Episode 3__Ban bocor
"Daffa.... " panggil Pak Rudy.
Semua ikutan panik dibuatnya, padahal baru saja mendapat medali dan Piala, tapi tiba-tiba tidak sadarkan diri.
"Anak-anak, apakah tadi Daffa mendapat serangan didadanya?"
"Sepertinya iya Pak" jawab yang lain.
"Ayo kita bawa Daffa ke ruangan kesehatan" seru Pak Rudy.
Emir dan kedua temannya mengangkat tubuh Daffa, tinggi Daffa yang di atas rata-rata dan postur tubuh yang bagus memang membuat teman-temannya agak kesusahan.
Hampir saja tubuh Daffa oleng, untung semua teman-temannya pada sigap menghadapi.
"Awas oleng lagi! Daffa bukan guling yang bisa kalian gelindingkan"
Hi... Hi... Hi....
Semua teman-teman Daffa terkikik, padahal itu sungguhan tapi dianggap gurauan oleh teman-temannya. Sungguh teman nggak ada akhlak!
Saat sudah di ruang kesehatan, dengan segera dioleskan minyak kayu putih.
Uhuk uhuk... huek.. huek...
Daffa terbangun tapi langsung muntah-muntah entah rasa sakit dimana yang dirasakan, apakah lambung ataukah Ulu hati yang dirasakan sakit akibat serangan saat pertandingan tadi.
"Kenapa Kak? Apa yang kakak rasakan?" tanya Emir sambil memegang perut dan dada Daffa.
"Cuman sedikit aja yang terasa sakit, tapi bau banget nih, jadi reflek aku mual dan muntah-muntah" jawab Daffa seraya menutup hidungnya.
"Hayo siapa yang kentut?" Eko ikutan menutupi hidungnya.
"Kamu ya Paijo yang kentut?" Emir nyenggol bahunya Agung.
"Enggak-nggak!" sangkal Agung.
"Wah-wah pasti kamu Kampret!" tuduh Zidan pada Sigit.
Sigit tak menampik tuduhan itu, tapi juga tidak mengiyakannya. Seorang Sigit si manusia tersantai di muka bumi ini.
"Git kamu itu makanannya apaan sih? Kentut mu itu kayak baunya si gondo" sela Daffa yang masih menahan perutnya yang kembali mual.
"Emang gondo apa?" tanya Andra kepo.
"Sial bener kita, Git makananmu itu kodok ya? Tau gini aku nggak ikutan lomba kemarin, biar nggak bau kentut kamu"
Bukan kodok, tapi kudanil!" timpal yang lain.
Ha.... ha.... ha...
Suara tawa lepas memenuhi ruang kesehatan, untung masih kosong ruangannya, kalau penuh orang yang sakit mungkin sekelompok nya Daffa akan dilempar jauh-jauh.
"Sudah-sudah anak-anak, nggak baik ngeledek temannya kayak gitu, kasihan dia jika kalian terus-terusan ngejatuhin mentalnya" nasehat Pak Rudy tapi hanya mendapat cengiran dari mereka yang mendengarkannya.
"Berhubung Daffa sudah sehat, ayo kita pulang. Lumayan pertandingan kali ini kita mendapat dua medali dan Piala" lanjut Pak Rudy lagi.
Semua anak mengikuti perintah Pak Rudy, hingga sudah tak ada yang tertinggal di belakang.
&&&
Pak sopir sudah melajukan mobilnya dengan hanya kecepatan sedang agar semua bisa selamat sampai tujuan.
Sudah separuh perjalanan yang mereka lalui, dan separuh perjalanan lagi mereka sudah sampai rumah. Tapi tetap saja jarak tempuh masih ada sekitar satu jam lagi.
“Kenapa mobilnya oleng pak sopir?” tanya Pak Rudy yang agak cemas takut kalua akan terjadi sesuatu pada mobil yang ditumpanginya.
“Pak sopir, ini kenapa pak?” tanya murid yang lain.
“Sebentar saya tepikan dulu mobilnya” jawab pak sopir yang disambut anggukan oleh Pak Rudy.
Setelah pemumpang semuanya turun, pak sopir mengecek ban mobil satu persatu, oh ternyata itu kan penyakitnya.
“Maaf pak guru dan anak-anak semuanya, bannya bocor, tunggu dulu di sekitar sini ya, bapak akan ganti ban mobil dulu”
“Siap pak sopir!” jawab mereka kompak.
“Siapa yang siap membantu saya mendongkrak ban? Nanti saya kasih bonus khusus” tawar pak sopir yang membuat murid-murid Pak Rudy berebut untuk memperoleh kesempatan mendapatkan bonus yang sudah dijanjikan.
Eko dengan sukarela mau membantu Pak Rudy untuk mendongkrak ban mobil yang bocor, didekatinya pak sopir sambal menyodorkan barang apa yang diiperlukannya.
“Nanti kamu akan dapat hadiah nak” ujar pak sopir yang memutar kunci.
“Tuh Ko dapat hadiah dari pak sopir. Ambil aja ko, keburu diembat orang. Emangnya apaan sih pak hadiahnya?” celetuk Zidan.
Anak sulung bapak yang berumur dua puluh delapan tahun. Masih lajang, mapan dan tentunya cantik”
“Ko kurang enak mana, ditawarin gadis yang udah mapan, cantik. Iyain aja Ko daripada nggak laku” sambung Andra.
“Enak aja ngatain nggak laku. Baru juga dua puluh tahun aku. Belum punya pacar bukannya nggak laku!” tegas Eko yang mengerucutkan bibirnya.
“Kamu tolak Ko tawaran pak sopir? Rugi lo kalau kamu tolak” ledek Daffa.
“Iya nih nak Eko katanya pengen dapat hadiah karena udah membantu bapak. Ya itu hadiahnya anaknya bapak. Jangan nolak duluan, ntar nyesel belum sempat ketemu” ujar pak sopir meyakinkan.
Ha………ha……..ha………..
Tawa mereka bersamaan, emang lucu juga antara si bapak sopir dengan Eko, masa anaknya yang dijadikan bahan tawar menawar yang diumpamakan dengan hadiah.
Saat sedang bercanda dan saling meledek, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan suara seorang wanita yang meminta tolong dari ujung jalan yang agak sepi karena hari sudah beranjak sore.
“Toloooooong………..tolooooong…………ada jambret”
Teriakan suara wanita paruh baya yang berusaha mengejar tapi terhalang oleh gerakannya sendiri hingga terjatuh.
Salah satu teman Daffa menghampiri wanita iitu sambal memapahnya untuk berjalan ke tempat berkumpulnya teman-teman mereka yang sedang menunggu pak sopir mengganti ban yang bocor.
“Tenang bu, murid saya akan mengejar jambret yang sudah menjambret dompet ibu” kata Pak Rudy agar si wanita tua tidak terlalu bersedih hati. “Emang barang apa aja yang dijambret di dalam dompet ibu?” lanjut Pak Rudy lagi.
Si ibu/ wanita tua itu tersenyum kecil, “Oh itu, bukan uang ataupun perhiasan tapi barang berharga menurut saya…..”
“Coba barang berharga apa bu?” tanya pak Rudy yang penasaran.
“He……….he……….he………… Cuma gambir sama daun sirih nak”
“Ooo Cuma itu ya? Kirain uang dalam jumlah banyak?” Pak Rudy menepuk jidatnya berkali-kali mendengar jawaban yang sangat lucu dari wanita tua yang ada di hadapannya.
“Eh jangan salah, sekarang langka lo kalau mau cari gambir. Saya saja itu sudah menyetoknya sekitar dua tahun yang lalu buat persediaan”
“Iyaya nek. Tenang saja nanti pasti murid-murid saya menemukan pelaku penjambretan itu” ujar pak Rudy yang menggeleng-gelengkan kepalanya keheranan, ternyata masih ada manusia langka seperti ini. Emang perlu dilestarikan di dunia ini agar tidak punah keberadaannya.
Emir dan kawan-kawannya sudah mengejar pelaku jambret tadi, dan sudah dapat dilumpuhkan langsung hanya dengan satu tendangan dari belakang yang Emir lakukan.
“Ampun-ampun. Tolong lepasin saya, saya hanya ingin memberikan uang untuk istri saya” penjambret itu menangkupkan kedua tangannya di depan dadanya sambal menyerahkan dompet yang agak tebal entah berapa jumlahnya yang belum sempat si penjambret itu buka. Mungkin dikira uangnya banyak kali ya yang dalam dompet itu?
“Ayo kitab awa ke hadapan si nenek-nenek tadi ini jambretnya udah tertangkap” usul teman Emir.
“Baiklah, ayo kita amankan dulu si tukang jambret ini” timpal Emir.
Sambil dipegangi dari sisi kiri dan sisi kanan penjambret tadi tidak akan bisa kabur begitu saja, aman dah.
