Pernikahan (2)

Mereka sudah sah menjadi suami istri. Keinginan setiap mempelai adalah bahagia di hari pernikahan. Tetapi tidak dengan Dion dan Lily. Walau mereka berdiri berdampingan, hati masing-masing mengutuki mengapa pernikahan ini sampai terjadi. Di pelaminan mereka menerima ucapan selamat dari tamu kehormatan yang sepertinya penting. Lily tidak mengenal satupun diantara mereka.

"Pak, ada telepon." Asisten Fasa sedikit berbisik agar tidak didengar orang.

"Siapa?"

"Clara."

Dion terkejut bukan main. "Untuk apa dia menelepon. Bilang saja aku lagi sibuk."

"Dia dari tadi menelepon terus. Saya sudah bilang begitu tapi tidak dihiraukan. Malah sekarang dia ada di perusahaan."

"Apa?? Dia itu sudah gila ya. Sini hpnya." Dion merampas hp yang dipegang Fasa. Takut kalau-kalau Clara membuat onar disana. Lalu bertanya lagi, "kamu nggak membeberkan di perusahaan kalau aku menikah hari ini kan?!"

"Tentu saja tidak Pak. Saya hanya mengundang para petinggi penting dan mengancam mereka supaya tutup mulut sesuai perintah Pak Dion," bisik Fasa.

"Bagus." Dion pergi membiarkan Lily sendiri. Asistennya mengikut dari belakang.

Mau ke mana dia? apa telepon itu tidak boleh didengar orang lain sampai-sampai dia harus menjauh? memang apa yang aku pikirkan. Dia tidak menggangguku dan aku tidak mengganggunya itu sudah sangat bagus.

"Ly, suami kamu ganteng banget. Aku juga mau dijodohin sama laki-laki kayak gitu." Luna yang melihat Dion pergi langsung naik ke panggung. Sedari tadi dia memperhatikan pengantin pria itu.

"Kenapa nggak bilang dari awal biar kamu aja yang nikah sama dia?"

Luna mencubit tangan Lily. "Sudah gila ya. Kalo aku dijodohin sama laki-laki yang begitu, aku akan terima dan nggak bakal mikir dua kali. Nih ya, menurut penilaianku suami kamu itu lebih tampan dan lebih mempesona daripada Kak Noel."

"Masa sih?" Lily duduk di kursi pelaminannya.

"Kok masa sih. Kamu kayaknya nggak bisa bedain ya. Suami kamu udah tampan tajir pula. Lihat tuh rumahnya gede banget. Penasaran deh sebanyak apa hartanya."

"Nggak nyangka aku, kamu ternyata selama ini diam-diam suka ngitung harta suami orang."

"Haha, kurang kerjaan apa. Bukan begitu, aku cuma mau bantu kamu biar kamu buka mata kalau suami kamu itu sempurna."

Sempurna apanya? laki-laki kaku begitu.

Mami menghampiri Lily dan Luna. Lily dengan cepat berdiri dari duduknya. Tamu-tamu terlihat menikmati pesta dengan sambil bercengkerama satu sama lain. Penyanyi terkenal menyanyikan lagu romantis menyentuh kalbu.

"Sayang, kamu cantik sekali. Kamu ratunya hari ini," puji mami.

"Terima kasih Tante. Tante juga sangat cantik."

"Mulai hari ini kamu panggil mami dan papi, ya. Sama seperti Dion. Kamu kan sudah resmi menjadi menantu di rumah ini."

"Iya, Ma-mi." Lily menjawab kikuk. "Oya Mami, ini Luna sahabat dekat Lily." Mami dan Luna saling memperkenalkan diri.

"Kalian satu sekolah ya," tebak mami.

"Iya Tante. Kita satu bangku mulai dari SMP." Luna yang menjawab.

"Oh ya. Kalian sudah lama saling kenal dong."

Lily dan Luna mengangguk bersamaan.

"Ayo kita ke belakang rumah," ajak mami. "Kalian udah lapar kan, kita makan dulu di sana."

Mereka berjalan beriringan sampai di belakang rumah. Di belakang rumah juga didekorasi dengan indah mampu memanjakan mata.

"Menurut kamu gimana pestanya Ly, kamu suka tidak?" tanya mami di sela-sela langkah kaki mereka.

"Suka banget Tan-, Mi, Mami." Masih kikuk.

Mami tersenyum melihat Lily yang masih canggung. "Makin lama nanti kamu akan terbiasa menyebut mami dan papi."

