Bab 15

Tring...tring...

Notifikasi pesan diponsel Hasna berbunyi beberapa kali. Perempuan cantik berjilbab navy itu mengambil ponsel yang ia letakkan didekat laptopnya. Ternyata pesan dari mama mertua, Nayla, beberapa pelanggan dan juga Kevin.

Satu persatu pesan dibacanya.

~Sayang, hati-hati selama kalian di Jepang ya. Jaga kesehatan. Jangan lupa selalu kasih kabar sama mama.~ mama mertua.

Kening Hasna mengernyit seketika, saat membaca pesan mama mertua.

"Jepang?" Gumamnya.

~Rama bilang, kalian ambil penerbangan pagi ya. Dia juga tidak mau diantar mama sama papa. Kita disuruh di rumah saja katanya. Dasar anak bandel.~ mama mertua.

Mungkin Rama belum sempat memberitahukannya perihal kepergian mereka ke Jepang. Itu yang ada di benaknya saat ini.

~Insyaallah, Hasna dan mas Rama akan jaga kesehatan dengan baik. Mama sama papa jaga kesehatan juga ya.~ Hasna.

Chat kedua yang dia baca adalah dari Nayla, adik iparnya.

~Ciye.... yang mau honeymoon. Jangan lupa oleh-oleh ponakan yang banyak, yang lucu-lucu.~ Nayla

Ternyata kepergian mereka ke Jepang untuk berbulan madu. Hanya membaca teks yang bertuliskan honeymoon saja sudah membuat pipi perempuan itu merona seketika. Dia menggeleng pelan sambil menyunggingkan senyumannya. Mungkin ini sebuah awal yang baik untuk hubungan mereka.

~Kamu mau dibawakan oleh-oleh apa dari Jepang?~ Hasna

Terlihat tulisan mengetik disudut kiri atas room chat Nayla. Ternyata gadis itu langsung membaca dan membalas chatnya.

~Gausah repot-repot mbak, tapi aku juga gak bisa nolak sih kalau dapat.~ Nayla, yang disertai dengan emotikon tertawa lebar.

Dasar Nayla. Gadis periang yang dengan mudahnya menerima kehadiran Hasna sebagai anggota keluarga baru mereka. Walaupun sifat mereka berbanding terbalik, tapi baik Nayla maupun Hasna menemukan kenyamanan satu sama lain.

Chat dari beberapa pelanggan pun, dibalasnya satu per satu. Beberapa pelanggan setia Hasna memang selalu menghubunginya secara langsung, walaupun ada nomer telepon tempat katering, toko juga restorannya. Hasna pun membalas pesan mereka satu persatu. Hingga di chat terakhir ada nama Kevin di sana.

~Assalamu'alaikum Hasna. Bagaimana kabar kamu?~ Kevin.

~Lama kita tidak bertemu, semoga kamu sehat selalu.~ Kevin.

~Oh iya, aku mau menawarkan kerjasama sama kamu. Barangkali kamu minat, kalau bisa sih mau, hehehe.~ Kevin.

~Kalau seandainya aku ambil katering dari kamu untuk makan siang di kantor, kira-kira bisa gak?~ Kevin.

~Aku tunggu kabar secepatnya dari kamu.~ Kevin.

Jemari Hasna menari diatas tuts keyboard ponselnya untuk mengetikkan balasan di chat Kevin.

~Wa'alaikum salam, mas Kevin. Alhamdulillah kabar Hasna baik. Mas kevin dan keluarga sehat semua kan?~ Hasna.

Terlihat pesan Hasna sudah centang biru. Tandanya sudah terbaca oleh Kevin. Bahkan Kevin terlihat membalas pesan yang barusan Hasna kirim.

~Insyaallah bisa mas. Mau dikirim kapan dan berapa banyak?~ Hasna.

~Alhamdulillah, aku dan keluarga sehat semuanya.~ Kevin.

~Mulai besok kamu bisa antar tiga ratus boks setiap hari di kantor aku. Nanti aku kirim lokasinya.~ Kevin.

Senyum perempuan itu mengembang seketika. Usaha kateringnya semakin maju. Terbukti banyaknya orderan dari beberapa kantor besar di jam makan siang. Sepertinya Hasna akan membuka cabang baru dan merekrut beberapa karyawan lagi.

Hasna kembali fokus dengan pekerjaanya memeriksa laporan keuangan dan bahan baku yang dibutuhkan semua tempat usahanya. Dia masih bisa menghandle pekerjaan ini seorang diri, karena dia tidak memiliki kesibukan yang menyita waktunya.

Tiba-tiba ia teringat dengan pesan yang dikirim oleh mama mertua dan adik iparnya. Berusaha dengan cepat menyelesaikan pekerjaanya, agar bisa pulang sebelum Rama pulang dari kantor.

***

Hasna memilah beberapa baju yang sekiranya cocok digunakan saat Jepang nanti. Dia memilih beberapa potong gamis juga setelan baju untuk ia bawa. Sebelum merapikan baju-bajunya, terdengar seru mesin mobil Rama memasuki halaman. Tak lama terdengar suara garasi yang ditutup.

Hasna bergegas menyambut sang suami di depan pintu utama, dengan senyuman yang menghiasi bibir. Namun senyuman itu perlahan memudar saat Rama hanya melewatinya begitu saja.

