Tidak ada yang menyadari sosok menakutkan yang berdiri di depan jendela. Pemuda yang sedari tadi diperhatikan oleh arwah si payung merah pun tidak menyadari ada sepasang mata menakutkan yang menatapnya dengan penuh kebencian.
Pemuda itu adalah Nick Devan dan dia adalah kakak Lucia, gadis yang diselamatkan oleh Anna. Nick sedang mencari tahu apa yang sedang dialami oleh adiknya, sebuah tembakan di hahu juga tanda biru yang terdapat di leher membuat mereka sangat ingin tahu apa yang telah terjadi.
Mereka sudah bertanya pada Lucia apa yang terjadi tapi Lucia tidak mau bicara dan selalu berkata jika dia ingin bersama dengan Anna. Lucia ketakutan saat mereka membawanya ke rumah sakit lain, gadis itu melihat sana sini seperti ada yang dia takutkan.
Keputusan membawa Lucia pulang pun terpaksa dilakukan karena Lucia tidak mau ditinggal sendirian. Dia ingin ditemani terlebih dia ingin ditemani oleh Anna. Tentu ketakukannya itu sangat membuat keluarganya heran karena Lucia tidak pernah seperti itu sebelumnya.
Lucia bahkan masih ketakutan saat berada di rumah. Semua gorgen ditutup rapat, sebuah salib dipegang dengan erat. Lucia bahkan tidak mau tidur karena dia benar-benar takut.
"Apa yang sebenarnya kau takutkan, Lucia?" tanya ibunya yang sudah terlihat frustasi.
Dengan salib yang ada di tangan, Lucia mengarahkan salibnya ke kanan dan setelah itu ke kiri. Dia juga terlihat ketakutan padahal di kamar tidak ada siapa pun selain mereka.
"Aku takut, Mom. Aku takut," ucap Lucia.
"Apa yang kau takutkan, katakan pada Mommy? Katakan juga pada Mommy, kenapa kau bisa mendapat tembakan dan bekas apa yang terdapat di lehermu?" tanya ibunya lagi.
"Aku tidak tahu, aku ingin bersama dengan Nona Anna. Tolong Mommy panggil dia datang," pinta Lucia.
"Kenapa kau lebih mempercayai agen itu? Bukankah dia yang telah membuatmu seperti ini?" tanya Nick yang baru saja masuk ke dalam.
"Tidak, aku ingin bersama dengannya. Tolong antarkan aku padanya," pinta Lucia memohon. Dia tahu dia akan aman jika dia bersama dengan Anna.
"Lucia, ini sudah malam. Besok Mommy akan mengantarmu tapi malam ini istirahatlah terlebih dahulu. Kita juga tidak boleh mengganggunya karena ini sudah malam."
"Tapi aku benar-benar takut, Mom," Lucia memeluk salibnya dan menunduk.
"Aku akan berjaga di luar jadi tidak perlu takut," ucap Nick.
"Jika ada apa-apa panggil kami, kami pasti akan segera datang," ucap ibunya pula.
Lucia mengangguk dan kembali melihat sana sini. Semoga saja apa yang dia takutkan tidak terjadi. Ibunya membantu gadis itu berbaring dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya namun salib masih tetap dia pegang.
"Segera tidur, jika ada apa-apa kami akan masuk ke dalam jadi jangan khawatir."
Lagi-Lagi Lucia mengangguk, ibunya keluar dari kamar begitu juga dengan kakaknya. Lucia hendak memejamkan mata namun tidak bisa. Setelah ditinggal sendirian dia justru merasa semakin takut dan merasa ada yang sedang memperhatikan dirinya.
Lampu kamar yang remang membuat rasa takut semakin memenuhi hati. Salib dicengkeram dengan begitu erat, gadis itu merasa ada sosok yang memperhatikan dirinya.
Mata Lucia tidak lepas dari jendela, asap tipis menerobos masuk melalui sela jendela. Asap itu terlihat semakin tebal, suara tawa mengerikan pun terdengar dari luar jendela.
Lucia ketakutan setengah mati, dia ingin berteriak memanggil kakak dan ibunya tapi suaranya seperti hilang. Tangan yang memegang salib tampak gemetar, tubuh Lucia seolah membeku sehingga tidak bisa dia gerakkan.
"Aku akan mengambil nyawamu, hi... hi... hi.. hi..!" suara itu dapat dia dengar dengan jelas dan setelah mendengar suara itu, gorden terbuka dan daun jendela terbuka lebar.
Angin dingin berhembus masuk ke dalam kamar. Angin itu terasa begitu dingin menusuk tulangnya. Tangan Lucia gemetar hebat, suaranya benar-benar hilang. Arwah si payung merah terbang masuk ke dalam, senyum mengerikan terukir dari bibirnya yang robek. Kali ini dia menampakkan dirinya pada Lucia karena gadis itu akan mati.
Lucia ketakutan melihat sosok menyeramkan yang memiliki wajah pucat, darah mengalir dari kedua matanya. Senyum mengerikannya masih terukir dari bibirnya yang robek.
"Aku akan mengambil nyawamu, Lucia Devan!" arwah itu terbang mendekati Lucia, wajahnya semakin mengerikan dan kedua tangannya sudah akan mencekik leher lucia.
