Di tengah ketakutan tersebut, terdengar deru mesin mobil yang dikenali terlihat wajah semua orang sedikit tenang karenanya. Saat pintu terbuka terlihat senyum dari wanita itu. "Nak, akhirnya kau pulang juga. Itu.... Tunjuknya ke atas tempat suara tadi.
"Kenapa Bu? Tidak bisa mengatasi nya?" Anggukan langsung dikeluarkan oleh wanita itu.
"Sangat aneh bukan? Ibu bisa mengendalikan siapapun di keluarga ini, tapi tidak bisa yang satu ini?" Perkataan itu membuat wajahnya berubah dan juga sorot matanya.
"Alan!"
"Aku ke sana." Alan tidak mendengarkan ucapan ibunya dan langsung melenggang ke atas. Pintu kayu yang tertutup rapat itu sudah Alan masuki selama 3 tahun belakangan ini.
"Pergi!" Baru saja Alan membuka pintu terdengar penolak dari penghuninya.
"Ini aku, Alan. Jangan khawatir." Dan benar saja tidak ada lagi penolakan.
"Gelap sekali, aku jadi tidak bisa melihat wajah tampan mu." Alan mengajak berbicara sambil mencari sakral lampu.
"Heh? Siapa yang kau sebut tampan? Hanya kau saja, tidak ada yang lain. Bahkan, lihatlah!" Saat lampu dinyalakan terlihat sosok pria yang bertubuh sedikit kurus dengan rambut yang suka memanjang serta brewokan.
"Yang mengatakannya pasti buta. Kau memiliki pesona sendiri, kita sama. Jika aku tampan kau juga tampan."
"Tinggalkan aku." Ia berbalik dari kaca.
"Kak, kita bisa keluar menikmati pemandangan atau bermain golf bersama, kau suka kan? Kita punya lapangan sendiri." Alan terus membujuk pria itu.
"Sungguh?" Ia berujar dengan senang, Alan tersenyum karenanya.
"Sungguh, kak Aron mau kan?"
"Iya, tapi aku tidak mau bertemu dengan nya!" Alan tau siapa yang dimaksud dan ia menggelengkan kepalanya.
"Baiklah, tidak ada dia. Tapi, sebelum itu. Makan dulu, supaya memiliki tenaga."
"Hmmmm."
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
Sedangkan di sebuah restoran yang berada di Jalan Orchard memperlihatkan seorang wanita cantik yang baru saja sampai di sana.
"Akhirnya kau datang juga Zee." Ujar seorang wanita keturunan china dengan apron miliknya.
"Tentu saja, aku hanya mengatasi double Z ku."
"Oh, aku merindukan mereka. Habis ini aku ke tempat mu ya, aku ingin bertemu dengan double Z." Wanita bermata sipit itu mengeluarkan mata imutnya membuat Zoya memutar bola dengan malas.
"Ayolah Jili, kau seperti anak-anak dan lebih parah dari mereka." Zoya mulai mengambil apron miliknya dan mulai memotong sayuran.
"Zoya kau dengar aku kan?" Jili terus mengikuti Zoya seperti anak ayam.
"Ayolah Jili, kau sudah pernah ke sana. Apa aku melarang mu?"
"Tidak!" Jawab Jili cepat.
"Jadi?" Zoya terlihat kesal dengan wajah cantiknya.
"Ok, baiklah. Hehehe."
"Dasar! Kau seperti anak ayam yang terus mengikuti ku. Sebentar lagi kita akan buka, dan harus cepat!" Zoya berujar sambil memainkan pisau dapur.
"Baiklah Bos." Jili segera mengambil wajan dan bumbu masak lalu setelahnya hanya terdengar suara alat dapur dan air bercampur dengan bumbu dan bahan lainnya yang membuat hidung siapapun tergoda.
Jalan Orchard (Orchard Road) adalah sebuah jalan yang terletak di Singapura. Negara bersimbol patung singa besar ini memiliki jalan yang merupakan pusat mempunyai retail dan hiburan. Jalan ini merupakan tempat yang menarik wisatawan, sering juga disingkat sebagai Orchard saja.
Zoya membuka sebuah restoran di sana, tepatnya ia memiliki restoran di sana setelah menyewa hampir lima tahun dengan penuh perjuangan ia akhirnya memiliki restoran sendiri. Tinggal di negara lain tentu membuat Zoya harus bertindak dan berfikir dengan baik untuk kehidupan nya serta dua putra yang ia hidupi haruslah layak untuk mereka. Sehingga sejak awal ia ke sini ia memutuskan untuk memiliki warung makan sehingga dengan awal yang begitu sulit ditengah kehamilan dan tanpa suami atau keluarga Zoya jalani.
"Nona, aku pesan steak salmon dan juga nugget ayam." Restoran yang bernama Double Z itu terlihat ramai sekarang, Zoya dan juga Jili serta karyawan lain tengah mengantarkan pesanan pengunjung.
"Akhirnya!" Jili terlihat meregangkan otot-otot tubuhnya setelah restoran tutup.
"Tubuhmu rasanya ingin lepas?" Tanya Zoya sambil memberikan secangkir kopi.
"Bukan lagi, tanganku mati rasa." Jawab Jili sambil menerima kopi dari Zoya.
"Kalian bisa pulang setelah semuanya selesai, terimakasih untuk kerja sama nya." Zoya mengeluarkan senyum manisnya kepada karyawan sekitar lima orang.
"Sama-sama Nona Zee."
"Nona?" Ulang Jili dengan wajah bingungnya.
"Kenapa? Aku tidak memintanya."
"Nona beranak dua. Hahaha." Ejek Jili yang membuat Zoya terkekeh.
"Sudahlah, aku akan pulang. Kau bilang ingin ke tempat ku kan?"
"Besok saja, badanku lelah sekali." Tolak Jili.
"Baiklah, aku pulang dulu. Terimakasih ya."
"Sama-sama, kau juga." Saat Zoya akan mengambil tasnya, suara pintu lonceng berbunyi.
"Maaf kami sudah tutup, anda bisa kembali besok." Ujar Jili.
"Aku tau, tapi aku ingin mencari Zee." Baik Zoya dan Jili saling memandang sebelum melihat ke belakang.
"Wah, ternyata pengunjung istimewa." Ejek Jili membuat Zoya langsung menyenggolnya.
"Jil....
"Apa?"
"Hai Zee." Zoya tersenyum kecil sambil melihat sosok pria bermanik biru itu.
Bersambung.....
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Ajusani Dei Yanti
lanjut thorrrr kuh
2024-11-01
0
Elisa Nursanti Nursanti
next
2023-01-30
3
Lala Kusumah
upnya banyak2 ya... huh keburu kepijit
2022-11-08
2