Tamu tak diundang

"Hai Lily sayang. Rajin sekali ya kamu?" Tiba-tiba seseorang datang mengagetkan Lily yang sedang menata pot-pot bunga di depan toko.

"Axel, kamu kenapa tiba-tiba datang kesini?" Lily panik. Ini pertama kalinya Axel datang ke toko bunga secara terang-terangan. Biasanya dia tidak punya nyali sebesar itu.

Axel tersenyum melihat wajah panik Lily. "Aku mau minta ijin papamu untuk berpacaran denganmu," jawab Axel mantap. Dia berjalan ke teras toko sambil celingukan melihat ke dalam toko.

"Apa? Kau pasti sudah gila. Papa tidak ada. Lagipula kita sudah putus." Lily semakin panik karena Axel malah mengambil sikap duduk dengan santai. "Kamu cepatlah pulang. Kalau tidak papa akan menghajarmu." Lily menarik lengan Axel supaya bangun.

"Kamu minta putus karena takut ketahuan papamu kita pacaran kan." Mengibas tangan Lily yang menarik lengannya kasar. "Kamu tenang saja, aku sudah memantapkan hati untuk minta restu." Memukul dadanya seperti mengatakan, akulah super hero yang kau cari selama ini.

"Papa tidak mengijinkanku pacaran. Kau sudah tahu itu."

"Haha, yang benar saja. Anak gadisnya sudah sebesar ini, mana mungkin nggak dikasih ijin juga. Bukankah kau sendiri yang bilang dulu, selepas lulus SMA kau sudah diperbolehkan pacaran. Lihat saja nanti bagaimana aku akan meminta ijinnya."

Aduh, bagaimana cara menjelaskan kalau aku tidak benar-benar menyukaimu. Ya walaupun kamu tampan tapi perasaan tidak bisa dipaksakan. Lily mondar-mandir panik sambil memikirkan cara mengusir tamu tak diundang ini. Takut kalau tiba-tiba papanya akan datang.

"Papamu kemana?"

"Dia akan membunuhmu karena kau ada di sini."

"Haha, apa papamu seorang pembunuh? Kau ini lucu sekali. Kalau begitu aku ingin tahu bagaimana cara papamu membunuhku." balas Axel enteng.

"Sekarang kau boleh tertawa sepuasnya. Tapi nanti papa akan membunuhmu tanpa ampun."

"Ihh, takut," Axel pura-pura takut.

Lily semakin geram melihat Axel yang tidak ada takut-takutnya. "Axel, pergilah! Papa sedang keluar kota dan pulangnya minggu depan," Lily berbohong.

"Kalau begitu biarkan aku menunggunya sampai minggu depan." Axel menyandarkan kepalanya di sandaran kursi.

"Axel, kau ini kekanakan sekali." Lily menarik lagi kedua tangan Axel. Bukannya berhasil mengusirnya, Lily malah terjerembab kepelukan Axel.

"Lihat pipimu bersemu merah. Kau sampai sesenang itu karena kupeluk kan." Axel tersenyum licik.

"Sembarangan sekali kau kalau bicara." pipiku begini karena wajahku belum pernah sedekat ini dengan lawan jenis.

"Ehm. Permisi."

"Eh, iya." Lily menatap ke arah suara. Eh dia! Lily sadar akan posisinya sedang bagaimana. Lily cepat-cepat berdiri dan menghampiri tamu. "Om Surya, ada yang bisa kubantu?"

"Saya anaknya. Saya mau menjemputmu," jawab Dion tanpa basa-basi. Sedangkan Lily bingung sendiri kenapa sampai dia dijemput dadakan begini.

Huh, kalau bukan karena rengekan mami tiap hari yang bikin kepalaku pusing, aku nggak akan mau datang kesini. Dan, sedang apa mereka tadi? Cih

"Tapi Pak, kenapa aku dijemput? Kemana Bapak akan membawaku? Aku juga belum terlalu kenal dengan Bapak. Kenapa bukan Tante Surya yang datang kemari?" Lily ingin menolak ajakan orang baru dikenalnya itu, tetapi mengingat orang yang berdiri di depannya adalah anak pelanggan terbaik tokonya, dia meminta penjelasan saja. "Aku harus minta ijin dulu sama papa," membuat alasan supaya tidak pergi dengan orang baru dikenal.

Banyak sekali gadis ini bicara. "Mami sudah minta ijin Pak Miko. Dan Pak Miko sudah mengijinkan saya untuk membawamu." Tinggal nurut aja apa susahnya. Aku juga nggak akan memakanmu.

Melihat Lily yang hanya diam, Dion menarik napas. "Kalau kamu tidak mau, saya pergi saja." Dion berbalik ingin pergi, tetapi hpnya berbunyi tanda panggilan masuk.

"Halo Mi."

"Dion, kamu masih di toko bunga kan. Kamu pasti nggak berhasil mengajak Lily kan. Coba kamu beri hpmu pada Lily."

