Perdebatan

Sora tidur memunggungi Dimas, pria yang saat ini sudah menjadi suaminya. Rasanya aneh, biasa tidur sendiri dan bebas berguling ke sana kemari, sekarang harus memiliki jarak yang membuatnya sulit bergerak.

Sora mengubah posisi tidurnya menjadi terlentang, lalu menoleh ke sisi dimana Dimas berada. Ia terkejut sampai tubuhnya terlonjak, begitu mendapati pria itu belum juga memejamkan mata.

"Huaaa ..." Sora reflek berteriak.

"Apaan sih, gak jelas!?" cetus Dimas.

"Aku pikir kau sudah tidur," seru wanita itu.

"Ya kau sendiri kenapa belum tidur?" balas Dimas.

Sora menggeleng. "Aku tidak bisa tidur. Aku khawatir kau macam-macam saat aku sedang pulas."

Dimas mengerutkan dahinya. "Gak usah geer! Siapa juga yang mau menyentuhmu?"

"Memangnya kau tidak ada niat untuk menyentuhku?"

Dimas menggeleng. "Tidak ada. Jika kau ingin tidur, tidur saja sana."

Sora diam. Ia memandangi wajah pria itu.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" seru Dimas membuat Sora mengerjapkan matanya.

"Tidak, tidak apa-apa. Tapi kau yakin tidak akan menyentuhku?"

"Tidak. Sana tidur!"

"Ya sudah, awas ya kalau macam-macam!" ancam Sora dengan menunjuk wajah Dimas.

"Idiiihh ... Geer sekali jadi orang."

Dimas menarik selimut dan menutupi sekujur tubuhnya termasuk wajah. Ia malas harus berdebat dengan wanita itu.

Sora menarik kembali selimut tersebut, membuat Dimas yang hendak memejamkan mata mengurungkan niat.

"Apa sih?" seru pria itu.

"Aku juga dingin, bagi selimutnya." Sora menarik selimut tersebut sampai terlepas dari tubuh Dimas.

"Jangan serakah, dong. Aku juga dingin. Kembalikan selimutnya." Dimas menarik kembali selimut tersebut.

"Iihh ... Kau yang serakah! Sini selimutnya."

"Tidak, ini punyaku."

"Bagi!"

"Ini milikku."

"Bagiii ..."

Sora dan Dimas tarik-tarikan selimut, di antara keduanya tidak ada yang mau mengalah. Hingga mereka memutuskan untuk tidur saling berdekatan tapi saling memunggungi agar bisa kebagian selimut.

"Menyebalkan sekali!" ujar Sora lirih.

"Apa kau bilang?" seru Dimas tanpa mengubah posisi tidurnya.

"Aku tidak mengatakan apapun."

"Kau pikir aku tuli, hah?"

"Lalu kenapa kau bertanya!?"

"Aku hanya ingin memastikan."

"Memastikan apa? Memastikan jika kau memang menyebalkan?"

"Kau yang menyebalkan."

"Kau. Kenapa kau mau menikah denganku?"

Dimas bangun dan duduk, begitupun dengan Sora.

"Kau pikir aku mau menikah denganmu?"

"Aku juga tidak mau menikah denganmu," balas Sora.

"Lalu apa yang membuatmu mau?" tanya Dimas penasaran.

Sora menghela napas panjang dan menghembuskannya sedikit kasar.

"Aku sudah berusaha untuk menolak. Berbagai cara aku lakukan supaya aku tidak di paksa menikah dengan pria menyebalkan sepertimu."

"Upaya apa yang kau lakukan? Kau pasti senang kan di paksa menikah denganku. Aku tampan, tajir. Lalu alasan apa yang membuatmu harus menolak pernikahan ini?"

Sora tidak terima dengan tuduhan Dimas.

"Apa kau bilang? Aku senang di paksa menikah denganmu? Tidak sama sekali. Sejak aku di minta untuk menikah denganmu, aku berusaha untuk kabur dari rumah. Aku bahkan rela tidak di anggap anak oleh kedua orang tuaku agar mereka membatalkan pernikahan ini. Aku sampai di kunci di kamar agar tidak bisa kabur. Jika karena tajir, orang tuaku pun tajir. Jika karena tampan, aku bisa mendapatkan pria yang lebih tampan darimu."

"Wow benarkah?"

"Tentu. Lalu upaya apa yang kau lakukan untuk menolak pernikahan ini? Tidak ada kan? Justru kau yang senang di paksa menikah denganku karena aku cantik dan memiliki body yang aduhai."

Dimas menahan tawa mendengar kalimat terakhir wanita itu.

"Aku bisa mendapatkan yang lebih darimu."

"Lalu kenapa kau tidak menolaknya?"

"Aku di ancam akan kehilangan fasilitas dan tidak di anggap sebagai anak. Selain itu, aku juga harus angkat kaki dari rumah ini."

"Lalu kenapa kau tidak mematuhi ancamannya saja? Jika menikah denganku lebih buruk bagimu, maka seharusnya kau lebih memilih kehilangan fasilitasmu. Di saat aku rela tidak di anggap anak, justru kau ketakutan. Dasar payah!" ejek Sora.

Kini Dimas yang tidak terima dengan ejekan Sora.

"Hei, aku menerima pernikahan ini bukan semata aku takut kehilangan fasilitasku. Hanya saja aku anak yang patuh, aku tidak ingin menjadi anak durhaka sepertimu."

"Halaaah, itu hanya alasanmu saja."

"Stop mengejekku! Kalau tidak-"

"Kalau tidak, apa?" pangkas Sora lalu ia menjulurkan lidah pada Dimas.

"Berani ya kau padaku." Dimas mencubit pinggang Sora hingga membuat pemiliknya memekik geli.

"Aaawww ..."

"Rasakan ini." Dimas menghujani pinggang Sora dengan cubitan kecil.

"Hentikaaan ...!!! Aaawww ... "

Dimas terus mencubiti pinggang Sora, hingga ia tidak sengaja menyentuh bagian gundukan kenyal buah dada Sora. Dimas diam seketika, begitupun dengan Sora. Wanita itu melihat bagian dadanya yang masih di sentuh oleh tangan Dimas.

Wajah mereka sama-sama tegang dan pucat. Dengan cepat Dimas menarik tangannya dari area tersebut.

"A-aku tidak sengaja," ucap Dimas dengan mengalihkan wajahnya ke arah lain.

Sementara Sora masih mematung, ia menelan salivanya dengan susah payah. Ia baru saja mendapat sentuhan yang seketika menciptakan rasa yang menjalar di sekujur tubuhnya.

_Bersambung_

Terpopuler

Comments

Pinny Tirawat Thitipong💭

Pinny Tirawat Thitipong💭

lanjut thor 👍🏻

2022-11-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!