Barrow sudah mencari keberadaan Anna selama berjam-jam namun dia tidak menemukan keberadaan Anna sama sekali. Batuan polisi pun dikerahkan untuk mencari keberadaan sang rekan yang tidak kunjung terlihat. Hutan itu ditelusuri bahkan dua helikopter terbang di atas hutan untuk mencari keberadaan Anna namun sia-sia.
Barrow tidak percaya jika sang rekan bisa hilang tanpa jejak padahal dia melihat Anna masuk ke dalam hutan. Dia juga sempat mengikuti Anna sebelum mereka berdua benar-benar terpisah.
"Anna!" Barrow berteriak, berusaha memanggil sang rekan. Mungkin saja Anna akan mendengar tapi semua usaha yang dia lakukan selalu sia-sia. Sungguh aneh, dia semakin yakin jika wanita yang diikuti oleh Anna bukanlah manusia.
Tentunya Anna belum menyadari akan hal itu walau wanita yang berdiri di hadapannya saat ini terlihat begitu menakutkan dan mengerikan. Senjata api masih berada di tangan, senter juga menyinari sang korban yang sudah dirasuki oleh arwah si payung merah. Walau tempat itu disinari sedikit sinar bulan, namun dia tetap membutuhkan penerang.
Anna juga belum menyadari akan hal itu karena dia bukan orang yang mempercayai hal mistis, sebab itu dia tidak terlihat takut sama sekali. Anna justru melihat sekeliling untuk mencari keberadaan wanita bergaun merah karena dia pikir mungkin saja wanita itu berada di dekat mereka.
"Apa yang kau lakukan di sini, Nona? Ayo ikut aku keluar dari hutan ini," ajak Anna.
"Diam!" wanita itu berteriak dengan suara melengking.
Anna menutupi kedua telinganya, suara wanita itu benar-benar bisa memecahkan gendang telinganya. Sebenarnya kekuatan apa yang wanita itu miliki?
"Aku datang untuk membantumu, ayolah. Sendirian di dalam hutan ini tidaklah baik," Anna masih berusaha membujuk.
"Aku bilang, diam!" wanita itu kembali berteriak sambil mengulurkan satu tangannya ke depan.
Anna terkejut, bagaikan ada sesuatu kekuatan atau seperti angin super kencang yang mendorong tubuhnya. Tubuhnya terdorong dengan kuat ke belakang sehingga tubuhnya terpental lalu menghantam batang pohon yang ada di belakangnya. Teriakan Anna terdengar, pistol dan juga senternya jatuh dari tangan.
Setelah tubuhnya menghantam pohon, tubuh Anna terhempas ke atas tanah dengan keras. Anna bahkan memuntahkan darah akibat kerasnya hantaman yang dia dapatkan. Dadanya terasa sesak, punggungnya sakit luar biasa.
Anna meringkuk menahan rasa sakit, dia juga terbatuk beberapa kali lalu memuntahkan darah segar lagi. sekarang dia yakin jika yang dia hadapi saat ini memang bukan manusia seperti yang Barrow katakan.
"Ja-Jangan menguji kesabaranku, Nona!" Anna menyeka darah di sisi mulut lalu merangkak sambil menahan rasa sakit untuk mengambil senter juga pistol.
"Hi... Hi... Hi... Ha.... Ha... Ha...!" suara tawa mengerikan wanita itu terdengar menggema karena dia sangat senang melihat keadaan Anna.
Anna beranjak dengan susah payah, pistol kembali di arahkan ke arah wanita yang masih tertawa menyeramkan. Dia tidak akan ragu untuk melumpuhkan wanita itu jika memang diperlukan.
"Siapa kau sebenarnya? Aku tahu kau bukan wanita itu!" ucap Anna.
Tawa wanita itu terhenti, matanya yang hitam kelam melihat ke arah Anna dengan penuh amarah dan kebencian. Tangannya kembali mengarah ke depan dan lagi-lagi tubuh Anna seperti ada yang mendorong sehingga tubuhnya kembali menghantam batang pohon tapi kini posisinya berdiri.
