Di pernikahan

Tema pernikahan yang dipilih oleh pengantin adalah outdoor. Pelaminan terbuat dari akrilik bernuansa floral yang memiliki perpaduan warna pastel membuat pelaminan terlihat mewah. Kursi-kursi metal buat para tamu berwarna transparan yang cantik dan kekinian membuat dekorasi semakin memukau.

Kain putih dibentangkan di frame besi sebelah kanan dan kiri kursi tamu undangan. Ditambahkan dengan karangan bunga dengan warna cantik. Hanya ada beberapa lampu sebagai ornamen karena acara resepsi berlangsung di siang hari, jadi tidak membutuhkan penerangan lampu. Dekorasi pernikahan outdoor ini terlihat mewah nan elegan.

Mami berdecak kagum. Sudah lama dia tidak menghadiri acara pernikahan outdoor seperti ini.

"Dion, pokoknya Mami nggak mau tahu. Kamu harus segera menikah, buat background dan dekorasinya seperti ini. Bila perlu lebih mewah." Bisik mami setelah mereka duduk di kursi yang telah ditentukan.

"Mi, jangan mulai lagi. Kalau mami masih meracau Dion pulang." Dion mengancam.

"Coba saja kalau berani. Kartu kredit, atm, kunci mobil, jabatanmu semua akan Mami ambil. Kamu juga nggak bisa lagi tinggal di rumah."

"Mi ..." Dion menarik napas. Mami selalu membuat ancaman kalau Dion membantah kata-katanya.

Penyanyi terkenal silih berganti menyanyikan lagu romantis dan alunan musik terdengar sangat merdu. Cuaca cerah hari ini turut mendukung. Acara resepsi ini mampu menghipnotis semua orang yang hadir disana, kecuali Dion. Dia terlihat murung. Dia tidak mampu menikmati pesta yang super wah ini. Pikirannya berkecamuk tidak karuan.

Para tamu berbaris rapi untuk memberi selamat kepada kedua mempelai dan keluarga.

"Selamat, ya, Jeng. Akhirnya Jeng Tina punya mantu juga." Mami memberi selamat dan cium pipi kanan kiri sebagaimana biasanya dilakukan kebanyakan orang. Sementara papi dan Dion menyusul di belakang.

"Makasih, Jeng. Cepat nyusul,ya, si Dion, jangan sampai bujang lapuk." Balas bu Tina. Mami tersenyum kecut tidak senang mendengar jawaban mengejek sahabatnya itu.

"Doain saja, ya, Jeng." Mami menjawab singkat dengan wajah dipaksa ceria.

Kini giliran menyelamati pengantin. "Tyo, kamu ganteng sekali. Ini ada kado kecil dari tante. Jangan dilihat besar atau kecil isinya, ya."

"Terima kasih, ya, Tante. Kami pasti suka dengan kado dari tante ini." Tyo menerima kotak kecil yang dibungkus kertas warna maroon bermotif bunga itu. Mami kemudian bersalaman dengan pengantin wanita dan juga besan sahabatnya yang diikuti papi dan Dion.

"Pi, Mami iri sama Jeng Tina. Anaknya masih lebih muda daripada Dion tapi sudah menikah." Celoteh mami setelah turun dari pentas. "Menantunya juga cantik sekali dengan balutan dressnya itu. Mami sampai-sampai membayangkan Dion yang berdiri disana." Tambah mami lagi. "Kamu juga Dion, kenapa sih, nggak mau sama si Cintya itu? Padahal dia sudah terang-terangan dulu bilang suka sama kamu. Kamu lihat sendiri 'kan dia cantik sekali." Mami menatap sebal Dion.

Papi dan Dion hanya menarik napas panjang. Kalau diladeni mami pasti akan bicara kemana-mana yang tidak melihat tempat. Tiba-tiba seseorang datang menghampiri mereka saat mami masih menyerocos.

