Tanpa berkata apapun, seorang lelaki yang masih terlihat bugar meskipun sudah tidak muda lagi menghampiri Jupiter. Dia sangat geram dengan kelakuan anaknya yang masih saja suka kekanak-kanakan jika berurusan dengan Shelo.
Plak!
Yoga Kiandra, papanya Juki langsung menggeplak kepala putranya. Dia tidak menyangka Juki akan berbuat hal yang kelewat batas saat mengerjai Shelo. Sampai-sampai gadis harus menjadi janda di hari pernikahannya.
"Keterlaluan sekali kamu. Papa yakin kalau itu hanya bohong. Kalau benar, katakan pada Papa! Kapan kamu membuatnya?" sentak Yoga pada putranya.
"Pah, masa aku harus bilang kalau aku sedang membuat anak dengan Shelong. Dia diam-diam selalu datang ke kamar aku, Pah. Makanya Papa harus pasang karena CCTV di depan jendela kamarku. Dia selalu menyelinap ke kamarku," adu Juki dengan tidak tahu malunya.
"Juki kampret! Aku datang ke kamar kamu bukan mau ngajak kamu gitu-gituan, tapi aku mau masukin cicak ke kamar kamu biar kamu ketakutan," bela Shelo keceplosan mengakui keisengannya.
"Tuh, kan Pah. Dia ngaku sendiri kalau suka datang ke kamar aku."
"Sudah cukup! Papa tidak mau tahu, pokoknya kamu harus menikah dengan Shelo sekarang juga. Kamu harus bertanggung jawab karena telah membuat Shelo menjadi Janda Bengsrat," bentak Pak Yoga.
"Papa!"
"Om!"
Juki dan Shelo memanggil Pak Yoga secara bersamaan. Bagaimana mungkin mereka harus menikah, sedangkan selama ini mereka seperti kucing dan anjing yang selalu saling menjatuhkan.
"Tidak ada bantahan. Kalau kamu menolak, kamu tidak akan Papa akui lagi sebagai anak!" tegas Pak Yoga.
"Iya benar Shelo, ayah juga minta kamu menikah dengan Juki, agar dia bertanggung jawab dengan keisengannya sama kamu. Kalau kamu ingin ayah sehat dan baik-baik saja,kamu harus menurut dengan ucapan ayah," pinta Pak Ditya dengan tangan yang masih memegang sebelah dadanya.
"Tapi Ayah, masa aku harus menikah dengan orang gila itu. Bagaimana nanti anakku kalau bapaknya gila seperti dia."
"Hei Oon, siapa yang gila? Masa laki-laki setampan aku dibilang gila? Apa mata kamu bertambah minusnya ya?"
"Diam Juki! Aku tidak mau bicara dengan kamu. Dasar bujang lapuk! Kalau iseng kira-kira dong, Kamu pasti iri karena aku sudah duluan nikah tapi kamu belum."
"Buat apa aku iri? Banyak cewek cantik yang ingin menjadi pacarku. Aku hanya tidak suka melihat kamu menikah dengan dia. Baru digertak segitu saja sudah langsung percaya," ucap Juki dengan tidak tahu malunya.
"Ja-jadi, Shelo sebenarnya tidak hamil?" tanya Galih yang menonton pertunjukan drama keluarga itu.
"TIDAK!" kompak Juki dan Shelo.
Gubrak!
Seketika Galih pingsan di tempatnya. Dia merasa sangat terkejut dengan kenyataan yanga ada. Keluarganya segera membawa Galih pulang, karena mereka merasa malu sudah termakan fitnah Juki.
Rasain! Nyesel kan? batin Juki tertawa jahat di hatinya.
"Pak Penghulu tolong jangan pulang dulu, saya mau pulang sebentar untuk mengambil maskawin-nya," ucap Pak Yoga, sebelum dia berlalu pergi meninggalkan acara.
Sementara mamanya Juki dan ibunya Shelo hanya diam saja. Mereka sangat malu dengan semua tamu yang datang. Apalagi, keduanya selalu membanggakan anak-anak mereka do depan teman-teman sejawatnya.
"Mbak, apa yang harua kita lakukan. Aku merasa mukaku hilang entah ke mana," bisik Lintang, mamanya Juki.
"Apalagi aku, Mbak. Juki kenapa kebangetan sekali isengnya sama Shelo? Aku ingin marah sama Juki, tapi setiap melihat wajahnya, amarahku selalu menguap entah ke mana," Tiara, mamanya Shelo berbisik balik.
