MELAWAN

Tak ada kata yang di keluar dari Widuri, terlihat wanita itu mencoba untuk membantu Rangga.

"Ada apa?" tanya Widuri.

"Sakit, sakit..," rintih Rangga.

Semuanya benar-benar membuat Widuri sangat takut dengan semua yang sudah dia lakukan, kabar mengenai Herman sudah meninggal.

Beberapa hari kemudian kondisi Rangga sudah mulai baik setiap hari widuri ke rumah Rangga untuk mengobati pria itu satu persatu 7 Pria itu meninggal sekarang yang tersisa hanya Herman saja.

DUA MINGGU KEMUDIAN

Hari ini Widuri pergi ke suatu tempat untuk melakukan sesuatu, wanita itu meminta Rangga untuk menemaninya. Widuri tidak tahu kalau dia akan mendatangi sebuah rumah yang sudah puluhan tahun tidak dihuni, ketika berada di tempat itu tatapan mata Widuri menatap bangunan tersebut.

"Ya Tuhan, ini rumah manusia apa rumah setan?" tanya Widuri.

"Ada apa." jawab Rangga.

"Ini rumah kok serem banget ya." ucap widuri yang terlihat menatap rumah tersebut.

Sesaat kemudian seorang penjaga rumah keluar dari dalam rumah tersebut.

"Kalian mencari Siapa?" tanya penjaga rumah.

"Begini Pak, kami ke sini karena diminta oleh seseorang untuk melihat rumah ini." jawab Widuri.

"Oh iya, beberapa hari yang lalu ada seseorang yang akan ke sini, dia bilang akan mengutus temannya untuk melihat tempat ini." jawab penjaga rumah.

"Boleh diceritakan mengenai rumah angker ini, pak? soalnya saya bisa merasakan sesuatu yang benar-benar menakutkan dari rumah ini." ucap Widuri.

Sesaat kemudian penjaga rumah itu mulai menceritakan kisah kelam rumah mewah tersebut

****

Setiap saat adalah hari yang sangat diinginkan oleh Amelia, setiap saat adalah sebuah kerinduan yang begitu menyayat hati gadis mungil itu. sedikit cinta yang dia inginkan dari keluarganya, sedikit kasihan dan pengertian dari keluarganya. seluruh keluarga Amelia tidak ada seorangpun yang menginginkannya.

karena kecacatan yang ada di tubuh Amelia, seorang gadis kecil harus hidup menyendiri di sudut ruangan kosong yang jauh dari keluarganya. setiap hari yang diinginkan hanyalah kedatangan orang tua dan beberapa keluarganya, "Hai Amelia gadis kecil Mama, Bagaimana keadaanmu sayang." itu adalah kata-kata yang selalu ditunggu oleh Amelia.

Tak pernah ada yang mengingat Amelia walaupun tinggal satu rumah, hidup bagaikan kekosongan di hati Amelia hingga suatu ketika Gadis itu mengalami sakit yang cukup parah. namun keluarganya tidak ada yang merawatnya, rasa sakit di tubuhnya serasa bagaikan sebuah siksaan bagi gadis kecil itu. tidak ada yang menatapnya.. tidak ada yang menjenguknya.

Bahkan tidak ada yang merawatnya, kekosongan dan kebisuan Amelia nampak terpampang jelas di atas ranjang yang tidak terawat. rasa sakit dia rasakan sendiri hingga maut telah mengambil nyawa gadis kecil itu, tidak ada yang mau menatapnya.

"Tuan.. tuan. Nona Amelia!!" seru seorang pembantu yang terkadang memantau gadis kecil yang dibuang keluarganya. seorang wanita tua yang merasa iba dengan kondisi si Putri terkecil dari keluarga besar yang sangat kaya raya.

"Baguslah kalau dia meninggal, daripada membuat kami sesak." jawab ayah Amelia. tak ada guratan kesedihan, yang nampak suara tawa karena Amelia telah meninggal.

"Cepatlah Kamu makamkan gadis itu di belakang." ucap Ibu Amelia yang menyuruh salah satu pembantu untuk memakamkan Amelia di kebun belakang rumah mereka. nampak wanita tua itu begitu miris hatinya.

"Kenapa kalian tidak ada yang memberikan sedikit belas kasihan kepada anak kalian sendiri." ucap pembantu tua kepada orang tua Amelia.

"Kalau kau mau bekerja di sini, cepat buang mayat anak itu di belakang. karena baunya akan semakin busuk!" seru Ayah Amelia.

