Mencoba Membatalkan (bagian 2)

Papa tahu Lily tidak akan setuju dengan pernikahan di usia ini apalagi karena dijodohkan. Tetapi niatnya sudah sangat mantap.

Papa memutar badan Lily agar mereka saling berhadapan. Papa menatap wajah Lily dengan tatapan penuh arti. Tangan papa masih menempel di kedua bahu Lily.

"Lily sayang, kamu ingat Papa pernah bilang kalau ada yang melamar kamu Papa akan menerimanya?" Lily hanya diam tertunduk.

"Papa tahu kamu pasti terkejut, kecewa atau marah karena keputusan Papa ini yang tidak meminta persetujuanmu terlebih dulu. Tapi percayalah, Papa yakin inilah yang terbaik untuk kita semua."

Lily semakin tertunduk lemas, ada gurat kekecewaan di wajahnya.

Papa menarik napasnya. Berusaha memberi pengertian dan mencairkan kesedihan Lily.

"Kamu bilang tadi ingin merasakan masa muda, mau berpacaran kan? Bukankah kamu sudah pernah pacaran diam-diam dengan si Axel?" Lily kembali mengutuki kebodohannya karena menumpahkan isi hati di dalam diary kesayangannya.

"Tadi Papa ketemu dia di toko bunga."

"Benarkah Pa?" Lily mendongakkan kepalanya dengan malu-malu karena papa masih mengingat pacaran diam-diamnya.

"Iya, tadi dia mencoba minta restu untuk pacaran dengan puteri kesayangan papa ini." Papa membelai rambut Lily lembut.

"Trus gimana Pa?" Lily semangat, melupakan sejenak urusan perjodohan. Lily semangat bukan karena setuju dengan rencana Axel yang meminta restu papa, tapi ingin tahu apa reaksi papanya terhadap Axel.

"Papa akui dia anak jantan yang pemberani. Papa bilang padanya, Papa akan menerima kalau dia melamar kamu bukan untuk berpacaran denganmu."

"Ih, Papa ini. Pengin sekali Lily menikah."

Papa tersenyum.

"Lalu dia bilang apa Pa?" tanya Lily lagi, masih ingin tahu kelanjutannya.

"Dia terlihat sangat terkejut. Lalu dia bilang belum siap kalau harus melamar kamu di usianya yang sekarang. Dia minta waktu sama Papa sampai dia lulus kuliah dan bekerja."

Ada kekaguman tersendiri di hati Lily mendengar jawaban Axel yang keren itu. Tetapi tetap saja dia tidak bisa menaruh hati, karena hatinya masih dibawa sang kakak ketua osis yang sudah kuliah di perguruan tinggi salah satu favorit di Indonesia ini.

"Papa memberi dia waktu?"

"Tidak. Papa tidak mau dia berharap lebih. Papa hanya memberi dia semangat. Kalau berjodoh pasti akan bertemu."

"Apa Axel bikin Papa marah?" Lily menatap lekat wajah papa.

"Tidak sama sekali. Dia anak yang sopan dan ramah."

Ahh Axel maafkan aku. Aku sudah mempermainkan perasaanmu. Aku berdoa agar kelak kamu mendapatkan wanita yang baik dan mencintaimu.

"Kenapa diam? Apa kamu merasa bersalah karena mempermainkan dia?"

"Ah Papa. Lily jadi merasa berdosa kan." Lily mengingat-ingat lagi kenangannya dengan Axel. Bagaimana dia membalas perasaan Axel dengan setengah hati.

"Kalau bertemu kembali, minta maaflah dan jelaskan bagaimana sebenarnya hatimu padanya."

"Iya Pa," jawab Lily lemas.

Setelah beberapa saat, papa meneguk jus jeruknya sebelum mulai bicara lagi. "Dan kamu bilang mau jadi pramugari kan? Dion itu pengusaha sukses di dalam dan luar negeri."

Lily berpikir sejenak. "Apa hubungannya pramugari dengan usahanya yang sukses?" berguman, namun masih bisa didengar papa.

Papa tersenyum. "Kalau Dion ada urusan bisnis yang jaraknya jauh kamu bisa minta ikut dengannya. Kamu bisa merasakan bagaimana naik pesawat dengan pramugari-pramugari yang kamu idolakan itu."

Lily mengambil air putih di atas meja dan meminumnya, membenarkan rambutnya. Menatap papa dengan serius. "Pa, bukan itu poin utamanya. Kenapa Papa setuju menjodohkan Lily dengan dia?"

Papa juga tak kalah serius menatap Lily. Papa mengambil telapak tangan Lily dan menggenggamnya erat. "Karena mama menginginkannya. Itulah permintaan terakhir mamamu."

"Mama." Bibir Lily bergetar menyebut mama. Ada kristal bening jatuh dari bola matanya.

Papa langsung memeluk erat tubuh Lily. Ada kerinduan di hati mereka terhadap mama.

"Iya Ly. Mama ingin kamu menikah dengan Dion," ujar Papa yang masih memeluk Lily.

"Tapi kenapa mama ingin Lily menikah dengannya Pa?"

Papa melepaskan pelukannya dan menatap Lily lagi. "Kemarin Om Surya menelepon Papa supaya bertemu dengan mereka. Dan tadi kami bertemu, Dion juga ada di sana. Lalu Tante Surya bercerita kalau dulu pernah mengatakan ingin kamu jadi menantu mereka kepada mama kamu. Dan sebelum meninggal, itu juga lah yang disampaikan mama pada Papa. Papa juga sangat terkejut, karena diam-diam mereka sudah lama menjodohkan kalian tanpa sepengetahuan Papa dan Om Surya." Papa menarik napas sebentar dan melanjutkan lagi.

"Sama seperti kamu, Dion juga sangat menentang keras perjodohan ini. Tapi Papa yakin dengan keputusan mamamu." Papa berdiri dan menuju ke sebuah meja kecil, mengambil dan memandang foto mama yang ada di sana.

"Kamu tahu kan bagaimana mama lebih memilih untuk mengelola toko bunga kita mulai dari nol daripada bekerja di kantoran. Dia tetap gigih membangun toko walaupun banyak orang yang meremehkan keputusan mama. Dan sekarang kamu lihat sendiri bagaimana hasil kerja keras mama itu. Sekarang terserah kamu mau menerima atau menolak perjodohan ini."

Lily hanya diam. Dia mencoba mencerna setiap ucapan papa tadi. Dia tidak tahu bagaimana isi hatinya sekarang. Dia tidak bisa memutuskan perjodohan ini mau diterima atau ditolak.

***

Sementara di istana Keluarga Surya

"Dion bagaimana? Apa tanggapan Lily?" Mami langsung memburu dengan pertanyaannya setelah Dion masuk.

Dion duduk di sebelah mami. Sementara papi tidak tahu entah di mana. "Dion pusing Mi, gadis itu benar-benar bikin kepala Dion mau meledak." jawab Dion sambil memijit-mijit pelipisnya.

"Kenapa mau meledak? Kalian tidak berantam kan?" mami panik.

"Tentu saja nggak Mi." Menyandarkan kepalanya. "Mi batalkan saja perjodohan ini. Dion nggak suka sama gadis itu."

"Oh gitu. Jadi kamu memilih untuk melajang seumur hidup."

"Ya nggak juga lah Mi. Jangan sampai Mi."

Dion bergidik ngeri.

"Dion dan dia sama-sama nggak setuju Mi. Dia itu bukan tipe Dion. Lagipula kasihan dia Mi, menikah di usia yang masih muda."

"Benarkah? Lalu bagaimana tipemu? Seperti si Clara itu? Kenapa kasihan? Apa kamu akan memaksanya bekerja keras setelah menikah? Kamu akan menyuruhnya bekerja rodi, begitu?"

"Mi, Dion malas berdebat lagi. Dia itu terlalu muda untuk Dion. Dia nggak akan bisa menyesuaikan diri Mi." Dion semakin frustasi karena setiap hari yang dibahas hanyalah tentang perjodohan.

"Sekarang kamu dengarkan Mami. Kalau menurutmu Lily masih terlalu muda, maka kamu harus mengajari dia untuk dewasa. Kalau Lily nggak bisa menyesuaikan diri, maka kamulah yang harus menyesuaikan diri terhadap Lily. Tidak ada bantahan lagi. Lily adalah gadis yang tepat sebagai menantu perempuan di keluarga ini." Suara mami terdengar sangat lantang.

