Love Of A Nurse

Love Of A Nurse

Bab 1

Kringgggggg alarm berbunyi. Aneska masih menutup matanya dia mencari keberadaan jam weker. Dirabanya nakas di samping kasur dan dia tidak menemukan benda berisik itu. Dia melempar bantalnya kearah nakas tapi jam weker itu tetap berdering.

“Berisik.” Aneska menutup telinganya dan mencari benda itu. Ketika menemukan benda itu, dia langsung mematikan jam wekernya.

“Kenapa aku menyalakan jam weker sepagi ini, bukannya aku masuk sore.” Gumam Aneska.

Dia melihat kalender yang ada di kamarnya ada sebuah tanggal yang di lingkarinya.

”Oh Tuhan, aku hari ini harus menggantikan mbak Tami.” Aneska langsung berlari ke kamar mandi, melakukan rutinitas membersihkan diri di kamar mandi.

Setelah selesai dia langsung bersiap dengan mengenakan seragam berwarna merah muda dengan celana panjangnya. Hanya mengambil sepotong roti untuk di jadikan sarapannya, dia menikmati makanannya sambil berjalan ke rumah sakit.

Setiap perawat yang bekerja di rumah sakit mendapatkan fasilitas berupa mes. Dan mes itu terletak tidak jauh dari rumah sakit agar memudahkan para perawat untuk datang bekerja.

Aneska bekerja di sebuah rumah sakit ternama di ibu kota. Dia sudah sudah bekerja di rumah sakit itu kurang lebih tiga tahun. Dia di tempatkan di bagian pasien dewasa, dan hari ini dia harus menggantikan jadwal teman kerjanya yaitu mbak Tami. Mbak Tami perawat senior di bagiannya. Dan hari ini beliau di pindah tugaskan ke tempat lain.

Aneska dan Tami sudah berteman cukup akrab sehingga mereka sering di katakan sebagai kakak adik. Tidak ada satu rahasiapun yang ada di antara keduanya. Cuma ada yang ganjal di hatinya, dimana mbak Tami tidak memberitahukan kepadanya dimana tempat dia di pindahkan. Dan kemaren hari terakhir Aneska bertemu dengan wanita itu.

Aneska melakukan absensi dengan finger print. Dan langsung menuju ruangan khusus pasien dewasa.

“Hampir saja kamu terlambat.” Ucap Tiara yang sama-sama berprofesi sebagai perawat.

“Ibu ratu belum datang.” Tanya Aneska.

“Ibu ratu?”

“Ibu Susan sudah datang tapi belum sempat mengecek, beliau di panggil ke kantor. Kamu hati-hati kalau memberi julukan kepadanya, kalau sampai ibu Susan mendengar kamu memberikan julukan itu kepadanya bisa-bisa hukuman akan mendekatimu.”

“Kan memang beliau seperti ibu ratu, banyak merintah daripada bekerja.”

“Sstt diam, beliau sudah datang.” Ucap Tiara mengingatkan Aneska.

Wanita yang tidak muda lagi itu jalan dengan wajah angkuhnya, dia menatap semua para karyawannya. Dia melakukan brefing pagi sebelum memulai aktivitas di rumah sakit. Setelah selesai dengan briefingnya semua perawat mengecek pasien di dalam ruang rawat inap. Berbagai penyakit ada di situ. Cuma untuk penyakit yang menular di beri ruangan terpisah.

Aneska, Tiara dan Aldo satu tim, mereka mengecek ke ruang rawat inap. Dari tekanan darah, suhu tubuh dan botol infus di cek mereka. Tidak lupa mereka memberikan obat yang harus di minum pasien.

Mereka melakukan itu penuh dengan suka cita. Ada rasa senang ketika pasien pulang dalam keadaan sehat. Tapi ada rasa bersedih jika pasien pulang dalam keadaan meninggal. Dan tak heran banyak yang mengalami seperti itu, dan sudah terbiasa di telinga mereka ketika mendengar keluarga pasien teriak-teriak karena kehilangan orang yang di cintai.

