Hari yang mendebarkan pun tiba. Mungkin hanya Lily yang menganggap begitu. Wajah papa dan Luna terlihat sangat bahagia, berbanding terbalik dengan dirinya.
Mereka sudah siap, Lily dengan gaun pengantin putihnya berpadu dengan mutiara yang berkilauan. Tak lupa ada mahkota kecil menghias kepalanya. Luna juga menggunakan gaun yang tak kalah indah dan papa dengan setelan jas membuat dia terlihat gagah.
Utusan keluarga Dion sudah dari tadi menunggu. Kata mereka tidak perlu terburu-buru karena waktu masih banyak. Pak Seto dan Bu Sinta juga turut andil bagian. Sedangkan Adnan, lebih dari seminggu dia pulang kampung menjenguk ayahnya yang sakit. Dia tidak tahu kalau hari ini Lily menikah.
"Pa, aku gugup dan juga takut," ujar Lily setelah mobil melaju beberapa meter. Dia menyandarkan kepalanya ke bahu papa.
"Itu biasa dialami kedua mempelai. Papa dan mamamu juga merasakan yang sama dulu. Setelah janji suci terucap, kamu nanti akan tenang lagi." Papa menggenggam erat tangan Lily, menyalurkan sedikit ketenangan. Luna duduk di samping Pak Supir, Pak Seto dan Bu Sinta di mobil yang lainnya.
Lily berharap pernikahannya berjalan lancar sesuai keinginan papa dan orangtua Dion. Mobil memasuki kawasan rumah elit.
Kenapa ke sini? Bukankah pengusaha menikah biasanya di gedung mewah atau hotel?
Lily melihat ke kiri dan kanan jendela mobil. Rumah-rumah mewah berjajar dan berhadap-hadapan, dia belum pernah ke sini. Dia ingin bertanya tetapi diurungkan. Hari ini dia memutuskan untuk tidak banyak bicara.
Mobil pengantin yang mereka naiki memasuki rumah keluarga Dion. Lily tercengang begitupun dengan Luna. Selama ini dia melihat rumah mewah seperti ini hanya di drakor yang sering dia tonton. Mereka turun. Luna, Pak Seto dan Bu Sinta diarahkan oleh seseorang untuk duduk di kursi yang sudah disediakan.
Kedatangan mereka disambut dengan dekorasi berwarna serba putih. Tema pernikahan outdoorlah yang dipilih mami, sama seperti tema pernikahan anak sahabat mami dulu. Taman rumah itu luas sehingga mampu menampung banyak orang.
Kini papa dan Lily berdiri tepat di depan sebuah flower gate raksasa berbentuk hati yang sudah dihias dengan bunga mawar putih. Bau wangi bunga itu semerbak harum.
Di seberang flower gate itu ada red carpet yang sudah ditaburi kelopak bunga. Tamu undangan sudah duduk dengan rapi di samping kanan dan kiri. Pandangan mereka mengarah pada Lily dan papa.
Sepertinya kedatangan Lily sudah diatur waktunya dengan sempurna. Buktinya saat mereka tiba para tamu undangan sudah duduk manis ditempatnya masing-masing dan tidak terdengar suara sama sekali. Acara sudah bisa langsung dimulai.
"Pa, aku gugup sekali," kata Lily karena tamu menatapnya terus. Mungkin mereka kagum pada mempelai wanita yang cantik hingga tidak berkedip.
"Tenang sayang, ada Papa di sini." Papa tersenyum dan memberikan tangannya agar digandeng oleh Lily.
Papa menuntun Lily berjalan ke pelaminan dengan langkah pelan. Di sana ada seseorang berdiri menunggu, siapa lagi kalau bukan Dion. Tamu-tamu terlihat berbisik-bisik. Banyak juga yang tersenyum melihat Lily. Dari berbagai sudut terlihat fotografer sedang bermain dengan kameranya. Lily sangat gugup karena dialah pusat perhatian saat ini.
Tenang Ly, anggap aja kamu sedang main drama saat ini. Lily mencoba menenangkan dirinya sendiri, bibirnya menyunggingkan senyum untuk menutupi kegugupannya.
Papa menyerahkan tangan Lily ke Dion. Awalnya Lily menahan tangannya tidak mau bersentuhan dengan Dion. Namun papa memberi kode biar Lily menurut.
Acara pernikahan dimulai. Ikrar janji suci terucap dari mempelai pria dan wanita disaksikan oleh para saksi dan para undangan. Sampai acara tukar cincin, Lily tidak mau melihat wajah Dion agar tidak membuatnya semakin gugup. Dia hanya melihat bunga mawar yang disemat di saku atas jas yang berwarna putih senada dengan hand bouquet yang dipegangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments