Arwah itu kembali lagi, wajahnya yang putih pucat dengan wajah yang mengerikannya. Dia berada di sisi jalan yang ada di dekat rumah sakit. Payung merah tetap dia gunakan, kedua kakinya tidak menapak aspal. Arwah wanita itu tidak bergeming, arwah itu diam saja melihat ke arah rumah sakit. Tidak ada yang melihat sosok mengerikannya. tidak ada yang menyadari keberadaannnya namun seorang wanita melihatnya dari lantai atas rumah sakit.
Anna sedang berada di dalam sebuah ruangan, dia baru saja menjalani pemeriksaan akibat benturan keras yang dia dapatkan. Anna sedang berdiri di depan jendela rumah sakit, melihat ke bawah dan mendapati arwah si payung merah berada di bawah sana.
Walau dia tidak bisa melihat siapa yang ada di balik payung merah itu tapi dia yakin jika itu adalah arwah si payung merah. Lagi pula orang gila mana memakai payung dalam keadaan tidak sedang hujan? Sudah bisa dia tebak apalagi arwah itu berkata jika dia tidak akan melepaskan korban dan akan mendapatkan nyawanya.
Anna menghela napas, walau dia sudah berhasil menyelamatkan korban tapi sepertinya korban masih diincar oleh arwah misterius itu. Tidak ada cara lain selain melindungi sang korban agar dia tidak mati oleh hantu penuh dendam tersebut.
"Ada apa denganmu, apa yang kau lihat?" Barrow menghampiri Anna dan melihat ke bawah sana karena dia ingin tahu apa yang Anna lihat.
"Wanita itu, lagi-lagi dia datang. Dia benar-benar masih mengincar nyawa gadis itu!" ucap Anna. Tatapan matanya masih tidak lepas dari payung merah yang tidak juga bergerak sedari tadi.
"Ck, lagi-lagi sosok itu. Apa sebenarnya yang terjadi denganmu semalam? Aku mencari keberadaanmu selama berjam-jam tapi aku tidak bisa menemukan keberadaanmu?"
"Berjam-jam?" Anna mengernyitkan dahi, dia dan arwah itu hanya adu mekanik beberapa menit saja. Bagaimana mungkin Barrow berkata jika dia mencari keberadaannya selama berjam-jam?
"Ya, aku sampai lelah mencarimu sebab itu aku meminta bantuan polisi dan juga anjing pelacak untuk mencari keberadaanmu!"
"Aneh, aku merasa hanya beberapa menit saja," ucap Anna.
"Tidak mungkin, aku benar-benar mencarimu secara berjam-jam!" ucap Barrow tidak percaya.
"Oke, baiklah. Semalam memang malam yang sangat aneh."
"Benar, coba katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi padamu? Wanita yang kau maksud bukan manusia, bukan?"
"Yeah, dia memang bukan manusia," Anna melihat sana sini mencari sosok arwah si payung merah yang tiba-tiba menghilang.
"Jadi kau adu mekanik dengan arwah saat kau menghilang?" tanya Barrow dengan nada tidak percaya.
"Aku juga tidak menyangka, Barrow. Aku kira wanita itu penjahat kriminal yang menghasut korbannya untuk bunuh diri tapi nyatanya, dia arwah yang mengerikan."
"Wow.. wait! Jadi maksudmu kau benar-benar menghadapi arwah? Bagaimana bisa?" sungguh hal itu tidak bisa diterima oleh akal sehat.
"Aku juga tidak tahu, Barrow. Aku sungguh tidak tahu kenapa aku bisa terbebas dari kemarahannya. Aku sungguh beruntung dan aku rasa aku tidak akan seberuntung ini lagi apalagi dia masih menginginkan korban!"
"Apa maksudmu, Anna?"
"Korban dalam bahaya!" Anna menepuk bahu Barrow dan segera berlari keluar dari ruangan itu.
"Hei, jangan katakan jika hantu itu datang lagi!" Barrow berlari mengikuti Anna. Dia bahkan hendak menarik pistol tapi apa hantu bisa dilukai dengan timah panas?
Anna berlari naik ke atas melalui tangga di mana gadis yang dia selamatkan sedang dirawat. Jangan sampai arwah si payung merah bisa mendapatkan gadis itu. Apa pun akan dia lakukan agar tidak ada lagi korban yang jatuh hanya karena obsesi arwah yang penuh dendam.
"Tunggu Anna!" Barrow masih mengejar karena Anna masih juga berlari.
Dua lantai lagi sudah akan tiba, semoga saja dia tidak terlambat. Napas Anna sudah terasa berat, kakinya juga sudah terasa sakit namun dia tidak peduli asal tidak ada korban apalagi di saat ada dirinya. Anna terus berlari sampai dia tiba di ruangan di mana gadis itu dirawat. Tanpa basa basi Anna mendobrak masuk ke dalam ruangan dan benar saja dugaannya, arwah si payung merah sedang mencekik korban yang sedang berbaring dan sudah terllihat hampir kehabisan napas.
"Lepaskan dia!" teriak Anna.
"Kau lagi? Aku juga akan membunuhmu serta!" teriak arwah tersebut.
"Coba saja jika kau bisa!" Anna berlari ke arah sang korban dan menarik tangannya.
Arwah itu terkejut, entah kekuatan dari mana karena tiba-tiba saja arwah itu terpental ke belakang saat Anna menyentuh tangan gadis itu. Sungguh aneh, namun arwah itu justru semakin marah.
"Aku benar-benar akan membunuhmu, Anna Baker!" arwah itu melayang ke atas, kedua tangannya teretang ke kanan dan ke kiri lalu suara teriakannya yang melengking dan mengerikan terdengar.
Anna menutupi telinga sambil memeluk gadis yang sedang kesakitan. Barang-Barang yang ada di ruangan itu beterbangan lalu berputar bembentuk sebuah tornado barang.
"Anna, apa yang terjadi?" teriak Barrow seraya membuka pintu. Barrow terkejut melihat barang-barang yang berputar bagaikan pusaran angin di tengah ruangan, sedangkan Anna memeluk sang korban.
Arwah si payung merah melihat ke arah pintu lalu tangan kanannya mengibas sehingga beberapa barang yang sedang berputar langsung terbang ke arah pintu.
"Keluar Barrow!" teriak Anna karena Barrow bisa celaka jika dia berada di dalam sana.
Barrow sungguh tidak mengerti namun barang-barang yang terbang ke arahnnya sudah akan mengenai dirinya. Barrow segera menutup pintu sehingga barang-barang itu menghantam pintu dengan keras dan jatuh ke atas lantai.
Keributan akibat barang-barang yang dilemparkan oleh sang arwah terdengar. Suara langkah kaki orang-orang yang berlari di luar dan terdengar. Tiga orang berlari menghampiri ruangan itu, mereka sepasang suami istri dan seorang pemuda tampan yang hendak melihat anggota keluarga mereka dan gadis itulah anggota keluarga mereka.
"Lucia, apa yang terjadi dengan Lucia?" teriak sang wanita.
"Tolong jangan masuk!" teriak Barrow.
"Apa yang telah terjadi dengan adikku?!" pemuda itu berteriak marah. Tanpa basa basi pintu diterjang hingga terbuka dan pada saat itu juga, semua barang-barang yang tadinya melayang berjatuhan ke atas lantai. Semua terkejut, begitu juga Anna.
Anna melihat ke arah di payung merah yang sosoknya mulai menipis. Wajah mengerikannya tidak terlihat lagi, tatapannya tidak lepas dari arah pintu. Anna melihat ke mana arah arwah itu melihat namun sayang, wajah mengerikannya tiba-tiba kembali lalu arwah itu berteriak dengan nyaringnya sehingga telinga Anna kembali merasa sakit.
Tidak ada yang mendengar, semua masih kebingungan melihat barang-barang yang berantakkan. Keluarga gadis yang mereka panggil Lucia terkejut melihat keadaan gadis malang yang sedang berada di dalam dekapan Anna.
"Apa yang kau lakukan pada adikku?!" pemuda itu melangkah mendekati Anna dengan kemarahan memenuhi hati.
Anna tidak menjawab, tatapan matanya tidak lepas dari pemuda tampan yang sedang melangkah mendekatinya lalu tatapan berpaling ke arah arwah si payung merah yang sudah menghilang. Sungguh aneh. kemunculan mereka bagaikan memiliki sebuah teka teki yang harus dia pecahkan.
Apakah arwah si payung merah memiliki hubungan dengan mereka? Sungguh jiwa agennya bergejolak untuk mencari tahu dan mungkin saja, dia bisa mendapatkan akar dari sumber masalah yang sedang terjadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
ſᑎ🎐ᵇᵃˢᵉ
singgah lagi yah kak... ceritanya seru🤗🤗
2024-01-25
0
Lien
huuhh,,, tariikk napaasss
2023-05-07
0
Cata Leya
btw tuh payungny pinjam punya si Hua Cheng thor 😃
2023-03-03
0