"Dion." Tiba-tiba papi sudah ada saja di belakang sofa yang diduduki Dion. "Semua orang tua akan berusaha memberi yang terbaik untuk anaknya, dan inilah keputusan yang terbaik untukmu. Papi dan Mami sudah memikirkan ini matang-matang sebelumnya. Kelak setelah punya anak, kamu akan mengerti bagaimana perasaan Mami dan Papi sekarang," ucap Papi sambil menepuk-nepuk bahu Dion.

Dion bangun dari duduknya. "Baiklah Pi, Mi. Dion ikut saja dengan keputusan Mami dan Papi. Dion ke kantor dulu. Ada meeting yang tertunda tadi." Dion mencium pipi, menyalami papi maminya bergantian.

"Lihat saja nanti Pi. Dia akan berterima kasih karena dijodohkan dengan Lily," ucap mami lagi setelah Dion pergi.

"Iya Mi. Pak Miko memiliki puteri yang baik seperti Lily."

Dan begitulah keputusan final dari keluarga Surya.

Terpopuler

Comments

Naura Fadiela

Naura Fadiela

beruntung bgt Dion dpt...daun muda

2021-04-13

1

Marmi Riswiatmo

Marmi Riswiatmo

entar dion bucin deh

2020-08-29

2

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Pertemuan pertama
3 Di pernikahan
4 Lily dan Papa Miko
5 Kediaman Keluarga Surya
6 Tamu tak diundang
7 Dijodohkan?
8 Mencoba Membatalkan (bagian 1)
9 Mencoba Membatalkan (bagian 2)
10 Pelukan
11 Mengobati luka
12 Style Korea
13 Jawaban tidak terduga
14 Jangan sakiti dia
15 Kembalinya mantan
16 Sore hari
17 Ketentuan
18 Berdebar-debar
19 Pernikahan (1)
20 Pernikahan (2)
21 Pernikahan (3)
22 Pesta Berakhir
23 Tidur di Ruang Pakaian
24 Papa?
25 Bangun Tidur
26 Ke Rumah
27 Menangkap Penjahat
28 Terima Kasih
29 Secepat Inikah?
30 Bayar Utang
31 Pertemuan Terakhir
32 Pergi
33 Sekolah
34 Edelweis
35 Dion Benar-Benar Pergi
36 Video Call Singkat
37 Axel Pacarku!
38 Dilema
39 Kanker
40 Penjelasan
41 Menghormati Pernikahan
42 Harus Izin
43 Lupa Membawa Senyum
44 Mereka Pelangganku
45 Bertengkar
46 Buku Harian Lily
47 Dion vs Axel
48 Didiami
49 Lily Mau Dion Peduli
50 Balas Dendam
51 Anggap Seperti Ibu Kandung
52 Gara-gara Tamu
53 Mencari Lily
54 Menabrak
55 Barang Rongsok
56 Kenapa Membawa Banyak Baju
57 Pak Miko, Adnan dan Axel
58 Menjadi Wali
59 Fans Dadakan
60 Bisa berteman, kan?
61 Kepo
62 Agar Saling Mengingat
63 Tidur Bersama
64 Selamat Pagi
65 Aku Jatuh Hati Padanya
66 Di Angkot
67 Papi dan Mami Pulang
68 Cerita Ariel
69 Jarak Satu Jengkal
70 Ciuman Pertama
71 Diikuti
72 Ingin Adik
73 Dion Menahan Diri
74 Lebih Dari Sekedar Indah
75 Ariel Berkunjung
76 Sprei Berdarah
77 Seperti Kucing
78 Laporan Clara
79 Jangan Banyak Bicara
80 Tidak Akan Terjadi Apa-Apa
81 Dicemburui
82 Kenapa Tidak Pakai Baju
83 Tentang Clara
84 Berita Baik Bulan Depan
85 While in Bali
86 While in Bali (ll)
87 While in Bali (lll)
88 Terakhir di Bali
89 Mempengaruhi
90 Oh Clara
91 Pacaran dengan Yang Tidak Punya Akal
92 Tugas Penting
93 Rencana Jahat
94 Dermaga Cinta
95 Adnan Kembali
96 Malam Terakhir
97 Ciuman terakhir
98 Pregnant
99 Papa....!
