Di sebuah taman yang memiliki jembatan kecil.
Kata Tante Surya, dia akan membawaku ke tempat penting. Apa ini tempat penting itu?
Dion berdiri menopang tubuhnya dengan tangan memegang pagar jembatan. Memperhatikan ikan sedang kejar-kejaran di kolam di bawah jembatan tempat mereka berada. Lily berdiri di belakangnya, berpikir keras mengapa dia dibawa ke tempat itu. Papa juga sama sekali tidak memberitahu Lily akan hal ini.
"Em, Pak. Anak Bapak yang manis itu dimana?" Lily mencoba memecahkan keheningan. Karena sejak dari toko tadi dia tidak bicara dan itu membuat mulutnya gatal.
Dion berbalik dan mengerutkan keningnya. Bisa-bisanya dia menanyakan anak lagi.
Dion menarik napas dan mengumpulkannya beberapa saat di rongga dadanya, lalu melepaskan dengan perlahan masih menatap lekat wajah Lily. "Apa kamu menerima perjodohan ini?" Ucapnya kemudian.
"Perjodohan apa Pak? Memang siapa yang mau dijodohkan?" jawab Lily tanpa berpikir dulu dan matanya asyik menatap jakun Dion yang naik turun yang sangat ingin dia sentuh dari tadi.
Gadis ini dari tadi selalu menatap leherku tanpa berkedip. Aku tahu aku ini keren.
"Saya dan kamu."
"Apa?" Lily membelalakkan matanya tidak percaya.
"Saya dan kamu dijodohkan orang tua kita," tegas Dion.
"Apa?" Suara Lily semakin nyaring.
Suara Lily yang nyaring melengking membuat orang-orang yang ada disekitar menatap heran mereka. Dion merasa tidak enak karena suara Lily mengundang perhatian orang lain. Dion tersenyum dan menganggukkan kepala kepada orang yang melihat mereka. Dion sangat malu.
"Hei, kecilkan suaramu. Lihat, orang-orang jadi memperhatikan kita. Ayo duduk di sana," ajak Dion sambil menunjuk ke sebuah bangku taman. Dion melangkahkan kakinya.
Sedangkan Lily? Dia berdiri mematung. Mulutnya masih menganga tidak percaya. Mencoba menelaah ucapan Dion tentang perjodohan. Meyakinkan diri bahwa dia sedang berada di pentas seni, berakting, seperti yang sering dia lakukan di sekolah.
Dion kembali lagi karena Lily tidak bergerak sama sekali. "Malah bengong, ayo ke sana." Masih bengong juga. Dion memukul pelan lengan Lily membuatnya tersentak dan tersadar.
"Ayo duduk di sana," ajak Dion lagi dan disusul Lily di belakang.
Dion duduk sedangkan Lily berdiri di hadapan Dion. "Aku dan Bapak dijodohkan? Bapak ini lucu sekali. Sudah punya anak istri malah membuat lelucon aneh begini. Aku tidak habis pikir." Lily sedikit membuat senyum mengejek sambil mengipas-ngipas wajahnya dengan jari-jari tangannya.
"Saya tidak sedang membuat lelucon. Saya juga tidak punya anak atau istri."
"Lalu anak yang dimaksud Tante Surya itu anak siapa?" tanya Lily sewot.
Kenapa kesannya aku seperti harus meminta penjelasan ya.
"Ariel. Dia itu keponakanku, anaknya Mbak Tiara."
Lily mondar-mandir di hadapan Dion. Dia menggigit lembut ujung telunjuk tangannya. Dan tangan yang lain ditempelkan di pinggang. Memikirkan sesuatu. Dion tersenyum dalam hati melihat tingkah Lily yang menurutnya lucu.
Lily kemudian duduk di samping Dion, sepertinya dia sudah menemukan apa yang harus dia katakan.
"Bapak pasti bohong. Mana mungkin aku dijodohkan. Papa juga tidak pernah membahas tentang perjodohan denganku. Aku tahu kalau aku ini cantik, manis, dan mungkin Bapak tertarik denganku. Tapi aku ini masih muda dan ingin melanjutkan sekolah. Aku ingin menggapai cita-citaku menjadi pramugari. Jadi lebih baik Bapak mencari istri yang lain saja. Aku dan Bapak benar-benar tidak cocok." Lily berucap panjang.
"Hei, kau..." Dion hampir saja terpancing ucapan Lily dengan meninggikan suaranya. Dia menenangkan lagi hatinya. "Orang tuaku dan Pak Miko sudah membahas tentang hal ini. Pak Miko sendiri yang memintaku untuk membicarakan ini denganmu. Kalau tidak percaya, kau bisa menanyakannya nanti," jawab Dion dengan menahan kesal.
Lily berpikir sesaat. "Apa Bapak yang meminta supaya dijodohkan denganku?"
"Hei ...."
Gadis ini benar-benar bikin aku kesal.
"Tentu saja tidak. Memangnya siapa yang mau dijodohkan dengan gadis remaja ingusan sepertimu." Kali ini Dion tidak bisa meredam rasa kesalnya.
"Kalau begitu, kenapa Bapak mau menerima dijodohkan denganku?"
Banyak sekali gadis ini bertanya.
"Itu karena aku dipaksa." Dion benar-benar merasa tidak perlu lagi menjaga imagenya di depan Lily.
"Kalau begitu batalkan saja. Kenapa malah diambil pusing," Lily menjawab santai, menyandarkan punggung dan kepalanya.
"Kalau kau bisa coba saja. Aku sudah berusaha menolak, tapi mami dan papi selalu memaksa. Aku akan bersujud di hadapanmu kalau kau bisa membatalkan perjodohan ini."
"Benarkah? Sepertinya akan lucu kalau ada orang tua yang bersujud di depanku." Lily terkekeh sambil berkhayal.
Dion geram. "Hei gadis penjual bunga. Kalau kau berhasil membatalkan perjodohan ini aku akan memberimu hadiah yang setimpal."
"Tidak perlu. Tidak menikah dengan Bapak sudah menjadi hadiah yang indah bagiku."
"Memangnya siapa yang mau menikah denganmu??" Dion mengeluarkan amarahnya karena sedari tadi Lily selalu memberi jawaban yang membuatnya kesal.
"Tentu saja lelaki yang mencintaiku dan yang kucintai juga," balas Lily.
Berbicara dengan gadis ini benar-benar membuat moodku sangat buruk. Bisa gila aku kalau sampai menikah dengannya.
"Pak, Bapak ini kan pasti punya pacar kan ya. Kenapa tidak menikah dengan pacar Bapak saja?" Lily berusaha mencari jalan keluar.
"Sudah putus." Justru karena aku nggak punya pacar makanya aku dijodohkan denganmu.
"Cari saja yang lain." Masih mencoba.
"Cari pacar tidak semudah menyisir kepala botak." Dion berdiri. "Sudahlah. Ayo pulang. Dan berusahalah meyakinkan papamu untuk membatalkan perjodohan ini." Dion melangkah pergi, tidak peduli Lily mengikut dari belakang atau tidak. Pertemuan kedua ini benar-benar membuat Dion sangat jengkel.
Lily mengikut dari belakang. Berpikir untuk menemukan cara membujuk papanya membatalkan perjodohan. Dilihat dari sorot mata dan wajah Dion, dan cara bicaranya sepertinya dia berkata benar tentang adanya perjodohan. Tapi kenapa papa nggak kasih tahu aku terlebih dulu sih?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Mel Rezki
cari pacar tidak semudah menyisir kepala botak🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
author bisa aja loh.
2021-07-12
0