Petugas catering berjajar di sana melayani tamu. Mami menuntun Lily berjalan dan Luna di belakang mereka. Mereka mengambil makanan.

Sementara di sudut sebuah ruangan.

"Kamu ngapain telepon-telepon. Aku lagi sibuk."

"Sayang, aku seperti dengar suara orang sedang menyanyi. Kamu ada di mana?" tanya Clara.

"Aku lagi di luar kota di acara nikahan kolega. Aku tutup dulu teleponnya." Dion menjawab sinis.

"Tunggu dulu, sayang. Kamu kok nggak ngajak aku ikut?"

"Dengar ya, aku menganggap kamu hanya masa lalu. Hubungan kita sudah berakhir. Kamu jangan berharap aku akan menerimamu lagi," titah Dion tegas.

"Dion, kamu jangan munafik lah. Kita ini saling membutuhkan. Aku sekarang di kantor kamu tapi kamu nggak ada. Beberapa hari ini aku menunggu telepon dari kamu, tapi kamu tak kunjung menelepon. Kamu masih marah ya? udah dong marahnya."

"Clara, aku tegaskan sekali lagi. Aku sudah lama melupakanmu. Aku sudah hidup bahagia sekarang. Aku harap kamu juga segera melupakan aku dan hubungan yang pernah kita jalani. Semoga kamu cepat menemukan kebahagiaanmu. Kamu pulanglah dan jangan pernah lagi menghubungi atau menemuiku." Dion langsung memutuskan teleponnya, menarik napas panjang. Kini dia sudah menjadi seorang suami dan memiliki tanggung jawab baru.

Terpopuler

Comments

Serliii

Serliii

visualnya dong thor :)

