Suasana menjadi hening, terlihat wajah Zoya sudah menahan air mata. Ucapan mertuanya membuat Zoya tak percaya.
"Ibu, bicara apa? Jangan bercanda. Aku sudah menikah, tentu Zoya akan mengandung." Ujar Alan sembari menahan tangan Zoya.
"Kapan? Tiga tahun lagi? Atau bagaimana? Sudah dua kali dia keguguran! Seharusnya sekarang ibu sudah menggendong cucu satu atau dua. Tapi, tidak ada! Kandungannya lemah atau ia pembawa keburukan!" Terlihat wajah Erna marah dengan ucapan berapi serta menunjuk Zoya di hadapan semua orang.
"Bu, Alan tidak bisa." Tolak Alan membuat Erna melihat dengan tajam.
"Kau mengingkari janjimu nak? Kau sudah berjanji kan? Ibu sering sakit. Ibu ingin cucu, Shela bisa memberikannya."
"Aku memiliki Zoya Bu. Aku yakin, Zoya akan segera hamil."
"Kalau tidak? Keguguran? Kau tau Alan kandungan Zoya lemah. Bukankah sudah dokter katakan? Kau sudah tau." Zoya melihat ke arah suaminya mengenai maksud perkataan mertuanya.
"Mas..... Zoya menatap suaminya meminta jawaban, tapi dari ekspresinya Zoya sudah tau sekarang. Zoya memandangi semua orang di sana yang seolah-olah bisu dan tuli akan kejadian yang menimpanya. Tanpa berpikir, Zoya segera pergi dari sana.
"Zoya!" Alan mengejar meskipun terdengar penolakan dari Shela.
"Bu, mas Alan!" Ujarnya cemberut pada Erna.
"Biarkan saja, Ibu sudah memegang kendali. Ibu yakin semuanya akan berjalan dengan baik. Jangan khawatir, kau akan menjadi menantu ibu." Erna memberikan janji manisnya pada wanita berambut pirang itu.
"Terimakasih Bu."
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
Pintu langsung Zoya kunci dan ia terduduk lemas di sana, hatinya sakit, kecewa. Perkataan dan rahasia laporan yang suaminya sembunyikan membuat ia tidak berarti apa-apa. Ucapan mertuanya terngiang-ngiang di kepalanya saat ini, memang ia sudah mengalami keguguran dua kali. Hal itu membuat mertuanya menjadi tidak suka dan menuduh dirinya macam-macam. Tapi Zoya yakin ia bisa melaluinya hanya butuh waktu dan Alan selalu berada di sampingnya.
"Sayang! Buka pintunya! Mas mau bicara!" Zoya mendengar suara suaminya di balik pintu kamar.
"Sayang.... Alan segera memeluk tubuh istrinya yang bersedih terlihat matanya mengandung kekecewaan dan kesedihan.
"Kenapa? Kenapa menyembunyikannya?" Zoya terus bertanya dalam pelukan Alan.
"Aku ingin mengatakannya, tapi aku menunggu.....
"Tapi menunggu membuat ku lebih terluka, aku merasa dibohongi. Katakan sejujurnya, apa aku tidak bisa hamil lagi?" Alan menyentuh pipi Zoya dengan lembut, dan menatap wajah cantik yang menemaninya hampir 6 tahun.
"Lihat aku, memang ada masalah, tapi kau bisa hamil sayang. Hanya menunggu waktu saja, jangan menangis." Alan menghapus air mata dari wajah cantik Zoya.
"Bagaimana dengan ibu? Janji? Apa yang akan terjadi? Aku takut sekali... Zoya berujar dengan lirih.
"Mas akan bicara pada ibu, semuanya akan baik-baik saja. Kau percaya kan sayang? Tetap disisi mas, apapun yang terjadi mas mencintai mu." Zoya tidak tau harus mengatakan apa, ia memeluk tubuh suaminya dengan erat seolah tidak ingin kehilangan. Sepasang suami istri itu meluapkan emosi mereka satu sama lain dan menyelesaikan masalah yang menimpa rumah tangga mereka.
Alan terbangun dan menatap wajah Zoya yang tertidur, setelah menangis akhirnya Zoya bisa tenang dan tertidur pulas. "Aku janji, tidak akan meninggalkan mu. Aku sangat mencintaimu, aku yakin buah hati kita akan segera hadir." Alan mengecup seluruh wajah Zoya dan mengelus perut rata istrinya berharap segera hadir.
Dering ponsel membuat Alan segera mengangkatnya. "Alan segeralah ke rumah! Ibu ingin bicara." Terdengar suara ibunya yang tidak sabaran.
"Alan juga ingin bicara dengan ibu. Aku akan segera kesana."
"Semuanya akan baik-baik saja, tunggu mas." Alan mengambil kertas dan menuliskan sesuatu untuk istrinya, ia akan menyelesaikan masalah dan meyakinkan ibunya.
Beberapa saat kemudian, Zoya terbangun dan tidak melihat keberadaan suaminya. Matanya tertuju pada sebuah kertas yang terlihat catatan tulisan suaminya. "Masih pergi ke tempat Ibu, tunggulah. Semuanya akan baik-baik saja seperti semula, mas mencintaimu." Zoya berharap besar semuanya akan kembali seperti semula karena tidak ada masalah dengan rahimnya.
"Aku akan menunggu di sini. Semuanya akan baik-baik saja, aku harus yakin!"
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
Erna sumringah melihat kedatangan putranya, Alan segera masuk dan duduk di ruang tamu. "Ibu senang. Ada banyak hal yang ingin ibu bicarakan."
"Aku juga Bu, aku ingin mengatakan sesuatu juga."
"Kalau begitu katakanlah terlebih dahulu." Ujar Erna.
"Ibu, aku tidak bisa menikahi Shela atau siapapun. Aku sudah menikah, dan masalah kandungan Zoya, tidak ada masalah. Hanya butuh waktu Bu, aku yakin ibu akan segera mendengar berita baik. Dan jangan bicara hal buruk pada Zoya Bu, ia terlihat sedih."
"Lalu ibu? Bahagia? Iya? Ibu juga sedih, ajal bisa saja menjemput ibu. Ibu sangat ingin menggendong cucu Alan. Ibu tidak meminta mu menceraikan Zoya, Ibu ingin kau menikah lagi!" Alan tidak habis pikir dengan pemikiran ibunya.
"Ibu, wanita mana yang mau diduakan. Zoya tidak akan mau Bu, begitu juga dengan ku! Aku hanya mencintai Zoya. Aku tidak akan menikah lagi!" Alan meninggikan suaranya membuat Erna terkejut dan tak lama ia sesak nafas membuat semua orang di sana panik.
"Ibu!" Ujar semuanya panik.
🌟🌟🌟🌟🌟🌟
Pintu terbuka memperlihatkan seorang dokter wanita baru saja keluar. "Bagaimana?" Tanya semuanya.
"Bu Erna memiliki penyakit jantung, jangan membuat ia stress atau terkejut. Sebaik mungkin dibuat tenang dan tidak stress, itu akan sangat baik. Jika tidak, maka bisa saja beliau... Dokter itu melanjutkan ucapannya Alan tidak bermaksud membuat ibunya serangan jantung kembali.
"Ini semua salah Kakak!" Ujar Alta.
"Alta, jangan bicara begitu. Kakakmu mengatakan hal yang benar." Sekarang ayahnya ikut bicara.
"Hal benar yang membuat Ibu begini? Iya? Lagipula ibu bicara benar. Istri Kakak itu memang bermasalah, mana ada dua kali keguguran, ia tidak bekerja atau melakukan pekerjaan berat."
"Jaga bicaramu Alta.....
"Ibu sudah sadar." Terlihat gadis berusia 18 tahunan keluar dari kamar Erna, dia adalah Alya adik bungsu Alan.
"Dan ingin bicara dengan kakak." Ujarnya sambil melihat ke arah Alan.
Alan segera masuk dan yang lainnya menunggu. Dapat Alya lihat wajah Alta saudarinya tengah kesal dan ayahnya terlihat diam menunggu.
🌟🌟🌟🌟🌟
Zoya terlihat menunggu kepulangan suaminya setiap mendapatkan pesan bahwa, Alan akan segera kembali setelah bicara dengan ibunya. Perasaan tak karuan Zoya rasakan, tapi semuanya ia tepis, beberapa jam kemudian, pintu terlihat diketuk. Zoya segera membuka dan yakin itu adalah suaminya, tapi ia terpaku saat melihat sosok yang datang tidak sesuai harapannya.
"Pergilah dari sini!" Sosok itu mengatakan dengan wajah datarnya.
Bersambung.......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Ajusani Dei Yanti
lanjut thorrrr kuh semangat
2024-11-01
0