Kenapa kata-kata mami telak begini? Mami tahu aja aku nggak berhasil.

Dion berbalik lagi." Ini, mami mau bicara." Dion menyerahkan hpnya.

Lily mengambil hp itu dengan sedikit ragu. "Iya Tante, ada yang bisa dibantu?" Mendengarkan suara dari seberang telepon. "Tapi kenapa Tante?" Mendengarkan lagi.

"Oh gitu ya Tante. Ya udah Lily akan ikut. Bye Tante." Panggilan terputus, Lily menyerahkan lagi hp Dion.

"Kalau gitu aku akan ikut Pak. Aku ke belakang dulu sebentar." Lily ke kebun untuk pamit dan sekaligus menyerahkan tanggung jawab toko kepada Pak Seto dan Bu Sinta.

Kira-kira apa yang dikatakan mami ya sampai Lily mau menerima ajakan Dion?

"Axel, kamu pulang saja. Papa masih lama pulang. Apa kamu mau menunggu papa sampai bulukan?"

"Kamu mau ke mana?"

"Mau kencan," jawab Lily asal dan berlalu tanpa peduli lagi terhadap Axel. Sementara Dion sudah menunggu di dalam mobil.

*****

Di dalam mobil mereka berdua diam saja. Lily beberapa kali melihat ke depan dan ke luar jendela kaca, sedangkan Dion konsentrasi mengemudi.

Ahh, leherku sakit hanya menghadap ke kiri dan ke depan terus. Kalau aku lihat ke kanan, nggak apa-apa kali ya.

Dan sttt, Lily menoleh ke kanan. Dia memperhatikan Dion yang sedang serius mengemudi. Lebih tampan kalau dilihat dari samping, kalau dari depan ya jelas seperti orang tua, hihi. Lily bergumam dalam hati sambil terkekeh. Pandangan Lily turun ke leher. Itu yang menonjol menggoda sekali. Ingin rasanya aku menyentuh itu, sumpah. Jakun papa juga ada, tapi aku nggak pernah terpikir untuk menyentuhnya. Dan ini? Diijinkan nggak ya kalau aku minta menyentuh itu?

Lily sadarlah, dia itu pria asing.

Lily tidak tahu entah Dion sadar diperhatikan atau tidak. Hanya Dion yang tahu. Benar saja, tidak ada kata yang terucap dari bibir mereka. Lily benar-benar berhasil membungkam mulutnya yang cerewet. Kira-kira kemana ya Dion membawa si Lily?

Terpopuler

Comments

Mel Rezki

Mel Rezki

seneng saja kalau baca novel berkualitas begini👍

2021-07-12

0

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Pertemuan pertama
3 Di pernikahan
4 Lily dan Papa Miko
5 Kediaman Keluarga Surya
6 Tamu tak diundang
7 Dijodohkan?
8 Mencoba Membatalkan (bagian 1)
9 Mencoba Membatalkan (bagian 2)
10 Pelukan
11 Mengobati luka
12 Style Korea
13 Jawaban tidak terduga
14 Jangan sakiti dia
15 Kembalinya mantan
16 Sore hari
17 Ketentuan
18 Berdebar-debar
19 Pernikahan (1)
20 Pernikahan (2)
21 Pernikahan (3)
22 Pesta Berakhir
23 Tidur di Ruang Pakaian
24 Papa?
25 Bangun Tidur
26 Ke Rumah
27 Menangkap Penjahat
28 Terima Kasih
29 Secepat Inikah?
30 Bayar Utang
31 Pertemuan Terakhir
32 Pergi
33 Sekolah
34 Edelweis
35 Dion Benar-Benar Pergi
36 Video Call Singkat
37 Axel Pacarku!
38 Dilema
39 Kanker
40 Penjelasan
41 Menghormati Pernikahan
42 Harus Izin
43 Lupa Membawa Senyum
44 Mereka Pelangganku
45 Bertengkar
46 Buku Harian Lily
47 Dion vs Axel
48 Didiami
49 Lily Mau Dion Peduli
50 Balas Dendam
51 Anggap Seperti Ibu Kandung
52 Gara-gara Tamu
53 Mencari Lily
54 Menabrak
55 Barang Rongsok
56 Kenapa Membawa Banyak Baju
57 Pak Miko, Adnan dan Axel
58 Menjadi Wali
59 Fans Dadakan
60 Bisa berteman, kan?
61 Kepo
62 Agar Saling Mengingat
63 Tidur Bersama
64 Selamat Pagi
65 Aku Jatuh Hati Padanya
66 Di Angkot
67 Papi dan Mami Pulang
68 Cerita Ariel
69 Jarak Satu Jengkal
70 Ciuman Pertama
71 Diikuti
72 Ingin Adik
73 Dion Menahan Diri
74 Lebih Dari Sekedar Indah
75 Ariel Berkunjung
76 Sprei Berdarah
77 Seperti Kucing
78 Laporan Clara
79 Jangan Banyak Bicara
80 Tidak Akan Terjadi Apa-Apa
81 Dicemburui
82 Kenapa Tidak Pakai Baju
83 Tentang Clara
84 Berita Baik Bulan Depan
85 While in Bali
86 While in Bali (ll)
87 While in Bali (lll)
88 Terakhir di Bali
89 Mempengaruhi
90 Oh Clara
91 Pacaran dengan Yang Tidak Punya Akal
92 Tugas Penting
93 Rencana Jahat
94 Dermaga Cinta
95 Adnan Kembali
96 Malam Terakhir
97 Ciuman terakhir
98 Pregnant
99 Papa....!
100 Lily Yang Malang
101 Kenyataan Pahit
102 Menangislah!
103 Menikah lagi?
104 Negosiasi
105 Bertemu dalam Mimpi
106 Pulang
107 Luka yang Kian Berdarah
108 Semua Akan Baik-Baik Saja
109 Lily Berhak Bahagia
110 Aku Tidak Menceraikannya
111 Di mana Lily?
112 Rindu Setengah Caci
113 Setangkai Mawar dari Pacar
114 Aroma yang Dirindukan
115 Akan Berdamai dengan Masa Lalu
116 Aku Kuat
117 Suami Kamu
118 Pantas Dihukum
119 Tetap Memenuhi Tanggung Jawab
120 Terimakasih
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Perkenalan
2
Pertemuan pertama
3
Di pernikahan
4
Lily dan Papa Miko
5
Kediaman Keluarga Surya
6
Tamu tak diundang
7
Dijodohkan?
8
Mencoba Membatalkan (bagian 1)
9
Mencoba Membatalkan (bagian 2)
10
Pelukan
11
Mengobati luka
12
Style Korea
13
Jawaban tidak terduga
14
Jangan sakiti dia
15
Kembalinya mantan
16
Sore hari
17
Ketentuan
18
Berdebar-debar
19
Pernikahan (1)
20
Pernikahan (2)
21
Pernikahan (3)
22
Pesta Berakhir
23
Tidur di Ruang Pakaian
24
Papa?
25
Bangun Tidur
26
Ke Rumah
27
Menangkap Penjahat
28
Terima Kasih
29
Secepat Inikah?
30
Bayar Utang
31
Pertemuan Terakhir
32
Pergi
33
Sekolah
34
Edelweis
35
Dion Benar-Benar Pergi
36
Video Call Singkat
37
Axel Pacarku!
38
Dilema
39
Kanker
40
Penjelasan
41
Menghormati Pernikahan
42
Harus Izin
43
Lupa Membawa Senyum
44
Mereka Pelangganku
45
Bertengkar
46
Buku Harian Lily
47
Dion vs Axel
48
Didiami
49
Lily Mau Dion Peduli
50
Balas Dendam
51
Anggap Seperti Ibu Kandung
52
Gara-gara Tamu
53
Mencari Lily
54
Menabrak
55
Barang Rongsok
56
Kenapa Membawa Banyak Baju
57
Pak Miko, Adnan dan Axel
58
Menjadi Wali
59
Fans Dadakan
60
Bisa berteman, kan?
61
Kepo
62
Agar Saling Mengingat
63
Tidur Bersama
64
Selamat Pagi
65
Aku Jatuh Hati Padanya
66
Di Angkot
67
Papi dan Mami Pulang
68
Cerita Ariel
69
Jarak Satu Jengkal
70
Ciuman Pertama
71
Diikuti
72
Ingin Adik
73
Dion Menahan Diri
74
Lebih Dari Sekedar Indah
75
Ariel Berkunjung
76
Sprei Berdarah
77
Seperti Kucing
78
Laporan Clara
79
Jangan Banyak Bicara
80
Tidak Akan Terjadi Apa-Apa
81
Dicemburui
82
Kenapa Tidak Pakai Baju
83
Tentang Clara
84
Berita Baik Bulan Depan
85
While in Bali
86
While in Bali (ll)
87
While in Bali (lll)
88
Terakhir di Bali
89
Mempengaruhi
90
Oh Clara
91
Pacaran dengan Yang Tidak Punya Akal
92
Tugas Penting
93
Rencana Jahat
94
Dermaga Cinta
95
Adnan Kembali
96
Malam Terakhir
97
Ciuman terakhir
98
Pregnant
99
Papa....!
100
Lily Yang Malang
101
Kenyataan Pahit
102
Menangislah!
103
Menikah lagi?
104
Negosiasi
105
Bertemu dalam Mimpi
106
Pulang
107
Luka yang Kian Berdarah
108
Semua Akan Baik-Baik Saja
109
Lily Berhak Bahagia
110
Aku Tidak Menceraikannya
111
Di mana Lily?
112
Rindu Setengah Caci
113
Setangkai Mawar dari Pacar
114
Aroma yang Dirindukan
115
Akan Berdamai dengan Masa Lalu
116
Aku Kuat
117
Suami Kamu
118
Pantas Dihukum
119
Tetap Memenuhi Tanggung Jawab
120
Terimakasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!