"Ja-Jangan sentuh aku!" Lucia mengangkat salib yang dia pegang sedari tadi, arwah itu terbang ke belakang karena takut akan benda itu namun dia sangat marah.
"Beraninya kau?" dalam satu kibasan tangan, salib yang ada di tangan Lucia terpental ke samping dan patah menjadi dua.
"Aku akan mengambil alih tubuhmu sebelum kau mati!" teriaknya dan arwah itu kembali terbang mendekati Lucia.
"Kakak!" Lucia berteriak begitu nyaring sehingga dapat didengar oleh Nick yang sedang berbaring di ruang tamu. Tidak saja Nick, kedua orangtuanya juga mendengar teriakan Lucia sehingga membuat mereka terbangun dari tidur mereka.
Kamar Lucia menjadi tujuan, Nick masuk ke dalam kamar adiknya terlebih dahulu. Pemuda itu terkejut saat melihat adiknya berada di langit kamar. Lucia seperti melawan grafitasi, gadis itu merangkak di atas langit ruangan dan menatap ke arah Nick dengan tatapan tajam.
Tawa mengerikannya pun terdengar, tubuh Nick membeku melihat keadaan adiknya. Untuk seumur hidup dia tidak pernah melihat keanehan seperti itu.
"Apa yang terjadi dengan Lucia?" tanya ibunya sambil masuk ke dalam kamar.
Kedua orangtuanya mencari keberadaan putri mereka di atas ranjang namun mereka terkejut saat melihat putri mereka menempel di atas langit ruangan.
"Lucia, apa yang kau lakukan di atas?" teriak ibunya ketakutan.
"Aku ingin mengambil nyawa kalian," Lucia merangkak ke arah dinding dan menuruninya, "Satu persatu-satu," ucapnya lagi lalu tawa menggerikannya terdengar memenuhi ruangan.
Lampu kamar kedap kedip, sosok manis Lucia tidak terlihat lagi. Dia bahkan terbang melayang di tengah kamar sambil tertawa mengerikan. Ibunya hanya bisa menangis ketakutan, entah apa yang terjadi dengan Lucia mereka tidak mengerti.
"Mati kalian semua!!" teriak Lucia sambil merentangkan kedua tangannnya. Semua barang yang ada di dalam kamar mulai beterbangan ke atas, Nick menarik ibu dan ayahnya untuk mundur. Tidak benar, yang berada di hadapan mereka bukan Lucia walau sosok itu adalah adiknya.
"Mati!" teriakannya menggema lalu kedua tangan dikibas ke arah depan sehingga semua barang itu terbang ke arah Nick dan kedua orangtuanya.
"Lari Mom, Dad!" teriak Nick. Kedua orangtuanya pun berlari keluar sehingga barang-arang itu menghantam pintu.
Setelah keadaan tenang, Nick masuk ke dalam kamar lagi untuk melihat keadaan adiknya. Lucia sedang duduk di sisi ranjang saat itu, memainkan rambutnya sambil tertawa menakutkan.
"Siapa kau, kenapa kau berada di tubuh adikku?" tanyanya karena dia yakin ada sosok lain di dalam tubuh adiknya saat ini.
"Kau tidak akan pernah tahu!" teriak arwah itu marah.
"Jika begitu kenapa kau mengincar adikku?"
"Aku benci dengan kalian manusia munafik!" arwah payung merah mendekati Nick, pria itu yang akan dia bunuh terlebih dahulu.
Arwah itu sudah siap mencekiknya namun tiba-tiba sebuah pukulan keras didapatkan karena sebuah tongkat menghantam tubuh Lucia.
Tubuh Lucia jatuh ke samping, ayah dan ibunya begitu sigap menangkap kedua tangan putri mereka sebelum arwah itu mengendalikan tubuh Lucia lagi.
"Bantu kami, Nick!" teriak ibunya.
Nick tidak mengerti tapi dia membantu ibu dan ayahnya untuk mengikat adiknya di ranjang. Walau tidak tega tapi mereka harus melakukan hal itu agar mereka tidak celaka.
Lucia memberontak dan berteriak, dia memohon dilepaskan karena sosok arwah itu sudah pergi tapi tidak lama karena arwah itu kembali lagi sehingga membuat keluarganya kebingungan tapi demi keamanan ikatannya tidak dilepaskan.
"Pergi, hubungi Anna Baker dan pinta dia datang!" perintah ibunya. Sejak awal Lucia memang ingin bersama dengannya jadi sekarang mereka harus mempercayai agen tersebut. Sungguh malam yang aneh, mereka yang tidak mempercayai hal gaib mau tidak mau harus mempercayainya dan mungkin saja mereka akan mendapat penjelasan dari Anna Baker atas apa yang telah terjadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Aya Vivemyangel
Diiket diranjang jd inget film keanu revers apa itu juduly yg setany dikurung dikaca ,, duh apa juduly lupa q 😀
2023-05-05
0
Cata Leya
kek film horor ny hollywood..mang menyeramkn kq
2023-03-03
0
💕Bernadet Wulandari💕
dendamnya sama si Nick kah? hmm penasaran bgt.
2023-02-11
0