Waktunya makan siang.

Aneska, Tiara dan Aldo berganti dengan tim yang lainnya. Mereka mendapatkan jatah istirahat terakhir karena harus ada yang menjaga di bagian mereka.

“Ada dengar kabar mbak Tami.” Tanya Aneska.

Kedua temannya Aldo dan Tiara menggelengkan kepalanya.

“Bukannya mbak Tami selalu memberitahukan sesuatu kepadamu sebelum kami.” Ucap Tiara.

“Kenapa Nes.” Tanya Aldo.

“Enggak ada, mbak Tami juga tidak ada memberi kabar. Aku sudah menghubunginya tapi nomornya di luar jangkauan.” Ucap Aneska.

“Mungkin lagi sibuk, coba kamu kirim pesan kepadanya. Pasti kalau tidak sibuk di balasnya.” Ucap Tiara.

“Sudah, ini buktinya.” Aneska menunjukkan pesan yang di kirimkannya kepada mbak Tami. Kedua temannya melihat isi pesan yang di kirimnya.

“Perasaanku tidak enak.” Ucap Aneska.

“Tidak enak bagaimana?” Ucap Aldo.

“ Mbak Tami tidak pernah melakukan hal ini, biasanya dia selalu mengirim pesan kepadaku, mengabari tentang keadaanya. Sama halnya ketika dia pulang kampung, dia pastii mengabari kepadaku.”

“Tunggu saja, mungkin atau lusa dia menghubungimu.” Ucap Tiara.

Aneska menganggukkan kepalanya. Dia juga memikirkan hal yang sama kalau teman yang di anggapnya sebagai kakak akan mengabarinya.

“Apa kalian tau mbak Tami bekerja dimana?” Aneska melihat kedua temannya. Dan kedua temannya menggelengkan kepalanya.

Waktu makan siang untuk mereka sudah tiba. Mereka pergi ke kantin dan menikmati makanan yang sudah tersedia di sana. Bergabung dengan sesama perawat seperti makan bersama keluarga. Banyak perawat dari bagian yang berbeda berkumpul di sana, ada perawat untuk ruangan anak dan bagian-bagian lainnya.

“Nes, sampai kapan kamu masuk pagi.” Tanya Tiara.

“Belum tau, tapi jadwal yang baru belum ada kan?” Ucap Aneska.

Ada seorang pria yang datang dan duduk di dekat mereka, pria itu membawa nampan yang isinya makanan.

“Hai semuanya, aku duduk di sini ya.” Ucap Dimas.

“Bawa pulang juga boleh.” Celetuk Tiara.

Semuanya tertawa bersama. Dimas perawat di bagian ruang operasi. Sudah bukan rahasia lagi kalau pria itu naksir dengan Aneska. Caranya memberi perhatian kepada wanita itu dan caranya menatap sangat berbeda. Ketika menatap wajah Aneska, pria itu menatap dengan penuh kasih.

“Aku dengar Tami sudah pindah.” Tanya Dimas. Dimas seangkatan dengan Tami. Mereka termasuk senior di rumah sakit itu. Dimas melirik ketiganya secara bergantian sambil menyuapkan makanan kedalam mulutnya.

“Kak Dimas pernah dengar tentang pemindahan tugas mbak Tami tidak?” Ucap Aneska.

“Tidak, cuma dia pernah bilang ke aku kalau gaji yang di tawarkan di sana empat bulan gaji kita.” Ucap Dimas.

“Apa!” Ucap Aneska dan Tiara bersamaan. Ekspresi mereka mencari perhatian semua perawat yang ada di situ.

“Sstt. Ini bukan kantin kita. Jangan teriak seperti itu.” Ucap Aldo mengingatkan temannya.

“Kenapa ekspresi kalian seperti itu.” Ucap Dimas.

“Kami membayangkan gajinya kak.” Ucap Aneska.

“Iya kak, tapi kira-kira di bagian apa mbak Tami di tempatkan. Rata-rata gaji perawat di rumah sakit sama.” Ucap Tiara sambil memikirkan sesuatu.

“Enggak tau, tapi sepertinya dia bukan merawat manusia tapi merawat hewan buas.” Ucap Dimas. Semuanya tertawa membayangkan kalau yang di alami mbak Tami benar adanya.

Aneska dan Tiara kembali ke mesinya dengan berjalan kaki. Mereka tinggal di dalam mes yang sama. Tapi beda blok.

“Nes, aku kalau dapat tawaran mau loh di pindah tugaskan seperti mbak Tami.” Ucap Tiara.

“Yakin kamu mau? Kalau kamu di suruh merawat harimau gila mau?” Ucap Aneska lagi.

“Idih ogah lah, mana mungkin perawat merawat hewan.”

“Tapi aku masih penasaran dengan mbak Tami. Kabarnya tidak ada, dan apa betul dia di pindahkan tugas untuk merawat hewan.” Ucap Aneska penasaran.

“Nah kamu saja masih memikirkan hal yang sama denganku.” Protes Tiara.

“Iya, iya. Tapi coba kamu bayangkan siapa yang mau memberi gaji kepada kita sebesar dua puluh juta perbulan. Pasti hanya orang kaya yang bisa melakukan itu.” Ucap Aneska.

“Aku kalau di tawari pemindahan tugas, langsung angkat tangan.” Ucap Tiara.

“Aku pun, dengan gaji sebesar itu, aku bisa membayar hutang-hutang bapak.” Ucap Aneska.

Kemudian keduanya berpisah, mes Tiara berada di sebelah kanan dan mes Aneska berada di ujung.

Sesampainya di dalam kamar. Aneska melihat ada pesan masuk melalui ponselnya, dan itu dari mbak Tami. Dia kegirangan ketika mendapat balasan dari temannya. Tapi wajahnya langsung berbeda ketika membaca pesan dari Tami.

“Kenapa mbak Tami seperti ini. Aku hanya menanyakan kabarnya tapi dia menjawab dengan kalimat yang menyakiti perasaanku. Gumam Aneska.

***

Pagi hari sang surya bersinar sangat indah memantulkan cahayanya yang berwarna jingga. Aneska bangun lebih awal dari jam weker, biasanya dia yang di bangunkan oleh benda tersebut tapi sekarang dia yang mematikan benda tersebut.

“Aku bisa bangun sendiri tanpamu.” Ucap Aneska sambil menekan tombol di bagian belakang jam weker. Dia langsung menuju kamar mandi dan setelah itu langsung membuat minuman sereal untuk mengganjal perutnya yang kosong. Dia bersemangat untuk berangkat ke rumah sakit, karena pasien kesayangannya akan keluar ini hari.

Bersambung.

“Like, komen dan vote yang banyak ya, terimakasih ya.

Untuk yang baru bergabung silahkan baca karya author yang lainnya yaitu " Menikah Karena Ancaman "

Ig. anita_rachman83

🌷🌷🌷

Plagiarisme melanggar Undang-undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014

Terpopuler

Comments

💕febhy ajah💕

💕febhy ajah💕

kepoin ini dlu
zira zico dah lama bnget di baca

2023-05-29

1

Ꮶ͢ᮉ᳟⒋ⷨ͢⚤Å𝐧𝐀⃝🥀

Ꮶ͢ᮉ᳟⒋ⷨ͢⚤Å𝐧𝐀⃝🥀

mampir lgi bund,,tapi dg akun yg berbeda,,nama ttp sama kok bund

2023-01-03

0

Srie Rejekie

Srie Rejekie

d

2022-09-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 171
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180
Episodes

Updated 180 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 171
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!