Hasna hanya menghembuskan nafas cepat. Tapi tiba-tiba Rama berbalik menghadap ke arah Hasna.

"Saya nanti mau bicara sama kamu." Ucap Rama.

Sebelum Hasna menjawab, Rama langsung berbalik dan melangkah menuju kamarnya di lantai atas. Hasna menatap punggung lebar suaminya itu yang menghilang dari balik ruang tamu.

Segera Hasna menuju dapur dan menghidangkan masakan sup iga yang sengaja dibuatkannya untuk Rama di atas meja makan.

Tiga puluh menit kemudian, terdengar langkah menuruni anak tangga. Terlihat Rama sudah segar sehabis mandi. Dengan hanya mengenakan kaos biru polos yang mencetak otot-otot tubuhnya, Rama terihat begitu memikat.

Hasna mengambilkan nasi beserta sup dan juga pelengkap lainnya, kemudian diletakkannya dihadapan lelaki itu.

"Dimakan, Mas. Kata Mama, mas Rama suka sup iga." Tak lupa senyuman manis ia sematkan di kedua sudut bibirnya.

Rama melihat makanan yang ada dihadapannya. Memang benar makanan kesukaannya, tapi entah kenapa rasanya begitu enggan untuk memakannya. Apalagi yang memasak adalah Hasna. Perempuan yang tiba-tiba hadir dan mengacaukan hidupnya.

Bukan tanpa alasan Rama menganggap Hasna seperti itu. Pertama, dia terpaksa harus menerima perjodohannya dengan Hasna, disaat dia melupakan prioritasnya untuk menikah.

Semua itu disebabkan oleh luka di masa lalunya. Perempuan yang pernah sangat ia cintai ternyata lebih memilih pergi bersama seorang pria yang usianya bisa dibilang lebih pantas menjadi ayahnya. Setelah kejadian itu, seolah hati Rama mati rasa dengan yang namanya cinta.

Kedua, karena Hasna juga, ia setiap hari selalu saja di mendapatkan chat bahkan telepon dari kedua orang tuanya. Mereka selalu mengingatkan posisi Rama sebagai suami, dan Hasna sebagai istri yang menjadi prioritasnya sekarang. Semua itu tidaklah penting. Toh, Hasna juga bukan anak kecil yang harus siaga dijaga selama 24 jam. Buang-buang waktu saja.

Hasna melihat kedua tangan suaminya masih setia disisi piring makannya. Tak ada tanda-tanda ia akan memulai makan malamnya.

"Mas."

Suara Hasna membuyarkan lamunan Rama.

"Mas Rama tidak suka sama menunya? Apa mau Hasna ganti?" Tawar Hasna.

Beberapa detik kemudian Rama mulai menyuapkan makanan itu kedalam mulutnya. Tak ada komentar apapun yang terdengar dari mulut lelaki itu. Hanya suara sendok dan garpu yang beradu diatas piring. Hasna pun memutuskan untuk ikut makan malam bersama suaminya.

"Besok malam, saya akan berangkat ke Jepang untuk satu minggu." Suara Rama menghentikan suapan Hasna.

"Saya harap, selama saya pergi kamu tidak berulah." Lanjutnya.

"Berulah? Maksud mas Rama?" Tanya Hasna heran.

Rama tidak langsung menjawab pertanyaan istrinya itu, dan menghirup nafas panjang sebelum kedua bibirnya berucap.

"Selama saya pergi, jangan pernah kamu menampakkan diri dihadapan keluarga saya. Karena perjalanan bisnis saya kali ini adalah untuk...." Rama tak melanjutkan kata-katanya.

"Untuk bulan madu." Sahut Hasna cepat.

Seketika Rama mengalihkan pandangannya ke arah Hasna yang terlihat tengah fokus dengan piring makanannya.

"Aku tau dari Mama. Tadi Mama memberitahukan kalau besok pagi kita, maksud aku, kamu akan ke Jepang selama satu minggu." Keterkejutan Rama terjawab sudah.

Perempuan itu sangat paham, jika Rama tidak akan mengajak serta dirinya. Anggap saja dia terlalu geer dengan pesan yang dikirimkan mama mertua dan adik iparnya.

"Bagus kalau kamu tau maksud dari kepergianku ke Jepang. Saya harap kamu juga bisa memahami dengan baik perkataan saya sebelumnya."

Setelah menghabiskan makan malamnya, Rama segera beranjak dan menuju ruang kerjanya. Pernyataan Rama sukses membuat jantung Hasna seakan diremas.

Dia bukanlah perempuan bodoh yang tidak bisa menterjemahkan maksud dari ucapan Rama. Makanan yang begitu lezatpun terasa hambar dilidahnya.

Tak perlu berlama-lama, segera ia bereskan meja makan dan bersiap untuk beristirahat.

Terpopuler

Comments

AR

AR

jahat kamu Rama

2024-04-28

0

Yuna Ningsih

Yuna Ningsih

nyesek Thor bacanya juga

2024-04-21

0

Neulis Saja

Neulis Saja

wiil be beautiful in it's time

2024-03-18

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 BAb 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 171
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180
181 Bab 181
182 Bab 182
183 Salam cinta Ayah Bunda Reyn
Episodes

Updated 183 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
BAb 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 171
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180
181
Bab 181
182
Bab 182
183
Salam cinta Ayah Bunda Reyn

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!