"Bagaimana bisa begitu, Mah? Gadis itu selalu menggangguku. Makanya aku tidak suka sama dia," sanggah Juki.
"Malu sama umur Juki, udah tua masih saja pecicilan," cibir Bu Lintang.
"Benar kata mama kamu. Jangan seperti itu, Juki. Sekarang dia istrimu, kamu juga tidak bisa cerai dengan dia begitu saja. Lebih baik kamu berdamai saja. Lagipula, kenapa kalian harus bermusuhan? Padahal waktu kecil, kalian akur-akur saja," timpal Pak Yoga.
"Entahlah, Pah. Untuk saat ini, aku masih kesal dengan dia. Masa saat bangun tidur, aku ditendang sama dia. Untung saja gak kena dedek. Berabe kalau kena," adu Juki.
Pak Yoga dan Bu Lintang hanya menggelengkan kepalanya dengan apa yang terjadi pada anak mereka. Karena setiap kali Juki pulang ke rumah, selalu ada saja yang menjadi bahan pertengkaran antara dia dengan Shelo. Entah itu Juki yang memulai ataupun Shelo yang memulai duluan.
Sampai akhirnya terdengar suara gadis yang sedang mereka bicarakan mengucapkan salam, seraya masuk ke dalam rumah. Karena memang Juki dan Shelo sudah tidak canggung lagi keluar masuk rumah keduanya.
"Assalamu'alaikum, Mama Papa ...," ucap Shelo.
"Wa'alaikumsalam, Cantik. Ayo duduk! Kita sarapan bersama," ajak Bu Lintang.
"Makasih, Mah. Tapi Shelo sudah sarapan di rumah. Shelo ke sini mau mengantarkan kue untuk Mama dan Papa," ucap Shelo.
"Wah ... Kamu tidak perlu repot-repot. Tapi makasih loh kuenya," ucap Bu Lintang dengan tersenyum cerah.
"Kalau begitu Shelo pulang dulu ya Mah," pamit Shelo.
"Eit's mana bisa begitu. Belajar melayani suami makan ya, Nak. Biar saat nanti kalian tinggal berdua sudah terbiasa," ucap Bu Lintang menahan Shelo.
"Memang harus ya, Mah?" tanya Shelo melas.
"Sudah gak usah, lagian aku terburu-buru mau ke kantor. Kamu siapkan baju-baju kamu. Kita akan pindah ke apartemen. Kalau pulang ke sini kejauhan di jalannya," ketus Juki.
"Aku gak ikut! Lagian aku juag di sini kerja," tolak Shelo mentah-mentah.
"Kamu mau jadi istri durhaka yang tidak menurut pada suami? Lakukan saja kalau kamu mau seperti itu," sentak Juki kesal karena ajakannya langsung ditolak Shelo.
"Sudah Juki! Kamu juga salah, kalau mengajak itu dengan nada baik-baik, bukan seperti itu. Biar nanti Shelo Mama dan Papa yang antar ke apartemen kamu. Sekalian kita jalan-jalan ya, Pah!" Bu Lintang langsung melerai perdebatan anak dan menantunya
"Iya benar. Kamu berangkat saja kalau mau ke kantor sekarang. Shelo juga harus berpamitan dengan pihak sekolah dulu. Tidak mungkin dia asal keluar tanpa berpamitan dulu," timpal Pak Yoga.
Jupret nyebelin! Ngapain juga ajak-ajak aku segala tinggal di apartemen dia. Males banget harus tinggal satu rumah dengan dia. Bertetangga saja nyebelin. Apalagi kalau satu rumah, pasti sangat menyebalkan, gerutu Shelo dalam hati.
"Aku berangkat dulu Mah, Pah!" pamit Juki dengan mencium tangan Mama dan Papanya bergantian.
"Iya, hati-hati. Besok Papa dan Mama ke sana dengan Shelo kalau kamu tidak mau menjemput ke sini," ucap Pak Yoga.
"Kalau dia tidak ikut sekarang, aku tidak bisa jemput.Tapi kalau mau ikut sekarang, aku tunggu untuk dia bersiap," ucap Juki datar.
"Aku tidak bisa ikut!" tegas Shelo.
Juki menyahut ucapan istrinya. Dia hanya mendekati Shelo yang duduk di dekat mamanya. Juki mengulurkan tangannya agar Shelo mencium punggung tangannya. Namun sepertinya gadis itu tidak mengerti dengan maksud suaminya.
"Apaan sih?" tanya Shelo dengan mengerutkan keningnya.
"Salam Shelo," geram Juki dengan langsung menempelkan punggung tangannya ke dahi istrinya.
"Udah sana pergi, sekarang Mama dan Papa milikku," usir Shelo dengan mencebikkan bibirnya.
Dasar anak manja! Sedari kecil selalu mencuri perhatian oraang tuaku, umpat Juki dalam hati.