Akhirnya para pembantu memakamkan Amelia di kebun belakang rumah keluarga besar itu. suara tangis terdengar dari pembantu wanita yang sering menjenguk Amelia.

"Sungguh malang sekali nasibmu, Nona kecil. keluargamu bahkan tidak ingin menatap mu sama sekali." ucap bibi tua kepada jasad Amelia.

Terlihat jasad gadis kecil itu sudah membiru dan berbau sedikit menyengat. Beberapa hari kemudian keanehan dan kejanggalan mulai terjadi di rumah besar keluarga Amelia, sering sekali perabotan rumah tangga tiba-tiba bergerak. suara rintihan dan tangisan dari gadis kecil yang telah meninggal dunia.

"Kau hidup sudah menyusahkan, Kenapa mati pula kau menyusahkan!" seru Ibu Amelia saat mendengar suara rintihan arwah Amelia. "pergi kau, Dasar anak tidak berguna!!" seru Ibu Amelia sambil menunjuk tak tentu arah. saat mendengar seruan dari keluarganya, tiba-tiba angin berhembus sangat kencang. sehingga membuat ruangan yang ditempati Ibu Amelia berantakan, wanita setengah baya itu nampak ketakutan saat sosok arwah Amelia tiba-tiba muncul di hadapannya.

"Kalian akan menjadi penghuni neraka!" seru arwah Amelia yang kemudian membanting pot keramik di depan ibunya.. dan alhasil pot itu mengenai kepala ibu Amelia hingga membuat wanita itu tak sadarkan diri. darah telah membasahi ruangan kamar Ibu Amelia.

"Kalian kejam kepadaku.." rinti arwah Amelia. suara tangisan itu terus menggelegar ditelinga Ibu Amelia yang hampir kehilangan kesadaran.

"Tolong maafkan aku." ucap Ibu Amelia yang sudah ketakutan setengah Mati.

"Aku tidak akan memaafkan kalian, aku akan membuat kalian ikut bersamaku semuanya..." rinti arwah Amelia.

Beberapa hari kemudian ibu Amelia meninggal dengan kondisi yang sangat mengenaskan. nampak di ruang sudut kosong ruang tamu, Ayah Amelia menatap bingkai foto istrinya.

"Mengapa kau meninggalkanku, sayang." ucapkan Ayah Amelia kepada foto istrinya.

"Jika kau mencintai istrimu, Mengapa kau melupakanku..." rintih suara Amelia di sudut cermin besar yang ada di ruang tamu itu. nampak Ayah Amelia sangat terkejut dengan suara Putri yang selama ini tidak dia inginkan. bahkan mayatnya dikubur tidak selayaknya.

"Maafkan ayah, nak." ucap Ayah Amelia.

"Kalian semua akan ikut denganku, kalian semua sangat kejam!!" seru arwah Amelia. terdengar suara itu menggelegar hingga membuat barang-barang yang ada di ruang tamu langsung berhamburan karena angin yang berhembus sangat kencang. setelah kejadian itu, akhirnya Ayah Amelia pun ikut meninggal dengan tidak wajar.

Satu per satu keluarga besar itu meninggal dengan kondisi yang tak wajar, hingga membuat rumah besar itu itu kosong tanpa penghuni sama sekali. setiap malam terdengar suara meminta belas kasih dan sayang dari kedua orangtuanya, hingga berpuluh-puluh tahun rumah Amelia di biarkan kosong karena cerita kengerian yang terdapat di sana.

"Jadi rumah ini rumah angker itu ya?" tanya Widuri kepada seorang pria.

"Iya wanita itu menderita dengan semua kenyataan yang begitu pahit." jawab pria tua penunggu rumah yang sudah lama terbengkalai tersebut.

"Lalu kenapa rumah ini tidak dijual?" tanya Widuri.

"Iya Pak, Kenapa rumah ini tidak dijual? kalau yang aku tahu rumah ini sudah lama banget tidak didatangi oleh yang punya rumah." ucap Rangga.

"Tentu saja rumah ini sudah puluhan tahun tidak didatangi, yang punya rumah sudah meninggal semuanya meninggal karena dendam Seorang anak yang tidak mereka inginkan sama sekali." jawab penjaga rumah.

** Bersambung **

Mohon dukungannya di novel baruku, dan jangan lupa dukung novelku yang lain.

- my little wife

- Isteri kesayangan tuan besar

- ku balas pengkhianatan mu

- I love you uncle Bastian

-Terlempar ke dimensi kerajaan

-Isteri simpanan bos kejam

-Gairah cinta isteri muda

-One night stand with mister William

-Mantra cinta gadis pemikat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!