"Aku tidak suka ada yang mencampuri urusanku," suara wanita itu terdengar pecah seperti ada dua orang yang berbicara. Tangannya naik ke atas, tubuh Anna juga ikut naik sehingga kakinya tidak lagi menyentuh tanah.
Anna meronta dan kesulitan bernapas karena lehernya seperti dicekik oleh seseorang. Dia tidak menduga akan mengalami hal seperti itu tapi dia akan tetap berusaha untuk menyelamatkan korban.
"Jika kau tidak mau mati maka jangan mengganggu aku lagi!" teriak wanita itu lantang.
"A-Aku tidak akan membiarkan kau mengambil korban lagi," ucap Anna dengan susah lalu lalu satu tangan yang memegang pistol pun diangkat.
Doorr.... sebuah tembakan dilepaskan, peluru melesat dengan kecepatan tinggi dan mengenai bahu wanita itu. Tapi bukannya rasa sakit yang dia rasakan, wanita itu justru mengeluarkan tawa mengerikannya. Dia tidak akan merasa sakit jika arwah si payung merah masih berada di dalam tubuhnya.
"Aku akan mematahkan lehermu!" teriaknya marah.
Anna semakin kesulitan bernapas akibat cekikan di lehernya yang semakin kuat. Pistol yang ada di tangan kembali terjatuh. Kedua tangan Anna memegangi lehernya, kedua kakinya menendang sana sini. Wanita yang sudah kerasukan itu menikmati ekspresi sakit yang Anna tunjukkan. Dia bahkan tertawa terkikik dan akan menikmati kematian Anna dengan perlahan.
Bola mata sudah naik ke atas, Anna yakin ini akhir dari hidupnya. Ternyata lebih sulit menghadapi arwah dari pada menghadapi penjahat kelas kakap yang pernah dia tangkap dulu. Sial, dia harus mati dalam keadaan belum menikah.
"Mati kau!" teriak wanita itu seraya mengencangkan cengkeraman tangannya.
"Arrgghhh!" Anna sudah berada di ambang kematian tapi siapa yang menduga, sebuah cahaya terang keluar dari tubuhnya sehingga membuat wanita yang kerasukan itu terpental ke belakang akibat cahaya itu. Memang sulit diterima oleh akal sehat tapi itulah yang terjadi sehingga Anna selamat dari kematian.
Tubuh Anna jatuh ke bawah, Anna terbatuk sambil memegangi lehernya yang masih terasa sakit. Apa yang sebenarnya terjadi? Dia sungguh tidak mengerti karena cahaya aneh tiba-tiba muncul dari tubuhnya dan membuat tubuh wanita itu terpental. Sungguh dia tidak menduga akan mengalami hal aneh seperti ini.
"Si-Siapa kau?" teriak arwah si payung merah yang sudah keluar dari tubuh korbannya akibat cahaya yang muncul dari tubuh Anna.
"Ke-kebetulan," Anna terbatuk sehingga ucapannya terhenti, "Aku Anna Baker yang akan menghentikan dirimu membunuh orang yang tidak bersalah dan aku tidak takut sekalipun kau bukan manusia!" ucapnya lagi.
Arwah si payung merah begitu marah. Tubuhnya melayang ke atas, dan terbang melayang mendekati Anna namun dia tidak bisa terlalu dekat karena dia merasa berbahaya jika terlalu dekat. Di tubuh Anna seperti ada sebuah energi yang tentunya tidak dia sukai. Ini kali pertama ada yang bisa menghentikan dirinya mengambil korban. Anna Baker, tidak akan dia lepaskan.
"Aku akan membuat perhitungan denganmu, Anna Baker. Wanita ini akan tetap menjadi korbanku jadi aku tidak akan berhenti mengincarnya. Jika kau masih berani menghalangi aku, maka aku akan mengambil orang-orang yang ada di sekitarmu!" ancamnya.
