DURI DI DALAM PERNIKAHAN
...Sebelas tahun yang lalu......
"Serahkan hapemu sekarang!!!"
Liana yang sedang berjalan menyusuri gang kecil yang sepi langsung mendongakkan kepalanya.
Matanya sedari tadi fokus pada handphone barunya. Ia membelinya second dari Farida, sahabatnya yang bekerja di konter hape.
Kaget bercampur takut.
Liana segera merapatkan hape yang baru sebulan jadi miliknya itu.
"Sini!!!"
"Ja_jangan!"
Salah satu dari ketiga orang begal itu menarik tangannya.
"Jangan!" teriak Liana.
Sekuat tenaga Ia tetap berusaha mempertahankan harta mahal satu-satunya itu.
Sempat terjadi tarik-menarik tangannya yang memegang erat ponsel. Liana berteriak minta tolong.
Salah satu dari mereka menangkap tubuh mungil Liana.
"Tolooong!!!"
"Lepaskan gadis itu!!!" seru seorang pemuda yang berdiri sekitar sepuluh meter darinya.
Liana bersyukur sekali. Ada seseorang yang kebetulan lewat gang itu langsung bereaksi dan berusaha menolong Liana.
"Wow! Ada pahlawan kesiangan rupanya!"
"Hahaha... Seru nih! Ada mangsa baru lagi!" seru para begal yang merasa sok kuat dan punya mental premanisme kroco itu.
Tetapi pemuda bertopi sneakers warna hitam itu tak gentar mendapati ucapan para begal.
Dia maju terus melawan ketiga pria yang sok kuat dan merasa paling hebat.
Bug.
Nyaris pukulan lawan mengenai wajah sang pemuda baik hati.
Desigh.
Seorang lagi, seolah sedang menghajar angin. Pemuda itu seperti dapat membaca gerakan tangannya dan langsung mundur dengan tubuh menggeser ke samping.
"Eit, ga kena, ga kena!" ledeknya dengan seringai tawanya yang makin membuat ketiga begal itu kesal.
Prak.
Lagi-lagi pemuda itu menangkisnya dengan sangat mudah.
Berkali-kali mengelak dan menangkis pukulan keras dari sang lawan, akhirnya pemuda itu pun mengeluarkan kemampuannya.
"Hiyaaa..."
Pak puk pak
Pletak!
Ia berhasil memukul tubuh lawan satu persatu yang tadi menghajarnya membabi-buta.
Gubrak!!!
Seorang diantaranya langsung ambruk. Jatuh ke atas aspal gang.
"Sial! Berani juga orang ini!"
Prak plak plak
"Aduh!!!"
bug bag bug
"Aaa..."
Ketiga begal itu pun kocar-kacir.
Liana pucat pasi menahan nafasnya yang masih tersengal. Hampir saja ia kehilangan hape karena tarik-menarik dengan jambret gila yang nekad. Beruntung dirinya ditolong oleh pemuda baik hati. Hingga handphonenya terselamatkan.
"Terima kasih, Bang!"
Pemuda itu tersenyum. Tangannya sibuk menepuk-nepuk pakaian yang jadi kotor akibat baku hantam dengan jambret kelas teri itu.
"Tidak ada yang sempat ke ambil khan?" tanyanya dengan mata menatap tajam wajah Liana.
Liana menggelengkan kepala dengan cepat.
"Syukurlah!"
Dengan ekor matanya yang indah, Liana melirik pemuda baik hati itu malu-malu.
"Terima kasih, Bang..."
"Irsyad. Namaku Irsyad Fadel Islami. Hehehe... Bolehkah aku tahu namamu?"
"Aku, Liana Wulandari. Abang panggil saja Liana atau Lian. Terima kasih banyak, sudah menolongku dari orang-orang jahat barusan."
"Sama-sama, Liana! Oh iya, aku permisi. Masih ada kerjaan yang harus kuselesaikan. Aku bekerja di percetakan seberang jalan raya depan gang ini. Percetakan Gagah Perkasa. Kalau kamu mau cetak kartu nama, undangan pernikahan atau buku nota, bisa datangi tempatku kerja. Sampai jumpa lagi, Liana!"