Semua orang pun saling berbisik dengan kelakuan Juki yang memang kekanakan sekali jika berhadapan dengan Shelo. Sudah jadi rahasia umum jika mereka tidak pernah akur dan selalu saling menjatuhkan. Sehingga para tetangga pun jadi penasaran akan seperti apa pernikahan mereka.
Tidak berapa lama kemudian, Pak Yoga datang dengan map di tangannya. Dia membawa sertifikat tanah warisan untuk Juki dari neneknya. Tentu saja hal itu membuat putranya kaget bukan kepalang melihat apa yang dibawa oleh papanya.
"Pah, kenapa sertifikat tanah dibawa ke sini?" tanya Juki mendekati Pak Yoga.
Tanpa memperdulikan putranya, Pak Yoga segera menghampiri Pak Penghulu yang masih setia menunggu kedatangannya.
"Pak, susah bisa dimulai akad nikahnya. Maskawin-nya perkebunan teh beserta vila dengan luas tanah satu hektar," ucap Pak Yoga
"Papa yang benar saja, itu warisan dari nenek buat aku. Kenapa dijadikan maskawin?" protes Juki tidak terima dengan apa yang Papa lakukan.
"Sudah kamu diam! Duduk dan ikuti kata-kata Pak Penghulu kalau kamu masih ingin dianggap anak sama Papa dan Mama," seru Pak Yoga merasa sangat kesal pada putranya.
Dia sengaja membawa sertifikat tanah itu, agar Juki berpikir dua kali jika nanti dia ingin berpisah dari Shelo. Karena jika mereka sampai berpisah, sudah pasti perkebunan itu akan menjadi milik Shelo selamanya. Dengan sangat terpaksa, Juki pun mengikuti keinginan papanya.
Oke Shelo, ternyata kita satu banding satu. Tadi aku yang menang, sekarang kamu yang menang karena jadi pemilik perkebunan itu. Tapi lihat saja, aku tidak akan membiarkan hidup kamu tenang selama menjadi istriku, batin Juki.
Wow ... Aku jadi pemilik perkebunan itu. Hahaha ... Aku akan minta cerai setelah mendapatkan perkebunan itu, batin Shelo.
Pak penghulu pun mulai membimbing Juki untuk mengucapkan ijab kabul. Seperti sudah hapal di luar kepala, Juki dengan lantang mengucapkan ijab dan kabul di depan semua orang yang hadir
"Saya terima nikah dan kawinnya Shelomita Praditya binti Praditya dengan maskawin satu hektar perkebunan teh beserta vila dibayar tunai."
"Bagaimana saksi sah?"
"Sah ...." Kompak semua orang yang hadir.
"Alhamdulillah," ucap semua yang hadir.
Pak penghulu pun kembali membaca doa pernikahan. Saat semuanya rangakaian akad nikah sudah selesai, mereka pun menandatangani semua dokumen yang terpaksa diganti nama Jupiter Kiandra karena memang seharusnya Galih yang menandatangani semua itu.
"Terima kasih, Pak. Akhirnya mereka tidak akan pernah berpisah karena perjanjian ini," ucap Pak Yoga dengan mengambil tiga lembar kertas yang sengaja diselipkan agar ikut ditandatangani oleh Juki dan Shelo. Tentu saja hal itu membuat mereka menjadi terkejut.
"Perjanjian apa maksud Papa?" tanya Juki.
"Perjanjian kalau kalian tidak akan pernah bercerai apapun yang terjadi. Kalau salah satu dari kalian ada yang melanggar, maka kalian harus membayar denda sebesar harga maskawin-nya," jelas Pak Yoga dengan senyum penuh kemenangan.
"Papa yang benar saja," protes Juki.
"Sudah, kalian lebih baik berbaikan dan lahirkan cucu yang lucu-lucu untuk Papa dan Mama," ucap Pak Yoga dengan senyum penuh kemenangan. Akhirnya keinginannya dan keinginan sahabatnya Ditya bisa terwujud untuk menikahkan kedua anaknya.
...~Bersambung~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Rita
anaky licik eh bapaknya lebih licik😆
2022-12-04
3
Ami batam
enak di shelo klo jadi janda ke dua kali dapat warisan tanah perkebunan dari papa mertua 😄, dan apes bagi juki klo sampai cerai dg shelo pasti jadi miskin mendadak 😄
2022-11-13
2
Aprilia dwi
,🤣🤣🤣🤣papanya lebih pinter daripada anaknya yang pada tukang iseng,,, 😂😂
2022-11-08
1