"Apa yang sebenarnya kau inginkan? Kenapa kau selalu mengincar wanita muda?" tanya Anna sambil terengah karena dadanya masih terasa sakit.
"Semua ini tidak ada hubungannya denganmu?!" arwah itu berteriak marah dan melayang mundur.
Anna menutupi kedua telinganya yang terasa sakit, sial. Jika arwah itu terus berteriak dia rasa besok dia harus pergi ke dokter THT untuk memeriksakan kondisi telinganya.
"Kau begitu pemarah. Bagaimana jika aku membantumu jadi katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi padamu?!"
Arwah itu menoleh dengan wajah mengerikannya dan tatapan penuh kebencian. Payung merah sudah berada di tangannya saat itu, entah dari mana yang pasti payung itu tiba-tiba saja muncul.
"Kalian manusia sama saja, pembual" hanya itu yang dia ucapkan sebelum arwah itu melayang pergi.
"Tunggu, aku benar-benar akan membantu!" teriak Anna namun arwah itu sudah tidak terlihat lagi.
Anna mengumpat, sepertinya dia butuh seorang cenayang untuk menghadapi arwah tersebut namun apa yang dia alami malam ini adalah sebuah keberuntungan dan dia rasa keberuntungan itu tidak akan terulang lagi.
"Anna!" tiba-tiba saja teriakan Barrow terdengar.
Anna bagaikan orang linglung, suara helikopter, suara gonggongan anjing pelacak tiba-tiba saja terdengar. Apa yang dia alami benar-benar sulit diungkapkan dengan kata-kata. Anna merangkak perlahan, menuju sang korban yang pingsan. Dia terkejut melihat korban yang ternyata masih gadis dan kemungkinan baru berusia tujuh belas tahun. Karena dirasuki, wajahnya tidak terlihat jika dia masih belia. Sungguh celaka, dia hampir saja membunuh korban.
"Anna, di mana kau?" teriak Barrow lagi.
Anna melepaskan sebuah tembakan karena dia tidak bisa berteriak akibat tidak memiliki tenaga lagi. Leher terasa sakit luar biasa, begitu juga seluruh tubuhnya yang menghantam pohon dan dua kali terhempas di atas tanah yang keras.
Barrow terkejut mendengar suara tembakan itu. Dia dan para petugas yang lain berlari ke arah datangnya suara. Barrow terkejut mendapati Anna sedang berusaha menghentikan pendarahan di bahu gadis yang dia selamatkan. Walau harus melewati malam aneh tapi dia berhasil.
"Anna, kenapa kau ada di sini?" tanya Barrow.
"Barrow, wawancara dibuka besok. Bawa gadis ini ke rumah sakit dan aku," Anna mengambil napas sejenak, "Butuh tukang pijat," Anna membaringkan dirinya dia atas tanah, "Tolong carikan yang kuat dan tampan!" ucapnya lagi.
"Tukang pijat yang kau inginkan ada di sini!" ucap Barrow seraya membantunya untuk berdiri dan memapah tubuhnya.
"Tolong yang lebih berkualitas!"
"Sialan kau!" gerutu Barrow.
Anna terkekeh, ringisan terdengar. Anna melangkah dengan susah payah sambil memegangi pinggangnya yang terasa sakit. Wanita yang hampir menjadi korban pun dibawa keluar dari hutan mengerikan itu untuk mendapatkan perawatan.
Malam yang aneh bagi Anna, pertanyaan demi pertanyaan muncul di hati. Apa motif arwah itu dan kenapa tiba-tiba ada cahaya keluar dari tubuhnya sehingga dia bisa selamat. Sungguh dia sangat ingin tahu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Aya Vivemyangel
Somplak jg disini ya 😂😂😂
2023-05-05
0
Santi Rahma
hhuuuuuuuuhhh tarik napas ketawa.tkut.ngeri komplittttt🥰🥰🥰🥰🥰🥰
2023-03-09
0
Cata Leya
mamposss kauu..syukurin...goblog sih
2023-03-03
0