BAB.4

TIGA TAHUN KEMUDIAN

Mentari bersinar di antara cerahnya hari yang begitu damai, di sebuah desa yang sedikit terpencil suara air terjun begitu terdengar mendamaikan jiwa.

"Samsul, Apa kamu mau menggoda wanita itu lagi?" tanya teman-teman Samsul.

"Tentu saja akan kubuat wanita itu kehilangan semuanya." jawab Samsul.

Oh ya Samsul, yang aku dengar beberapa saat yang lalu kalau ada beberapa warga yang melihat kejadian waktu kita membawa wanita itu." ucap teman-teman Samsul.

"Sudahlah, itu kejadian 3 tahun yang lalu. aku sudah memastikan kalau tidak akan ada yang bisa membuktikan kalau kita yang membawa Wanita itu pergi." jawab Samsul.

"Tentu saja apalagi, kamu kan anak orang kaya, siapa yang berani melawan bapakmu yang kaya raya itu." ucap teman Samsul.

"Itulah gunanya jadi anak orang kaya, kita bebas melakukan apa saja." jawab Samsul yang begitu percaya diri.

"Kita sudah mencari mayat wanita itu, kita tidak menemukan di jurang itu artinya mayat wanita itu sudah dimakan binatang buas." ucap Fendi teman Samsul.

"Tentu saja kita membuangnya ke jurang dengan begitu parah hewan buas itu sudah mengoyak habis tubuhnya." jawab Samsul.

"Sebenarnya aku kasihan juga membunuh wanita itu, Wanita itu benar-benar cantik. dia adalah kembang desa tempat ini, sekarang kembang desa itu sekarang berpindah tempat menjadi kekasihmu." ucap Fendi.

"Sebenarnya kecantikan Kinanti tidak bisa menggantikan kecantikan Widuri, wanita itu tubuhnya seksi wajahnya begitu cantik Bahkan dia jarang sekali memakai make up. sedangkan Kinanti dia itu memang cantik tapi make up-nya tebal banget." jawab Samsul yang membuat ke-6 temannya tertawa terbahak-bahak.

"Ayolah Samsul, walaupun seperti itu Kamu sudah merasakan tubuh Kinanti, bukan?" tanya Fendi kepada Samsul.

"Ya, cuma merasakan beberapa kali sih." jawab Samsul.

"Dasar kau itu brengsek, Kenapa kamu tidak mengajak kami biasanya kan kita berbagi." ucap Fendi yang membuat Samsul malah tertawa terbahak-bahak.

"Jangan dulu dong, kita itu masih perlu sama wanita itu. jika sampai wanita itu buka mulut mengenai kematian Widuri, bisa-bisa kita semuanya masuk penjara." jawab Samsul yang kemudian meminta teman-temannya untuk segera pergi ke salah satu perkebunan milik Ayah Samsul.

"Oh ya, kalian tahu tidak tadi di rumah Pak Sahar, bekas rumah Pak Sahar itu ada yang menempati loh." salah satu teman Samsul yang memberikan informasi mengenai rumah Pak Sahar sudah ada yang menempati.

"Benarkah? Siapa yang menempati rumah itu?" tanya Fendi kepada temannya.

"Aku nggak tahu sih, katanya yang menempati itu bapak sama anak yang tinggal di kota kemudian pindah di desa." jawab teman-teman Samsul yang membuat pria itu sedikit terganggu dengan kabar mengenai rumah Pak Sahar yang sudah dihuni oleh penghuni baru.

"Apa kamu tahu siapa yang menghuni tempat itu?" tanya Samsul.

"Aku kurang tahu bagaimana kalau kita ke sana untuk melihatnya?" tanya teman Samsul yang membuat pria itu menganggukkan kepalanya.

"Oke, kalau begitu kita cari tahu siapa orang yang sudah membeli rumah itu. katanya rumah itu kan sudah tidak dihuni." ucap Samsul.

Setelah mengetahui sebuah informasi kalau rumah Widuri sudah ditempati oleh seseorang, Samsul dan teman-temannya langsung pergi ke tempat itu. mereka ingin mencari tahu mengenai orang yang sudah menempati rumah tersebut.

Ketika mereka sampai di depan rumah Pak Sahar seorang pria tua bersama seorang wanita nampak menatap rumah tersebut.

"Ayah, mulai sekarang kita akan menempati tempat ini." ucap seorang wanita yang bernama Gladys.

"Tentu saja Gladys, kita akan tinggal di sini kita akan memulai kehidupan di sini." jawab Pak Anwar yang kemudian masuk ke dalam rumah tersebut.

Tatapan mata ketujuh pemuda itu menatap seorang wanita yang memasuki rumah tersebut. Seorang wanita yang begitu cantik dan sangat modern.

"Apa dia orang kota yang akan menempati rumah Pak Sahar?" tanya Samsung.

"Iya, katanya dia itu saudara jauh dari Pak Sahar." jawab teman Samsul.

"Wanita itu benar-benar cantik." ucap Samsul yang terus menatap Gladis yang memasuki rumah tersebut. saat mereka masuk ke dalam rumah itu terlihat Gladis atau Widuri dalam yang berada di ruang tamu nampak menatap ketujuh pria itu.

"Lihatlah Pak, ketujuh orang brengsek itu sudah berada di sini. aku akan membalas dendam atas semua yang mereka lakukan." ucap Widuri.

"Tenanglah, kita akan membalas orang-orang yang sudah menyakitimu." jawab Pak Sahar.

"Mulai sekarang namaku adalah Gladis dan Bapak adalah Pak Anwar." ucap Widuri yang membuat bapaknya menganggukkan kepala.

Sinar senja sore hari menampakan warna agak kemerahan, Widuri keluar dari rumahnya untuk berjalan-jalan di sekitar tempat tinggalnya itu.

"Apa yang sedang ingin kamu lakukan, Widuri?" tanya Pak Sahar

"Kita akan lihat sebentar lagi, pak." jawab Widuri.

Senyum menawan, langkah kaki gemulai menyusuri jalanan desa tersebut. beberapa pemuda yang melihat Widuri nampak mereka seketika menunjukkan ketertarikan.

"Siapa wanita itu?" tanya beberapa pemuda.

"Entahlah, aku kurang tahu. apa mungkin dia orang baru di desa ini?" tanya pemuda yang lain.

"Cantik." ucap salah satu pemuda yang terus menatap Widuri dari ujung kepala sampai ujung kaki. ketika mereka melangkahkan kakinya tanpa sengaja seorang pria hendak menabrak Widuri karena rem motornya tiba-tiba tidak bisa digunakan.

"Mbak, Awas Mbak!" seru si pria yang mencoba untuk meminta Widuri menghindar.

Widuri dan Pak Sahar yang melihat hal itu seketika mereka menghindar, sedangkan pemuda yang sedang menaiki motor itu malah nyungsep di antara pepohonan.

BRAKK.

motor itu sudah menabrak sebuah pohon, Widuri dan bapaknya seketika menghampiri pria itu.

"Kamu tidak apa-apa, Mas?" tanya widuri kepada si pria.

"Aduh, kelihatannya kepalaku ini benjol." jawab si pria yang kemudian nampak berdiri.

Widuri dan Pak Sahar menolong pria itu, wanita itu membersihkan pakaian si pria yang sudah kotor karena terkena dedaunan dan tanah.

"Maaf ya Mbak, aku tidak sengaja loh tadi." ucap si pria yang kemudian memutar tubuhnya.

Tatapan matanya menatap seorang wanita yang ada di tempat tersebut, Sedangkan Widuri wanita itu nampak menatap pria yang ada di depannya.

"Maaf ya Mbak, aku tidak sengaja." ucap si pria.

Widuri sedikit terkejut ketika melihat pria tersebut, tatapan matanya menatap pria yang dia kenal.

"Mas Rangga," guman widuri dalam hati saat menatap pria itu.

"Maaf loh mbak, aku benar-benar tidak sengaja. kamu terluka tidak?" tanya Rangga.

"Tidak, aku tidak apa-apa Mas. tadi kan aku menghindar, Lalu bagaimana denganmu apakah kamu tidak apa-apa?" tanya Widuri.

"Cuma lecet dikit aja." jawab Rangga.

"Oh ya nak, Kenapa kamu sampai tidak bisa mengendalikan motormu?" tanya Pak Sahar.

"Tidak tahu pak, tiba-tiba rem motornya blong." jawab Rangga yang kemudian menarik motornya tersebut.

** Bersambung **

Mohon dukungannya di novel baruku, dan jangan lupa dukung novelku yang lain.

- my little wife

- Isteri kesayangan tuan besar

- ku balas pengkhianatan mu

- I love you uncle Bastian

-Terlempar ke dimensi kerajaan

-Isteri simpanan bos kejam

-Gairah cinta isteri muda

-One night stand with mister William

-Mantra cinta gadis pemikat

Terpopuler

Comments

susi

susi

klo g pda kenal brrti oplas ya Gladys/Widuri sma pak Sahar??

2022-11-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!