100 Lily Yang Malang
101 Kenyataan Pahit
102 Menangislah!
103 Menikah lagi?
104 Negosiasi
105 Bertemu dalam Mimpi
106 Pulang
107 Luka yang Kian Berdarah
108 Semua Akan Baik-Baik Saja
109 Lily Berhak Bahagia
110 Aku Tidak Menceraikannya
111 Di mana Lily?
112 Rindu Setengah Caci
113 Setangkai Mawar dari Pacar
114 Aroma yang Dirindukan
115 Akan Berdamai dengan Masa Lalu
116 Aku Kuat
117 Suami Kamu
118 Pantas Dihukum
119 Tetap Memenuhi Tanggung Jawab
120 Terimakasih
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Perkenalan
2
Pertemuan pertama
3
Di pernikahan
4
Lily dan Papa Miko
5
Kediaman Keluarga Surya
6
Tamu tak diundang
7
Dijodohkan?
8
Mencoba Membatalkan (bagian 1)
9
Mencoba Membatalkan (bagian 2)
10
Pelukan
11
Mengobati luka
12
Style Korea
13
Jawaban tidak terduga
14
Jangan sakiti dia
15
Kembalinya mantan
16
Sore hari
17
Ketentuan
18
Berdebar-debar
19
Pernikahan (1)
20
Pernikahan (2)
21
Pernikahan (3)
22
Pesta Berakhir
23
Tidur di Ruang Pakaian
24
Papa?
25
Bangun Tidur
26
Ke Rumah
27
Menangkap Penjahat
28
Terima Kasih
29
Secepat Inikah?
30
Bayar Utang
31
Pertemuan Terakhir
32
Pergi
33
Sekolah
34
Edelweis
35
Dion Benar-Benar Pergi
36
Video Call Singkat
37
Axel Pacarku!
38
Dilema
39
Kanker
40
Penjelasan
41
Menghormati Pernikahan
42
Harus Izin
43
Lupa Membawa Senyum
44
Mereka Pelangganku
45
Bertengkar
46
Buku Harian Lily
47
Dion vs Axel
48
Didiami
49
Lily Mau Dion Peduli
50
Balas Dendam
51
Anggap Seperti Ibu Kandung
52
Gara-gara Tamu
53
Mencari Lily
54
Menabrak
55
Barang Rongsok
56
Kenapa Membawa Banyak Baju
57
Pak Miko, Adnan dan Axel
58
Menjadi Wali
59
Fans Dadakan
60
Bisa berteman, kan?
61
Kepo
62
Agar Saling Mengingat
63
Tidur Bersama
64
Selamat Pagi
65
Aku Jatuh Hati Padanya
66
Di Angkot
67
Papi dan Mami Pulang
68
Cerita Ariel
69
Jarak Satu Jengkal
70
Ciuman Pertama
71
Diikuti
72
Ingin Adik
73
Dion Menahan Diri
74
Lebih Dari Sekedar Indah
75
Ariel Berkunjung
76
Sprei Berdarah
77
Seperti Kucing
78
Laporan Clara
79
Jangan Banyak Bicara
80
Tidak Akan Terjadi Apa-Apa
81
Dicemburui
82
Kenapa Tidak Pakai Baju
83
Tentang Clara
84
Berita Baik Bulan Depan
85
While in Bali
86
While in Bali (ll)
87
While in Bali (lll)
88
Terakhir di Bali
89
Mempengaruhi
90
Oh Clara
91
Pacaran dengan Yang Tidak Punya Akal
92
Tugas Penting
93
Rencana Jahat
94
Dermaga Cinta
95
Adnan Kembali
96
Malam Terakhir
97
Ciuman terakhir
98
Pregnant
99
Papa....!
100
Lily Yang Malang
101
Kenyataan Pahit
102
Menangislah!
103
Menikah lagi?
104
Negosiasi
105
Bertemu dalam Mimpi
106
Pulang
107
Luka yang Kian Berdarah
108
Semua Akan Baik-Baik Saja
109
Lily Berhak Bahagia
110
Aku Tidak Menceraikannya
111
Di mana Lily?
112
Rindu Setengah Caci
113
Setangkai Mawar dari Pacar
114
Aroma yang Dirindukan
115
Akan Berdamai dengan Masa Lalu
116
Aku Kuat
117
Suami Kamu
118
Pantas Dihukum
119
Tetap Memenuhi Tanggung Jawab
120
Terimakasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!