Pagi itu Lasmi bangun pagi-pagi ia pergi jalan ke pasar memakai sepeda motor yang baru di beli Bagas untuk nya. Hari itu pertama kali nya ia memakai nya. Hati Lasmi sangat bahagia akhirnya bisa merasakan naik motor itu yang sudah lama di inginkan nya.
Tiba-tiba...
Kik, Kik, Kik... telakson berbunyi dari belakang.
Lasmi menepi, ia melihat di kaca spion ada yang sedang mengikuti nya. Ia memberi jalan pada pengemudi itu, tapi pengemudi itu masih saja membunyikan telakson.
"Siapa sih udah di kasi jalan, masih membunyikan telakson bikin risih aja," gerutu Lasmi.
Pengemudi itu masih mengikuti Lasmi malah ia mendahului menghalangi jalan Lasmi.
"Kurang kerjaan banget sih, pengemudi brengsek! tidak tau aturan tiba-tiba nyerempet. Kalau ku jatuh mau tanggung jawab kamu," teriak Lasmi. Ia kesal hampir saja ia jatuh karna di tikung secara tiba-tiba.
Lasmi berhenti pengemudi itu juga berhenti di depan Lasmi.
"Kamu siapa? ada apa menghalangi jalan ku," cetus Lasmi. Pengemudi itu membuka helm dan masker nya.
"Ilham? ternyata kamu? Ada apa sih? menghalangi jalan ku?" tanya Lasmi mencetus.
"Mentang-mentang punya motor baru, di panggil gak mau berhenti," gerutu Ilham.
"Emang ada apaan?" pungkas Lasmi.
"Aku mau bicara sebentar dengan mu," sahut Ilham penuh harap.
"Maaf, aku tidak bisa aku buru-buru," ucap Lasmi. Ia melanjutkan perjalanan nya berlalu di hadapan Ilham.
"Kelihatan sekali sikap Lasmi berubah terhadap ku ia selalu menghindari ku. Padahal dulu tidak seperti ini," lirih nya. Ilham mengambil napas dalam dan menghembuskan nya dengan kasar. Ia pun melanjutkan perjalanan nya. "Ada apa dengan Lasmi?" ucap Ilham penuh tanya.
Di tempat lain.
Seperti biasa Bagas setiap hari nya di layani oleh banyak pelayan di rumah nya. Ada ibu dan juga ipar nya tinggal bersama Bagas dalam satu rumah. Pagi itu mereka sedang makan bersama.
Bagas sudah tidak punya Ayah dan ibu. Ibu yang sekarang adalah ibu tirinya istri Ayah nya yang kedua Ibu Linda nama nya. Linda seorang ibu tiri yang bermuka dua ia sedang mengincar harta warisan keluarga Bagas ia pintar berpura-pura baik ketika di depan Bagas. Adik ipar Bagas bernama Asyla biasa di panggil Syla oleh mama mertua nya. Suami nya sudah 2 tahun meninggal akibat kecelakaan mobil. Ia mempunyai 2 orang anak laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki nya sudah kuliah dan yang perempuan masih SMP. Anak laki-laki Syla bernama Sheno dan yang perempuan bernama Shela.
Syla selalu mengharapkan semuanya pada Bagas dari uang saku dan belanja semuanya. Semua yang ada di rumah itu yang membiayai hidup mereka adalah Bagas. Setiap ada keperluan anak-anak Asyla, Bagas lah yang memenuhi nya. Bagas sangat sayang pada kedua anak Syla karena ia adalah penerus dari almarhum abang nya tersayang bernama Bagus.
Bagas selalu menuruti kata-kata Syla ia sangat menghormati kakak ipar nya itu, sehingga semua kemauan nya selalu di turuti nya.
Hari itu Syla memperkenal kan Bagas dengan sahabat nya, yang bernama Santi
Santi sangat tertarik pada Bagas dan Bagas seperti nya juga menyukai Santi.
Kedua nya saling melirik pandang-memandang. Bagaimana tidak, Santi seorang wanita yang berkelas yang memiliki paras yang cantik dengan penampilan super modis berbeda dengan Lasmi yang sangat sederhana apa adanya.
Bagas jatuh cinta pada Santi pada pandangan pertama nya. Ibu dan Syla ikut bahagia melihat mereka, berati rencana mereka sebentar lagi akan berhasil untuk menyatukan kedua orang tersebut. Jika Bagas sudah menikah dengan Santi tentu nya akan mudah mereka untuk memperalat Santi. Ibu dan Syla tersenyum penuh kemenangan.
"Santi dimakan nasi nya, jangan cuma Bagas saja yang kau pandangi dari tadi," ucap Syla mengalihkan pandangan Santi yang dari tadi memperhatikan Bagas.
"A- Iya Syil makasih." Santi malu ketahuan pandangan nya hanya tertuju pada Bagas.
Bagas yang dari tadi cuek-cuek bebek itu rupanya juga melirik Santi dengan mata liar nya.
"Semoga kalian bisa secepatnya saling mengenal kalian itu cocok tau satu, yang satu ganteng yang satunya lagi cantik. Aku berharap kalian tidak meyia-nyiakan momen ini," ucap Syla dengan tersenyum.
Santi menunduk malu sedangkan Bagas hanya tersenyum mendengar ucapan Syla.
Ibu angkat bicara. "Alangkah bagus nya kalau hubungan kalian bisa lanjut ke pelaminan, ibu akan menyetujui nya."
Mereka pun tertawa bersama.
"Bagaimana menurut mu Bagas?" tanya Syla
"Hhhaa aku gak bisa Kak." ucap nya.
Semua nya menjadi terdiam.
"Gak bisa menolak maksudnya," lanjut Bagas.
"Hahahaha, Bagas paling bisa buat kita tertawa," ucap Syla sambil tertawa. Mereka tertawa semua mendengar candaan Bagas.
Santi menjadi salah tingkah muka nya memerah karena malu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Satu Gif untuk mu Kak
2023-07-02
0
𝓓𝓮𝓪
salting gak tuh😂😂
2023-02-16
0
@Kristin
Sebangsa biawak dia,🤭
2022-11-19
0