Liana hanya bisa termangu. Menatap Irsyad yang terlihat begitu bersinar memukau mata dan hatinya yang masih polos dan lugu.
Itu adalah pertemuan pertama kalinya dengan Irsyad Fadel Islami.
Walau saat itu Liana sudah berumur 21 tahun, tetapi dia adalah gadis yang sangat sederhana dan belum mengenal cinta.
Kedua orangtuanya memilih bercerai. Membuat Liana muda begitu takut dengan yang namanya cinta.
Liana takut jatuh cinta. Takut kecewa dan terluka oleh cinta. Seperti kedua orangtuanya. Mama Fani dan Papa Dendy memutuskan tali pernikahan mereka setelah lima belas tahun membina mahligai rumah tangga.
Semula Liana selalu merasa orangtuanya adalah pasangan yang bahagia. Selalu mesra dan menempel bersama kemanapun mereka pergi. Ternyata, itu hanyalah akting saja. Liana benar-benar merasa kena tipu daya Papa Mamanya.
Keduanya bahkan tak mau membawa Liana dan Genta ke kehidupan mereka selanjutnya walau telah sama-sama menikah lagi.
Liana sedih juga kecewa. Dia dan adiknya terpaksa harus tinggal di rumah Uwak (kakak kandung Mamanya) sampai tamat SMA.
Setelah itu, ia baru berani mengambil keputusan untuk kost karena bekerja di pabrik garmen di daerah pinggiran kota bersama dua teman sekolahnya.
Semenjak bekerja, Liana bertanggung jawab membiayai sekolah Genta yang sudah kelas 11 SMK. Liana berharap adiknya bisa tamat SMK dan bekerja seperti dia untuk biaya hidup dirinya sendiri.
Terus terang, Liana merasa sudah begitu membebani Wak Darmawan, kakak kandung Mamanya. Belum lagi ia merasa sangat canggung dan tak enak hati pada istri Uwaknya yang seringkali cemberut tak merespon ucapannya. Seperti menyimpan kekesalan yang begitu dalam pada Liana serta Genta adiknya karena menumpang hidup pada mereka.
Liana bersyukur waktu cepat berlalu. Masa segera berganti. Walaupun kehidupannya masih jauh dari kata layak apalagi disebut enak, setidaknya ia bisa mandiri tak meminta belas kasih Uwaknya lagi.
Memang Mama dan Papanya masih rutin mengirimi uang untuk Liana juga Genta. Tetapi semua itu masih tetap membebani hidup keluarga kecil Uwak Darmawan dengan tiga anak yang masih lebih kecil dibanding Liana.
Pertemuan pertama kali Liana dengan Irsyad, ternyata membawa dampak positif di kehidupan Liana selanjutnya.
Bertemu, terpukau, terpesona bahkan pada pertemuan yang kedua juga. Yakni ketika Liana berniat ingin membuat kartu nama di Percetakan Gagah Perkasa tempat Irsyad bekerja.
Sebenarnya mencetak kartu nama hanyalah alasan demi untuk bertemu Irsyad lagi.
Liana penasaran dengan pesona Irsyad yang baik hati. Bahkan wajah serta pembawaan Irsyad yang kalem dan agak misterius sampai terbawa ke alam mimpi.
Liana ingin bertemu Irsyad lagi.
Caranya, yaitu dengan alasan ingin mencetak kartu nama dirinya.
Dengan diantar Putri teman se-pabriknya, hubungan Liana-Irsyad kembali terhubung. Bahkan mereka mulai bertukar nomor kontak pribadi demi menyambung tali silaturahim lebih erat lagi.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅
Ha ha ha.. begal kroco, memang jurus langkah seribu itu paling ampuh buat nyelametin diri
2023-01-14
1
Mega
Wowlah promosi toh jebul e
2023-01-14
1
Mega
Wah, suara apa nih?
2023-01-14
1