sepi sehingga tidak ada kendala.
"Aku tunggu, tolong lebih cepat," pinta Nick.
Anna sudah berusaha secepat mungkin, lima belas menit begitu lama bagi Nick. Suara geraman Lucia masih juga terdengar. Kedua orangtuanya semakin frustasi begitu juga dengan Nick. Dia bahkan berdiri di luar rumah untuk menunggu Anna. Walau udara malam begitu dingin, dia tidak peduli.
Nick kembali melangkah mondar mandir, kedua tangan digosok untuk mengurangi rasa dingin yang dia rasakan. Nick melihat ke jalanan, sebuah mobil berwarna silver mendekat ke arah rumahnya. Dia yakin itu pasti Anna Baker. Bisa dia lihat mobil itu berjalan cukup cepat dan begitu tiba di depan rumahnya, mobil itu berputar tiga ratus enam puluh derajat sehinga suara decitan roda ban terdengar. Mobil itu berhenti berputar tepat di sisi jalan dan terparkir sempurna.
Anna segera keluar dari mobil dan berlari menghampirinya, sungguh malam yang menegangkan. Tanpa banyak bicara, Nick membawa Anna menuju kamar adiknya tapi apa yang dia dapatkan, Lucia sedang tertidur seolah-olah tidak terjadi apa pun walau ranjangnya kotor akibat darah.
"Ck, sepertinya aku harus menyamar menjadi badut agar tidak dikenali olehnya!" ucap Anna karena dia terlambat datang. Sepertinya arwah Si payung merah tahu dan tidak mau bertemu dengannya.
Tidak ada yang mengerti dengan apa yang dia katakan, Anna duduk di sisi ranjang dan memegangi tangan Lucia. Dia jadi iba melihat keadaan gadis itu, ikatan di tangannya bahkan dilepaskan. Semoga saja yang selanjutnya dia bisa berbicara dengan arwah si payung merah agar dia bisa tahu apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang arwah itu inginkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Aya Vivemyangel
Pliissss yaa , ini keadaan genting 😂😂😂😂 tar aja bloody marry adu panco ma si payung merah 😂😂😂
2023-05-05
0
Alexandra Juliana
Anna bukan wanita penggoda tp krn kelamaan jomblo ya begitu, jd harap dimaklum 😁😁
2023-02-20
0
💕Bernadet Wulandari💕
dih hantunya cemen masa langsung kabur. tahu klo Anna ada yg jaga jadi langsung kabur.
2023-02-11
0