Pemuda tampan itu langsung pergi ke kantornya. Sementara Shelo masih berada di rumah Juki bersama dengan mertuanya. Setelah dia sedikit diberi wejangan, akhirnya Shelo mengalah, dia mau mengikuti keinginan Juki untuk tinggal di apartemen.
"Mama dan ibu itu berharap banget kamu dan Juki itu akur. Lagipula, sekarang kalian sudah menikah. Sudah beda tanggung jawabnya denagn kemarin saat kalian sebelum menikah. Mama harap, salah satu dari kalian ada yang mau mengalah."
Memang benar aku dan Juki sama-sama egoisnya. Tapi masa iya, aku harus mengalah sama buang lapuk itu. Apalagi dia sudah sangat keterlaluan sekali sama aku. Tapi sudahlah, aku tinggal mencari pekerjaan baru lagi di sekitar apartemen dia, batin Shelo.
Meskipun berat, akhirnya Shelo memilih untuk mengundurkan diri dari sekolah tempat dia mengajar. Keesokan harinya, dia diantar oleh kedua orang tua dan mertuanya ke apartemen Juki. Karena memang laki-laki itu tidak bisa menjemput karena pekerjaannya sedang banyak.
Sesampainya di apartemen Juki, Shelo merasa kaget karena ternyata Juki memiliki apartemen yang lumayan bagus. Dengan dua kamar yang lumayan luas, ruang tamu yang nyaman, dapur dan meja makan yang menyatu.
"Shelo ini kamarnya Juki. Barang-barang kamu simpan saja di kamarnya," suruh Bu Lintang. Beliau memang sering mengunjungi apartemen Juki saat anaknya tidak bisa pulang saat hari libur.
"Jangan, Mah. Nanti dia marah. Aku di kamar satunya aja," tolak Shelo.
Bu Lintang hanya saling berpandangan dengan Bu Tiara. Mereka pun memaklumi jika kedua anaknya tidak mungkin bisa akur dalam waktu dekat. Tapi kalau mereka tidurnya terpisah, pasti akan lama proses penyesuaian keduanya.
"Ya sudah gak apa," ucap Bu Lintang memilih mengalah karena khawatir Shelo akan merasa tidak nyaman tinggal bersama dengan putranya.
"Nak, ingat kata Ibu! Sekarang kamu sudah menjadi seorang istri, harus belajar untuk melayani suami. Egonya dikurangi, Ibu yakin kalau kamu mulai menurunkan ego dan iseng kamu, Juki juga pasti akan melakukan hal sama," pesan Bu Tiara.
"Iya, Bu."
"Kalau gitu, Mama dan Ibu mau jalan-jalan ke mall dulu mumpung kita sedang ada di kota. Apa Shelo mau ikut?" tanya Bu Lintang.
"Enggak Mah. Shelo mau beresin baju saja," tolak Shelo.
"Baik-baik di rumah ya, Ibu pergi dulu." Bu Tiara mencium dan memeluk putri semata wayangnya. Bergantian dengan Bu Lintang.
"Ayah juga pulang ya! Jangan melawan sama suami, itu tidak baik Nak!" pesan Pak Ditya.
"Iya Ayah!" sahut Shelo.
"Kalau Juki macam-macam bilang saja sama Papa. Biar nanti Papa yang jewer dia," ucap Pak Yoga.
"Iya Pah!" sahut Shelo seraya mengantar para orang tua itu sampai ke depan pintu.
Setelah kepergian orang tua dan mertuanya, Shelo tidak jadi membereskan baju-bajunya. Dia memilih untuk menulis naskah yang harus dia setor untuk hari ini. Sampai akhirnya terdengar pintu apartemen ada yang membuka dari luar, dia buru-buru keluar dari aplikasi agar Juki tidak tahu apa yang sedang dia kerjakan.
"Kapan kamu datang? Mama dan Papa mana?" tanya Juki dengan wajah kusut.
"Tadi siang, Mama, Papa, Ayah, Ibu sudah pulang semua. Sudahlah, aku mau mandi dulu." Shelo langsung pergi ke kamar yang tadi dia pilih untuk kamar tidurnya. Sementara Juki hanya menatap kepergian gadis itu.
Kenapa jadi pusing begini? Aku lupa dengan janjiku pada Renata. Kalau sudah seperti ini, apa yang harus aku lakukan?
...~Bersambung~...
...Jangan lupa dukungannya ya kawan! Klik like, comment, rate, gift dan favorite....
...Terima kasih....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Ami batam
rupanya mama mertua shelo sangat baek, bisa lah ya shelo nnti masakin mama mertua menggunakan corong merah seperti yg di DEBM itu, biar shelo jadi menantu idaman mama mertua 😄
2022-11-13
1
Windy Lyana
lah siapa tuch Renata.awas ya Juki udah nikah masih main" ma cewek lain.
2022-11-09
1
Dwisya12Aurizra
tom dan jery di satukan, auto rame.🤣🤣🤣
2022-11-09
1