"Tante Surya, apa kabar?" Sapa wanita yang tak lain adalah Indira.

"Eh, Indira. Tante baik sayang. Kamu gimana kabarnya? Papa sama mama kamu di mana?" Mami memutar-mutar bola matanya mencari ke sekeliling.

"Mama sama papa ke Singapura kemarin sore, Tante. Katanya ada urusan bisnis mendadak. Jadi aku yang mewakili mereka di acara ini." Indira juga memberi salam pada papi dan kemudian menatap Dion.

Ya Tuhan, gantengnya ... Indira sampai tidak berkedip.

Mami menyadari tatapan Indira yang penasaran. "Ini anak Tante, Indira. Ayo dong Dion kenalkan diri kamu." Mami berusaha mendekatkan karena itulah tujuannya mengajak Dion ke pesta ini.

"Dion." Menjulurkan tangannya tapi masih dengan tatapan datar.

"Indira." Malu-malu menyambut tangan Dion namun berusaha menunjukkan senyum termanisnya.

"Anak Tante ini memang jarang keluar rumah. Kegiatannya, ya ke kantor lalu pulang ke rumah, begitu tiap hari. Dia nggak pernah mau ikut acara beginian. Harus diancam dulu baru mau. Ya seperti sekarang ini."

"Oh gitu, ya Tante. Pantas aku nggak pernah ketemu." Indira menatap genit Dion. Sementara Dion mulai risih dan jenuh.

Papi hanya terdiam melihat mami yang berusaha menjodohkan Dion. Sebenarnya di dalam hatinya dia tidak suka menjodoh-jodohkan Dion seperti ini, karena menurutnya Dion sudah dewasa dan bisa menentukan sendiri yang terbaik untuk masa depannya. Namun mengingat Dion yang tak kunjung menikah di usianya sekarang, papi menyerahkan sepenuhnya kepada mami.

Perusahaan keluarga Surya sudah terkenal ke seantero negeri merupakan perusahaan yang handal dan kuat yang ditakuti para penjilat. Para pengusaha yang ada di pesta itu mendekatkan diri. Ada yang hanya untuk sekedar bertegur sapa, ada yang berusaha memperkenalkan perusahaannya agar tertarik untuk bekerjasama, dan ada pula yang memperkenalkan puterinya karena mereka tahu keluarga Surya mempunyai putera masih lajang.

Dion tidak habis pikir kedatangannya kesini untuk berkenalan dengan wanita-wanita itu. Senyum menggoda jelas terlihat di wajah mereka. Dia tidak menemukan senyum yang tulus dan itu membuat Dion merasa muak. Dion ingin pulang, dan tentu saja dicegat oleh mami.

---------------------------------------------

Pesta usai

"Bagaimana Dion. Siapa yang kamu suka diantara mereka?" Mami mulai kepo saat mereka sudah duduk di jok masing-masing.

"Nggak ada, Mi."

"Apa? Nggak ada? Mata kamu ini katarak atau bagaimana? Gadis cantik-cantik begitu masa nggak ada yang kena di hati kamu?" Mami sewot.

"Ya mau gimana lagi, Mi, nggak ada yang cocok." Tiba-tiba wajah Lily terlintas di benak Dion. Senyum gadis penjual bunga itu terlihat tulus dan tidak dibuat-buat.

"Kalau begitu biar Mami yang pilih."

"Nggak Mi. Dion nggak mau." Nada suara Dion terdengar tegas.

"Baiklah. Mami beri kamu waktu satu bulan. Kalau dalam satu bulan kamu nggak punya pacar juga, Mami akan menjodohkanmu. Tidak ada bantahan." Suara mami tidak kalah tegas dan inilah hasil finalnya.

Dion mendengus kesal. Adu mulut dengan mami adalah hal yang sia-sia. Dia berpikir keras bagaimana caranya supaya acara jodoh-jodohan tidak terjadi. Dan papi? Papi hanya menggeleng kepala mendengar perdebatan antara anak dan mami itu.