2020-07-05

2

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Pertemuan pertama
3 Di pernikahan
4 Lily dan Papa Miko
5 Kediaman Keluarga Surya
6 Tamu tak diundang
7 Dijodohkan?
8 Mencoba Membatalkan (bagian 1)
9 Mencoba Membatalkan (bagian 2)
10 Pelukan
11 Mengobati luka
12 Style Korea
13 Jawaban tidak terduga
14 Jangan sakiti dia
15 Kembalinya mantan
16 Sore hari
17 Ketentuan
18 Berdebar-debar
19 Pernikahan (1)
20 Pernikahan (2)
21 Pernikahan (3)
22 Pesta Berakhir
23 Tidur di Ruang Pakaian
24 Papa?
25 Bangun Tidur
26 Ke Rumah
27 Menangkap Penjahat
28 Terima Kasih
29 Secepat Inikah?
30 Bayar Utang
31 Pertemuan Terakhir
32 Pergi
33 Sekolah
34 Edelweis
35 Dion Benar-Benar Pergi
36 Video Call Singkat
37 Axel Pacarku!
38 Dilema
39 Kanker
40 Penjelasan
41 Menghormati Pernikahan
42 Harus Izin
43 Lupa Membawa Senyum
44 Mereka Pelangganku
45 Bertengkar
46 Buku Harian Lily
47 Dion vs Axel
48 Didiami
49 Lily Mau Dion Peduli
50 Balas Dendam
51 Anggap Seperti Ibu Kandung
52 Gara-gara Tamu
53 Mencari Lily
54 Menabrak
55 Barang Rongsok
56 Kenapa Membawa Banyak Baju
57 Pak Miko, Adnan dan Axel
58 Menjadi Wali
59 Fans Dadakan
60 Bisa berteman, kan?
61 Kepo
62 Agar Saling Mengingat
63 Tidur Bersama
64 Selamat Pagi
65 Aku Jatuh Hati Padanya
66 Di Angkot
67 Papi dan Mami Pulang
68 Cerita Ariel
69 Jarak Satu Jengkal
70 Ciuman Pertama
71 Diikuti
72 Ingin Adik
73 Dion Menahan Diri
74 Lebih Dari Sekedar Indah
75 Ariel Berkunjung
76 Sprei Berdarah
77 Seperti Kucing
78 Laporan Clara
79 Jangan Banyak Bicara
80 Tidak Akan Terjadi Apa-Apa
81 Dicemburui
82 Kenapa Tidak Pakai Baju
83 Tentang Clara
84 Berita Baik Bulan Depan
85 While in Bali
86 While in Bali (ll)
87 While in Bali (lll)
88 Terakhir di Bali
89 Mempengaruhi
90 Oh Clara
91 Pacaran dengan Yang Tidak Punya Akal
92 Tugas Penting
93 Rencana Jahat
94 Dermaga Cinta
95 Adnan Kembali
96 Malam Terakhir
97 Ciuman terakhir
98 Pregnant
99 Papa....!
100 Lily Yang Malang
101 Kenyataan Pahit
102 Menangislah!
103 Menikah lagi?
104 Negosiasi
105 Bertemu dalam Mimpi
106 Pulang
107 Luka yang Kian Berdarah
108 Semua Akan Baik-Baik Saja
109 Lily Berhak Bahagia
110 Aku Tidak Menceraikannya
111 Di mana Lily?
112 Rindu Setengah Caci
113 Setangkai Mawar dari Pacar
114 Aroma yang Dirindukan
115 Akan Berdamai dengan Masa Lalu
116 Aku Kuat
117 Suami Kamu
118 Pantas Dihukum
119 Tetap Memenuhi Tanggung Jawab
120 Terimakasih
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Perkenalan
2
Pertemuan pertama
3
Di pernikahan
4
Lily dan Papa Miko
5
Kediaman Keluarga Surya
6
Tamu tak diundang
7
Dijodohkan?
8
Mencoba Membatalkan (bagian 1)
9
Mencoba Membatalkan (bagian 2)
10
Pelukan
11
Mengobati luka
12
Style Korea
13
Jawaban tidak terduga
14
Jangan sakiti dia
15
Kembalinya mantan
16
Sore hari
17
Ketentuan
18
Berdebar-debar
19
Pernikahan (1)
20
Pernikahan (2)
21
Pernikahan (3)
22
Pesta Berakhir
23
Tidur di Ruang Pakaian
24
Papa?
25
Bangun Tidur
26
Ke Rumah
27
Menangkap Penjahat
28
Terima Kasih
29
Secepat Inikah?
30
Bayar Utang
31
Pertemuan Terakhir
32
Pergi
33
Sekolah
34
Edelweis
35
Dion Benar-Benar Pergi
36
Video Call Singkat
37
Axel Pacarku!
38
Dilema
39
Kanker
40
Penjelasan
41
Menghormati Pernikahan
42
Harus Izin
43
Lupa Membawa Senyum
44
Mereka Pelangganku
45
Bertengkar
46
Buku Harian Lily
47
Dion vs Axel
48
Didiami
49
Lily Mau Dion Peduli
50
Balas Dendam
51
Anggap Seperti Ibu Kandung
52
Gara-gara Tamu
53
Mencari Lily
54
Menabrak
55
Barang Rongsok
56
Kenapa Membawa Banyak Baju
57
Pak Miko, Adnan dan Axel
58
Menjadi Wali
59
Fans Dadakan
60
Bisa berteman, kan?
61
Kepo
62
Agar Saling Mengingat
63
Tidur Bersama
64
Selamat Pagi
65
Aku Jatuh Hati Padanya
66
Di Angkot
67
Papi dan Mami Pulang
68
Cerita Ariel
69
Jarak Satu Jengkal
70
Ciuman Pertama
71
Diikuti
72
Ingin Adik
73
Dion Menahan Diri
74
Lebih Dari Sekedar Indah
75
Ariel Berkunjung
76
Sprei Berdarah
77
Seperti Kucing
78
Laporan Clara
79
Jangan Banyak Bicara
80
Tidak Akan Terjadi Apa-Apa
81
Dicemburui
82
Kenapa Tidak Pakai Baju
83
Tentang Clara
84
Berita Baik Bulan Depan
85
While in Bali
86
While in Bali (ll)
87
While in Bali (lll)
88
Terakhir di Bali
89
Mempengaruhi
90
Oh Clara
91
Pacaran dengan Yang Tidak Punya Akal
92
Tugas Penting
93
Rencana Jahat
94
Dermaga Cinta
95
Adnan Kembali
96
Malam Terakhir
97
Ciuman terakhir
98
Pregnant
99
Papa....!
100
Lily Yang Malang
101
Kenyataan Pahit
102
Menangislah!
103
Menikah lagi?
104
Negosiasi
105
Bertemu dalam Mimpi
106
Pulang
107
Luka yang Kian Berdarah
108
Semua Akan Baik-Baik Saja
109
Lily Berhak Bahagia
110
Aku Tidak Menceraikannya
111
Di mana Lily?
112
Rindu Setengah Caci
113
Setangkai Mawar dari Pacar
114
Aroma yang Dirindukan
115
Akan Berdamai dengan Masa Lalu
116
Aku Kuat
117
Suami Kamu
118
Pantas Dihukum
119
Tetap Memenuhi Tanggung Jawab
120
Terimakasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!