Bab 3

Beberapa mobil boks berhenti di depan sebuah gedung hotel. Kemudian menurunkan banyak kotak berisi nasi dan kue. Terlihat Hasna juga turut hadir disana.

Tangan kanannya merogoh ponsel dalam tas selempang kecil yang menggantung dipundaknya. Hasna bermaksud menelepon tante Rosita, yang kebetulan memesan katering di tempat usahanya.

Namun getakannya terhenti saat seorang pemuda yang tak lain adalah Kevin, berjalan menghampirinya.

"Mbak Hasna." Sapa Kevin, gadis berjilbab marun itupun menoleh ke arah sumber suara.

"Mas Kevin, assalamu'alaikum." Ucapnya seraya menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dada.

"Wa...Wa'alaikumussalam." Jawab Kevin sedikit canggung, karena hampir tidak pernah ia mengucapkan salam jika bertemu seseorang.

"Mbak Hasna mau bertemu dengan mama saya?" Tanya Kevin yang berusaha menghilangkan kecanggungan yang ada pada dirinya.

"Iya mas. Tante Rosita nya ada?"

"Ada, mari ikut saya mbak." Kevin mempersilahkan Hasna untuk masuk ke dalam gedung.

"Panggil saja saya Hasna, sepertinya usia saya masih dibawah mas Kevin. Saya merasa tidak enak."

"Ah...baiklah, jadi berasa tua saya." Kekeh lelaki itu.

"Silahkan."

Hasna mengekori langkah Kevin untuk bertemu mamanya.

"Assalamu'alaikum tante." Hasna bersalaman dengan Bu Rosita.

"Wa'alaikumussalam, nak Hasna." Jawab Bu Rosita, namun matanya mengarah pada sang putra. Ekspresi yang sama ditunjukkan oleh bu Rosita saat menjawab salam dari Hasna. Kevin hanya tersenyum canggung melihat tatapan sang ibu.

"Apa ada hal yang serius, yang perlu dibicarakan sama tante?." Ucap Bu Rosita mengawali pembicaraan dengan gadis muda di hadapannya itu.

"Iya tante. Saya ingin menitipkan dua ratus boks nasi beserta kuenya untuk dibagikan juga pada anak-anak yatim. Mohon diterima ya tante." Ucap Hasna dengan sopan.

Bu Rosita sedikit terkejut dengan ucapan Hasna, pun dengan Kevin.

"Bukannya tante tidak mau menerima, tapi untuk apa nak Hasna? Tante bahkan memesan lebih, agar tidak sampai ada yang tidak kebagian. " Wanita paruh baya itu sedikit bingung dengan perkataan Hasna.

"Kebetulan tante mengadakan acara amal untuk anak-anak yatim. Jadi saya menitipkan sedekah atas nama orang tua saya untuk mereka. Semoga mereka berkenaan mendoakan kebaikan untuk kedua orang tua saya tante." Jawab Hasna dengan tatapan mata sendu dan seulas senyuman.

"Diterima ya tante." Ucapnya lagi, dan terdengar seperti sebuah permohonan.

"Baiklah, saya akan sampaikan nanti." Jawab Bu Rosita akhirnya.

"Terima kasih banyak tante, kalau begitu saya permisi. Assalamu'alaikum." Pamit Hasna sambil menjabat tangan Bu Rosita dan menangkupkan kedua tangannya kepada Kevin.

"Wa'alaikumussalam." Jawab Kevin dan Bu Rosita bersamaan

Hasna pun meninggalkan tempat acara, menyisakan Kevin beserta ibunya yang terpana akan tingkah gadis bergamis panjang itu.

"Bagus, pertahankan boy." Ucap Bu Rosita sembari menepuk pundak putranya. Seketika Kevin mengalihkan pandangannya pada ibunya.

"Maksud mama apa?" Kevin sedikit bingung dengan perkataan sang ibu.

"Dia gadis yang baik, sopan dan sangat lembut. Mama suka itu. Mama akan sangat bersyukur jika dia bisa menjadi pendamping hidup kamu." Ucap wanita itu dengan senyuman yang sangat lebar.

"Ma, Kevin baru mengenalnya semalam. Itupun tidak disengaja. Siapa tau dia sudah memiliki pasangan, bahkan sudah bersuami."

"Mama yakin dia masih single, mama tidak melihat ada cincin melingkar di jari manisnya." Sanggah ibunya.

"Kalau dia sudah memiliki kekasih?"

"Tidak mungkin. Modelan gadis seperti Hasna, tidak akan mau yang namanya pacaran."

"Terus, buat apa mama suruh Kevin buat deketin dia?" Seketika sang ibu memukul lengan putranya itu. Sepertinya sang putra masih belum bisa menterjemahkan maksud perkataannya.

"Siapa yang suruh deketin buat pacaran? Lamar dia, jadikan menantu di keluarga kita." Jawab Bu Rosita tanpa ragu dan berlalu meninggalkan sang putra. Seketika mulut Kevin terbuka saking terkejutnya dengan ucapan sang mama.

***

Semakin hari kesibukan Hasna semakin bertambah, seiring akan dibukanya restoran barunya.

Hasna ingin merintis usaha Restoran setelah memiliki tiga usaha ketering dan dua toko cake and pastry. Dulu itu adalah impian almarhum kedua orang tuanya. Dan sekarang Hasna berhasil merealisasikan mimpi orang-orang terkasihnya itu.

Acara tinggal dua hari lagi. Hasna memeriksa ponselnya, barangkali ada panggilan atau pesan dari sang kakek. Mengingat akhir-akhir ini ia pulang setelah sang kakek beristirahat. Jarang ada waktu untuk sekedar mengobrol berdua.

Ternyata banyak sekali pesan dari beberapa customer dan para EO yang menangani grand opening H.Ay Restaurant, restoran miliknya. Ada satu pesan yang menarik atensinya, pesan dari nomer yang tidak dikenal.

~Assalamu'alaikum Hasna. Ini tante Diana, istri om Andi.~

Sekilas ia membaca pesan teks yang dikirimkan padanya. Kedua alisnya bertaut setelah membacanya.

"Tante Diana? Om Andi? Mereka siapa?" Gumamnya

Drrrtt...drrrtt...

Suara panggilan dari ponselnya membuyarkan lamunannya. Ternyata dari nomer yang sama. Segera diangkatnya untuk menjawab rasa penasarannya.

"Halo, assalamu'alaikum." Sapanya

"Wa'alaikumussalam Hasna. Ini tante Diana, istrinya om Andi." Terdengar suara seorang wanita memperkenalkan dirinya.

"Kakek Rusdi sudah bercerita kan sama Hasna?" Hasna masih diam menyimak perkataan wanita di seberang telepon.

"Rencananya, insyaallah besok malam kami akan ke rumah untuk membahas tentang kamu dan anak tante. Semoga kamu sudah mendapatkan jawabannya ya, sayang." Sambungnya.

Deg... ternyata masalah itu. Lidah Hasna tiba-tiba menjadi kelu. Tak sepatah katapun yang mampu terucap.

"Hasna, kamu masih disitu kan, sayang?" Tanya Bu Diana, karena tak ada sahutan apapun dari lawan bicaranya.

"I...iya tante. Nanti akan saya sampaikan sama kakek perihal kedatangan tante ke rumah." Akhirnya ada juga kata yang terucap.

"Ya udah kalau begitu, tante tutup dulu ya teleponnya, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam." Sambungan pun terputus.

Ditatapnya sejenak layar ponsel miliknya. Hasna hampir saja melupakan pembicaraannya bersama sang kakek tempo hari. Bahkan benar benar tidak mengingatnya..

Dia begitu sibuk dengan pekerjaannya. Hasna mencoba tenang dengan menghela nafas sepenuh dada. Telepon barusan benar benar menyita pikirannya.

Tak pernah terpikirkan sebelumnya, jika ia harus menikah di usia muda. Bahkan usianya belumlah genap dua puluh tiga tahun. Masih banyak yang ingin ia capai sebelum di sibukkan dengan masalah rumah tangga.

Hasna memijit keningnya perlahan. Berkali kali menghela nafas dan menghembuskannya perlahan.

Pikirannya benar benar terpecah. Seharusnya masalah pribadi tak boleh dicampur adukkan dengan masalah pekerjaan. Dia harus profesional.

Segera ia tuntaskan pekerjaannya yang tinggal sedikit lagi. Ia tak mau sampai membawa pekerjaan ke rumah, disaat fokusnya terpecah.

Segera ia menyambar kunci mobilnya dan pulang untuk menemui sang kakek. Mumpung masih sore, masih ada waktu baginya untuk membicarakan hal ini.

"Mbak Dina, aku pulang duluan ya. Kalau ada apa-apa segera hubungi aku." Hasna berpamitan kepada salah satu pegawainya.

"Baik mbak Hasna, hati-hati dijalan."

"Makasih mbak, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

next

2024-03-18

4

Eny Hidayati

Eny Hidayati

gundah ...

2024-03-03

0

Eka Rahayu

Eka Rahayu

aq jg

2023-05-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 BAb 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 171
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180
181 Bab 181
182 Bab 182
183 Salam cinta Ayah Bunda Reyn
Episodes

Updated 183 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
BAb 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 171
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180
181
Bab 181
182
Bab 182
183
Salam cinta Ayah Bunda Reyn

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!