Terpopuler

Comments

Mel Rezki

Mel Rezki

mantap Thor👍

Salam dari "KARENA USTADZ AKU CACAT"

2021-07-12

0

Naura Fadiela

Naura Fadiela

sangat menarik

2021-04-13

1

Tiara Khoerunnisa

Tiara Khoerunnisa

keren😍

2020-09-19

0

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Pertemuan pertama
3 Di pernikahan
4 Lily dan Papa Miko
5 Kediaman Keluarga Surya
6 Tamu tak diundang
7 Dijodohkan?
8 Mencoba Membatalkan (bagian 1)
9 Mencoba Membatalkan (bagian 2)
10 Pelukan
11 Mengobati luka
12 Style Korea
13 Jawaban tidak terduga
14 Jangan sakiti dia
15 Kembalinya mantan
16 Sore hari
17 Ketentuan
18 Berdebar-debar
19 Pernikahan (1)
20 Pernikahan (2)
21 Pernikahan (3)
22 Pesta Berakhir
23 Tidur di Ruang Pakaian
24 Papa?
25 Bangun Tidur
26 Ke Rumah
27 Menangkap Penjahat
28 Terima Kasih
29 Secepat Inikah?
30 Bayar Utang
31 Pertemuan Terakhir
32 Pergi
33 Sekolah
34 Edelweis
35 Dion Benar-Benar Pergi
36 Video Call Singkat
37 Axel Pacarku!
38 Dilema
39 Kanker
40 Penjelasan
41 Menghormati Pernikahan
42 Harus Izin
43 Lupa Membawa Senyum
44 Mereka Pelangganku
45 Bertengkar
46 Buku Harian Lily
47 Dion vs Axel
48 Didiami
49 Lily Mau Dion Peduli
50 Balas Dendam
51 Anggap Seperti Ibu Kandung
52 Gara-gara Tamu
53 Mencari Lily
54 Menabrak
55 Barang Rongsok
56 Kenapa Membawa Banyak Baju
57 Pak Miko, Adnan dan Axel
58 Menjadi Wali
59 Fans Dadakan
60 Bisa berteman, kan?
61 Kepo
62 Agar Saling Mengingat
63 Tidur Bersama
64 Selamat Pagi
65 Aku Jatuh Hati Padanya
66 Di Angkot
67 Papi dan Mami Pulang
68 Cerita Ariel
69 Jarak Satu Jengkal
70 Ciuman Pertama
71 Diikuti
72 Ingin Adik
73 Dion Menahan Diri
74 Lebih Dari Sekedar Indah
75 Ariel Berkunjung
76 Sprei Berdarah
77 Seperti Kucing
78 Laporan Clara
79 Jangan Banyak Bicara
80 Tidak Akan Terjadi Apa-Apa
81 Dicemburui
82 Kenapa Tidak Pakai Baju
83 Tentang Clara
84 Berita Baik Bulan Depan
85 While in Bali
86 While in Bali (ll)
87 While in Bali (lll)
88 Terakhir di Bali
89 Mempengaruhi
90 Oh Clara
91 Pacaran dengan Yang Tidak Punya Akal
92 Tugas Penting
93 Rencana Jahat
94 Dermaga Cinta
95 Adnan Kembali
96 Malam Terakhir
97 Ciuman terakhir
98 Pregnant
99 Papa....!
100 Lily Yang Malang
101 Kenyataan Pahit
102 Menangislah!
103 Menikah lagi?
104 Negosiasi
105 Bertemu dalam Mimpi
106 Pulang
107 Luka yang Kian Berdarah
108 Semua Akan Baik-Baik Saja
109 Lily Berhak Bahagia
110 Aku Tidak Menceraikannya
111 Di mana Lily?
112 Rindu Setengah Caci
113 Setangkai Mawar dari Pacar
114 Aroma yang Dirindukan
115 Akan Berdamai dengan Masa Lalu
116 Aku Kuat