&&&
“Dhiva…anak mama. Sini nak, mama kangen banget sama kamu. Sudah lama kita nggak ketemu ya nak” wanita cantik itu memeluk erat tubuh Dhiva, begitu erat mungkin karena kangen yang tertahan sudah lama.
“Mama, benarkah anda mama saya?”
“Ya anak cantik, kamu sudah tumbuh jadi gadis remaja yang sangat cantik nak. Maafin mama ya nak yang nggak membersamai kamu dalam pertumbuhan kamu selama ini”
“Ih mama ngomong apaan sih? Dhiva ketemu mama aja udah seneng banget. Kita akan tinggal bareng kan ma dengan papa? Sama kak Daffa juga kan ma?”
Mama Dhiva menganggukkan kepalanya tanda setuju. Begitupun Dhiva tersenyum Bahagia, akhirnya apa yang diimpikan untuk mempunyai orang tua lengkap akan terkabulkan.
“Makasih mama, Dhiva sayang banget sama mama” Dhiva yang tak tahan untuk tidak memeluk mamanya akhirnya dilakukan lagi, pelukan hangat seorang anak yang sangat rindu belaian kasih saying seorang ibu kepada anaknya.
Mama Dhiva mengurai pelukan putri bungsunya, ditatapnya mata sipit gadis remaja itu, tatapan yang sulit diartikan oleh Dhiva. Apakah artinya itu? Sebuah rasa senang ataukah rasa sedih?
“Anak mama yang lucu dan menggemaskan ini, kamu tunggu dulu disini ya sama kakak kamu. Mama akan panggil papa diluar untuk menjemput kita dan kita akan tinggal bareng. Mau kan?”
“Ya ma”
Mama Dhiva yang akan keluar tiba-tiba disekap oleh dua orang yang tubuhnya tinggi besar dan menggunakan penutup kepala dan membuat mama Dhiva tak berdaya dibuatnya.
“Mama…………… tolongin mama…………” Dhiva menangis sejadi-jadinya, ia merasa terpukul karena tak bisa menolong mamanya yang disekap orang yang dikenal.
“Tolong………selamatkan mama saya……..” teriaknya sekali lagi.
Tubuh Dhiva digoyang-goyangkan beberapa kali tapi sulit juga dibangunkan, bu Marni mendudukkan tubuh Dhiva dan dipeluknya erat agar bangun, benar saja pelukan itu akhirnya dapat membangunkan Dhiva. Mungkin sudah sekian lama ingin dimanjakan oleh seorang ibu, walaupun sudah ibu yang selalu menjaganya saat ini tapi dengan keterbatasan yang dimiliki hanya bisa memberikan sesuatu yang memang serba kurang di hadapan Dhiva dan Daffa.
“Alhamdulillah nak kamu sudah bangun. Ibu sangat takut kehilanganmu nak” diusapnya rambut dhiva dengan penuh kasih saying tulus seorang ibu pada anaknya.
“I-iya ibu. Terima kasih ya bu sudah membangunkan Dhiva dari mimpi buruk”
“Kamu tidak usah berterima kasih sama ibu sayang, itu sudah tugas ibu yang akan melindungimu dan kakak kamu dengan segenap tenaga ibu nak”
“Ibu, kenapa aku tadi mimpi bertemu dengan seorang wanita yang mengaku menjadi mama aku? Dia wanita yang cantik dan lembut. Siapa dia bu?”
Deg
Bu Marni menahan sesak di dada, ‘Kenapa nyonya Ida hadir dalam mimpi putrinya? Apakah sudah saatnya aku menceritakan rahasia besar dalam hidupnya? Kalua tidak aku ceritakan selamanya Dhiva dan Daffa tidak akan mengetahui siapa orang tua kandungnya?’ batin Bu Marni tidak karu-karuan.
“Bu, ibu” Dhiva menyenggol lengan Bu Marni hingga membuatnya terkejut.
“I-iya sayang”
“Ibu jangan murung begitu begitu mendengar cerita tentang mimpi Dhiva. Maafin Dhiva ya bu membuat ibu sedih dan kawatir”
“Enggak pa-pa sayang. Kalau kakak kamu sudah pulang, ibu akan menceritakan sesuatu yang sangat penting menyangkut hidup kalian berdua” ujar Bu Marni yang menahan sakit di dadanya.
“Apa itu bu?”
“Sekarang jangan dipikirin dulu, ayo wudhu dan sholat malam, agar waktu tidur nanti anak cantik tidak bermimpi buruk lagi”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments