Jangan suka bolos

Rasa - rasanya hari ini othor kok pengen khilaf ya...

Okelah... khusus hari ini, karena weekend, othor kasih doble episode deh....

Jangan lupa komen, like, sama favorit ya...😘😘🙏🙏

_________________________________

“ Mang, bakso saya nggak jadi di bungkus. Saya mau makan di sini saja. “ ucap Julio setelah ia melihat Andhara juga ada di sana. Entah mengapa, bertemu dengan Andhara seperti sebuah obat lelahnya setelah setengah harian ini ia berkeliling kampung ke rumah warga bersama pak kades. Jadi ingin berlama – lama di tempat itu.

“ Oh, iya pak dokter Julio. “ jawab mang Ojo.

Seketika kelima anak itu menoleh ke arah Julio sambil berkata, “ Ooooo…. Jadi namanya dokter Julio. “ sambil mengangguk – anggukkan kepalanya.

Julio menoleh ke anak – anak itu, lalu bertanya, “ Kenapa ? “. Julio menghenyakkan pan_tatnya di sebelah Putra dan tepat di depan Andhara, karena bangku di sebelah Putra itu masih kosong. Julio sedikit melirik Andhara saat ia hendak duduk. Andhara yang tidak sengaja melihat Julio sedikit meliriknya, tersenyum manis. Semanis madu lebah. Menyengat pastinya.

“ Pak dokter pasti lahir di bulan Juli ya ? “ tebak Andhara membuat Julio memicing dan mengernyit. “ Dhara pinter kan pak dok ? Bisa menerawang bulan lahirnya pak dokter ? “ ucapnya jumawa.

“ Siapa aja juga tahu si enthongnya emak Komsah ! “ protes Eka sambil menoyor kening Andhara. “ Kan kelihatan dari namanya. JULIO. Dari kata Juli. “ lanjutnya mencibir. Julio tidak menjawab. Ia hanya menggelengkan kepalanya.

“ Ck. “ Andhara berdecak. “ Kagak usah di jelasin juga napa! Gue kan mau tepe – tepe. “ lanjutnya.

“ Asem Ra. Raginya kebanyakan. Bikin perut mual. Maag kambuh. “ sahut si Soni.

“ Biarin maag kambuh. Kan bisa ke rumah pak dokter Lio lagi. Wleeekk!! “ Andhara menjulurkan lidahnya ke Soni.

“ Modosss terooosss! “ pekik Lila.

“ Wah, guys, ini baru awal bulan Agustus. Berarti kalau pak dokter Julio ntraktirin kita – kita pajak ultah bisa nih. “ ucap Putra tiba – tiba.

“ Otak loe kalau gratisan mah gercep! “ kata Andhara.

“ Ya iyalah. Mayan… Uang jajan gue masih sisa buat hari ini. “ jawab Putra, lalu ia menyeruput es tehnya.

“ Pak dokter teh mau minum apa ? “ tanya ncing Mumun.

“ Sa- “

“ Jeruk hangat cing. “ bukan Julio yang menjawab, tapi Andhara yang menyela ketika Julio hendak menjawab. “ Biar hati pak dokter selalu menghangat dan mencair. Jadi pak dokter bisa melihat ketulusan cinta dari Dhara. Kalau pak dokter minumnya es jeruk, hatinya pasti bakalan makin membeku dan dingin sedingin es balok. “ lanjutnya.

“ Hah !! “ keempat sahabatnya hanya menghela nafas kasar mendengar ucapan Andhara. Sudah biasa. Pastinya. Mereka memilih untuk menyeruput minuman mereka ketimbang menyahut ucapan sahabat yang sok puitis itu. Padahal sahabatnya itu juga tidak mengenal Kahlil Gibran.

Sedangkan mang Ojo dan ncing Mumun sudah terkikik geli. Di datangi pembeli macam mereka berlima merupakan suatu hiburan tersendiri bagi mang Ojo dan ncing Mumun.

“ Dhara bener nggak pak dokter ? “ tanya Andhara sambil memandang Julio dengan puppy eyesnya. Bukannya menjawab, Julio malah menggelengkan kepalanya sambil membuang pandangannya dari Andhara. Bertatap mata dengan manik mata kecoklatan dan lebar milik Andhara hanya akan mengganggu keteguhan hatinya saja. Pikir Julio.

“ Pesenan coming. “ ujar mang Ojo sambil membawa nampan besar berisi enam buah mangkuk berisi bakso, lalu menyerahkan mangkuk – mangkuk itu ke pemesan masing – masing.

“ Nih, sambalnya kalau mau di tambahin. Neng Dhara mungkin kalau masih kurang pedes sepedes mulut tetangga. “ ucap mang Ojo tak kalah abstrak omongannya daripada kelima bocah sengklek itu.

“ Kalau punya pak dokter, belum saya kasih sambal. Takutnya kepedesan. Kalau kepedesan, hatinya bisa panas terbakar. “ ucap mang Ojo kembali.

“ Asal nggak sepanas terbakar api cemburu aja , Mang. “ sahut Andhara. “ Pak dokter tenang aja. Dhara nih tipe cewek setia. “ lanjutnya sambil memandang Julio.

“ Iya. SETIA. Setiap Tikungan Ada. “ sahut Putra.

“ Dih, si Putro!! Jangan membanting harga diri gue dong. Biarlah dagangan kolor Pak Sodik aja yang banting harga. “ seloroh Andhara. Julio tersenyum – senyum tipis.

“ Wihhhh…. Mantap ini pastinya mang. “ ucap Andhara. “ Sruuppt. “ Andhara mencicipi sedikit kuah bakso yang ada di mangkuknya. “ Kurang pedes ini mah. Masih pedes mulut ibu suri. “ ucapnya pelan.

“ Mang!! “ panggil Andhara.

“ Iya neng . “ sahut Mang Ojo.

“ Mang Ojo nggak pakai cabe se_tan ya bikin sambalnya? “ tanyanya.

“ Kagak neng. Cabe se_tannya kosong. Mungkin se_tannya lagi pada istirahat. Capek ngegodain manusia mulu. “ kekeh mang Ojo.

“ Mang Ojo paling pinter jawab si Indro. Kalau se_tannya pada libur, cari yang jin mang. Biar tambah nampol pedesnya. “ sahut Soni. Dan mang Ojo kembali tergelak.

Andhara memasukkan kembali dua sendok penuh sambal ke dalam mangkuk baksonya. Julio yang sedari tadi melihatnya, menelan salivanya ngilu. Kuah bakso Andhara sudah merah warnanya saat mang Ojo menyajikannya tadi. Dan kini, kuah itu makin memerah karena ulah Andhara.

“ Nggak takut sakit perut ? “ tanyanya ke Andhara sambil mengaduk kuah baksonya yang sudah ia campur dengan sedikit sambal dan kecap.

“ Ha ? Pak dokter tanya sama saya ? Duh, perhatiannya calon imam. “ ujar Andhara bukannya menjawab pertanyaan Julio.

“ Perut si Dhara kan terbuat dari balon udara. Jadi kena panasnya api aja nggak pa – pa. Apalagi Cuma kena panasnya sambal. “ Eka yang menjawab sambil menyendok bakso yang ada di dalam mangkuk di hadapannya.

Akhirnya Julio memilih diam menikmati baksonya dan jeruk hangat hasil pesanan Andhara. Sambil sesekali melirik ke arah Andhara yang sedang makan sambil diam. Makin cantik kalau lagi diam. Kekeh Julio. Tapi ia juga ngeri melihat Andhara yang sama sekali tidak menunjukkan ekspresi kepedesan makan kuah baksonya.

Akhirnya semua bakso yang ada di mangkuk masing – masing habis tak bersisa barang setetespun. Begitu juga dengan minuman yang ada di gelas mereka. Julio berdiri lebih dulu di bandingkan anak – anak genk somplak itu.

“ Pesanan mereka di hitung sekalian mang. Biar saya yang bayar. “ ucap Julio yang sudah berada di dekat gerobak mang Ojo.

“ Wuaaahhhh…. Beneran dapet gratisan kita euyyy… “ celetuk Putra.

“ Makasih banyak pak dokter Juli yang ulang tahunnya juga di bulan Juli. “ sahut Lila.

“ Makasih juga pak dokter. “ ucap Eka dan Soni hampir bersamaan.

“ Makasih ya pak dokter Lio. Calon imam banget deh ah. “ ucap Andhara di buat genit.

“ Huweeekkk… Jijay sumpah gue liat muka loe! “ sarkas Putra.

“ Eh, loe tuh seharusnya bilang makasih juga ke gue. Kalau bukan karena gue, loe nggak bakalan di bayarin sama pak Lio. “ ucap Andhara yang sudah mengubah nada bicaranya.

“ OGAH !!!” jawab Putra. Ia lalu nyelonong keluar dari dalam warung.

Brummmm

Bunyi motor N_MAKS milik Putra sudah di nyalakan. Bunyi knalpot yang seharusnya bikin hati adem, ia ganti dengan bebunyian yang bisa bikin perut mules berkepanjangan.

“ ANGGOROOO…. Buruan naik yuk. Atau gue tinggalin nih ? “ teriak Putra dari luar.

“ Iya bentar!!! “ jawab Andhara teriak dari dalam warung. Ia masih sedikit kesusahan berjalan.

“ Pulang sama siapa ? Nggak mungkin bawa motor sendiri kan ? “ Julio mencekal lengan Andhara saat Andhara melintas di dekatnya. Entah kenapa, mendengar Putra memanggil Andhara, hati Julio merasa tidak nyaman. Seperti ada rasa tidak rela jika Andhara di bonceng oleh laki – laki lain.

“ Bareng sama si Putro. “ jawab Andhara singkat. Julio mengalihkan pandangannya ke arah Putra sejenak.

“ Tunggu bentar. “ perintahnya, lalu ia segera menyerahkan uang seratus ribu ke mang Ojo. “ Kembaliannya biar di simpen di sini aja dulu mang. “ lanjutnya.

“ Iya deh pak dokter. “ jawab mang Ojo.

Saat Julio selesai membayar, ternyata Andhara sudah berjalan tertatih sambil di gandeng oleh Eka dan Lila menuju motor Putra. Julio segera menyusulnya.

“ Andhara biar sama saya saja. “ ucap Julio mengagetkan semua anak – anak somplak itu termasuk Andhara. “ Saya harus mengganti perban Andhara. Jadi biar sekalian saya bawa dia ke puskesmas dulu. Kalian langsung pulang saja. Jangan suka keluyuran. Nanti saya antar Andhara pulang. “ lanjutnya. Julio mengambil alih tangan Andhara dan meminta Andhara berpegangan pada pundaknya.

“ Oh iya. Jangan suka membolos dari sekolah atau kabur – kaburan saat jam sekolah. “ Julio menghentikan langkahnya dan menolehkan badannya ke genk somplak.

“ O – o … Kamu Ketahuaaan… “ gumam Andhara sambil komat kamit yang membuat teman – temannya menahan tawanya.

“ Dhara tuh pak dokter biang keroknya. Sumber otaknya. Kemarin pas dia nggak sekolah, kita – kita mah jadi anak baek. “ ucap Soni sambil terkekeh.

Bersambung

Terpopuler

Comments

susi 2020

susi 2020

🤭🤭🤭

2023-08-19

3

susi 2020

susi 2020

😘😘🥰

2023-08-19

1

Yani

Yani

Hadeh Andara 🤦‍♂️

2023-08-08

1

lihat semua
Episodes
1 Goooll
2 Berlubang
3 Jangan suka amnesia
4 Auto gliyengan
5 Modus
6 Jangan kenceng - kenceng meluknya
7 Otak yang geser
8 Di elap ampe kinclong
9 Bosan
10 Senyuman maut
11 Jangan suka bolos
12 Jangan manjat
13 Garam beryodium
14 Penyuluhan
15 Obat pusing
16 Dhara capek
17 Kacau dan galau
18 Bunda
19 Calon istri
20 Yakin, bukan pedofil ?
21 Tinggal pilih
22 Sudah apain anak emak??
23 Kelakuannya laki loh
24 Gantung diri di pohon terong
25 Udah sah
26 Save Andhara
27 Panggil Abang
28 Belah duren
29 Takut jadi janda muda
30 Gue intipin
31 Jungkir balik
32 Tubuh di sodakohin ?
33 Salah satu tugas istri
34 So Hot
35 Takut kena sawan
36 Berdenyut nyeri
37 Segede upil
38 Maafin Abang
39 Jendes rasa perawan
40 Nggak pedofil kan?
41 Tangan yang bikin ulah
42 Mengejar cinta
43 Berasumsi sendiri
44 Masih di bawah umur
45 Recehan
46 Salah asumsi
47 Harapan Julio
48 GR
49 Khilaf berjamaah
50 Lidah tak bertulang
51 First kiss
52 Perawan tua
53 Terus bunganya?
54 Perawan nanggung
55 Bau asyem
56 It's so crazy
57 Bikin ngilu
58 Pak Suami
59 Belah duren
60 Teritorial
61 Permak body
62 Kayak bulan sabit
63 Awas matanya bintitan
64 Kondangan 1
65 Kondangan 2
66 Pertemuan
67 Nanggung
68 Ke Jawa Timur
69 Sampai di Jawa Timur
70 Di Jawa Timur
71 Nangkep belut
72 Mandi
73 Marah
74 Donor Darah
75 Balai desa
76 Istri sesuatu
77 Pingsan atau tidur
78 Remahan rengginang
79 Wisudaan
80 Wisudaan part 2
81 Males
82 Rencana
83 Ga enak badan
84 Nggak enak badan 2
85 Hamil
86 Bimbang
87 Masih syok
88 Morning sickness
89 Support
90 Berpikir
91 Tukang urut
92 Kepanikan
93 My wife is comeback
94 Mencairkan suasana
95 Ketoprak
96 Pikiran
97 Bersyukur
98 Makin cinta
99 Dedeknya nambah??
100 Ada uang abang ku sayang
101 Cantik
102 Pencapaian
103 Mulut dedek keseleo
104 Jengukin dedek
105 Dedek main sepakbola
106 Berpisah
107 Pecel lele
108 No jeans
109 Cinta luar biasa
110 Daster
111 Tujuh bulanan part 1
112 Tujuh bulanan part 2
113 Door prize
114 Ngompol
115 Panik
116 Kayak siput
117 Otw lahiran
118 Terima kasih
119 Creambath
120 Puasa
121 Makasih
122 Arisa dan Orion
123 Arisa dan Orion
124 Puasa Ramadhan
125 Lecet
126 Berat
127 Camaba
128 Narsis
129 Terlambat lagi
130 Kenalan
131 LAGIII
132 Cemburu
133 lele
134 otw manggung
135 Manggung
136 Info
137 Siapa Andhara?
138 Pagi bersama duo bocil
139 Olahraga?
140 Syirik
141 Yang mupeng siapa?
142 Pak Ustadz'ku
143 Bisa abang...
144 PIIIIINNN
145 Arisa dimana?
146 Cinlok
147 Melow
148 Manja dan sensitif
149 Bingung
150 Mau punya cucu lagi
151 Ending
152 Novel baru
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Goooll
2
Berlubang
3
Jangan suka amnesia
4
Auto gliyengan
5
Modus
6
Jangan kenceng - kenceng meluknya
7
Otak yang geser
8
Di elap ampe kinclong
9
Bosan
10
Senyuman maut
11
Jangan suka bolos
12
Jangan manjat
13
Garam beryodium
14
Penyuluhan
15
Obat pusing
16
Dhara capek
17
Kacau dan galau
18
Bunda
19
Calon istri
20
Yakin, bukan pedofil ?
21
Tinggal pilih
22
Sudah apain anak emak??
23
Kelakuannya laki loh
24
Gantung diri di pohon terong
25
Udah sah
26
Save Andhara
27
Panggil Abang
28
Belah duren
29
Takut jadi janda muda
30
Gue intipin
31
Jungkir balik
32
Tubuh di sodakohin ?
33
Salah satu tugas istri
34
So Hot
35
Takut kena sawan
36
Berdenyut nyeri
37
Segede upil
38
Maafin Abang
39
Jendes rasa perawan
40
Nggak pedofil kan?
41
Tangan yang bikin ulah
42
Mengejar cinta
43
Berasumsi sendiri
44
Masih di bawah umur
45
Recehan
46
Salah asumsi
47
Harapan Julio
48
GR
49
Khilaf berjamaah
50
Lidah tak bertulang
51
First kiss
52
Perawan tua
53
Terus bunganya?
54
Perawan nanggung
55
Bau asyem
56
It's so crazy
57
Bikin ngilu
58
Pak Suami
59
Belah duren
60
Teritorial
61
Permak body
62
Kayak bulan sabit
63
Awas matanya bintitan
64
Kondangan 1
65
Kondangan 2
66
Pertemuan
67
Nanggung
68
Ke Jawa Timur
69
Sampai di Jawa Timur
70
Di Jawa Timur
71
Nangkep belut
72
Mandi
73
Marah
74
Donor Darah
75
Balai desa
76
Istri sesuatu
77
Pingsan atau tidur
78
Remahan rengginang
79
Wisudaan
80
Wisudaan part 2
81
Males
82
Rencana
83
Ga enak badan
84
Nggak enak badan 2
85
Hamil
86
Bimbang
87
Masih syok
88
Morning sickness
89
Support
90
Berpikir
91
Tukang urut
92
Kepanikan
93
My wife is comeback
94
Mencairkan suasana
95
Ketoprak
96
Pikiran
97
Bersyukur
98
Makin cinta
99
Dedeknya nambah??
100
Ada uang abang ku sayang
101
Cantik
102
Pencapaian
103
Mulut dedek keseleo
104
Jengukin dedek
105
Dedek main sepakbola
106
Berpisah
107
Pecel lele
108
No jeans
109
Cinta luar biasa
110
Daster
111
Tujuh bulanan part 1
112
Tujuh bulanan part 2
113
Door prize
114
Ngompol
115
Panik
116
Kayak siput
117
Otw lahiran
118
Terima kasih
119
Creambath
120
Puasa
121
Makasih
122
Arisa dan Orion
123
Arisa dan Orion
124
Puasa Ramadhan
125
Lecet
126
Berat
127
Camaba
128
Narsis
129
Terlambat lagi
130
Kenalan
131
LAGIII
132
Cemburu
133
lele
134
otw manggung
135
Manggung
136
Info
137
Siapa Andhara?
138
Pagi bersama duo bocil
139
Olahraga?
140
Syirik
141
Yang mupeng siapa?
142
Pak Ustadz'ku
143
Bisa abang...
144
PIIIIINNN
145
Arisa dimana?
146
Cinlok
147
Melow
148
Manja dan sensitif
149
Bingung
150
Mau punya cucu lagi
151
Ending
152
Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!