117 Suami Kamu
118 Pantas Dihukum
119 Tetap Memenuhi Tanggung Jawab
120 Terimakasih
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Perkenalan
2
Pertemuan pertama
3
Di pernikahan
4
Lily dan Papa Miko
5
Kediaman Keluarga Surya
6
Tamu tak diundang
7
Dijodohkan?
8
Mencoba Membatalkan (bagian 1)
9
Mencoba Membatalkan (bagian 2)
10
Pelukan
11
Mengobati luka
12
Style Korea
13
Jawaban tidak terduga
14
Jangan sakiti dia
15
Kembalinya mantan
16
Sore hari
17
Ketentuan
18
Berdebar-debar
19
Pernikahan (1)
20
Pernikahan (2)
21
Pernikahan (3)
22
Pesta Berakhir
23
Tidur di Ruang Pakaian
24
Papa?
25
Bangun Tidur
26
Ke Rumah
27
Menangkap Penjahat
28
Terima Kasih
29
Secepat Inikah?
30
Bayar Utang
31
Pertemuan Terakhir
32
Pergi
33
Sekolah
34
Edelweis
35
Dion Benar-Benar Pergi
36
Video Call Singkat
37
Axel Pacarku!
38
Dilema
39
Kanker
40
Penjelasan
41
Menghormati Pernikahan
42
Harus Izin
43
Lupa Membawa Senyum
44
Mereka Pelangganku
45
Bertengkar
46
Buku Harian Lily
47
Dion vs Axel
48
Didiami
49
Lily Mau Dion Peduli
50
Balas Dendam
51
Anggap Seperti Ibu Kandung
52
Gara-gara Tamu
53
Mencari Lily
54
Menabrak
55
Barang Rongsok
56
Kenapa Membawa Banyak Baju
57
Pak Miko, Adnan dan Axel
58
Menjadi Wali
59
Fans Dadakan
60
Bisa berteman, kan?
61
Kepo
62
Agar Saling Mengingat
63
Tidur Bersama
64
Selamat Pagi
65
Aku Jatuh Hati Padanya
66
Di Angkot
67
Papi dan Mami Pulang
68
Cerita Ariel
69
Jarak Satu Jengkal
70
Ciuman Pertama
71
Diikuti
72
Ingin Adik
73
Dion Menahan Diri
74
Lebih Dari Sekedar Indah
75
Ariel Berkunjung
76
Sprei Berdarah
77
Seperti Kucing
78
Laporan Clara
79
Jangan Banyak Bicara
80
Tidak Akan Terjadi Apa-Apa
81
Dicemburui
82
Kenapa Tidak Pakai Baju
83
Tentang Clara
84
Berita Baik Bulan Depan
85
While in Bali
86
While in Bali (ll)
87
While in Bali (lll)
88
Terakhir di Bali
89
Mempengaruhi
90
Oh Clara
91
Pacaran dengan Yang Tidak Punya Akal
92
Tugas Penting
93
Rencana Jahat
94
Dermaga Cinta
95
Adnan Kembali
96
Malam Terakhir
97
Ciuman terakhir
98
Pregnant
99
Papa....!
100
Lily Yang Malang
101
Kenyataan Pahit
102
Menangislah!
103
Menikah lagi?
104
Negosiasi
105
Bertemu dalam Mimpi
106
Pulang
107
Luka yang Kian Berdarah
108
Semua Akan Baik-Baik Saja
109
Lily Berhak Bahagia
110
Aku Tidak Menceraikannya
111
Di mana Lily?
112
Rindu Setengah Caci
113
Setangkai Mawar dari Pacar
114
Aroma yang Dirindukan
115
Akan Berdamai dengan Masa Lalu
116
Aku Kuat
117
Suami Kamu
118
Pantas Dihukum
119
Tetap Memenuhi Tanggung Jawab
120
Terimakasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!