“ E khem “ Julio berdehem untuk mengembalikan akal sehatnya saat ini. Ia berjalan mendekat ke arah Andhara. Ia membungkukkan badannya saat sudah di hadapan Andhara untuk melihat keadaan kaki Andhara yang sakit. Sedangkan Andhara masih belum mengalihkan pandangannya dari Julio.
“ Pak dokter namanya siapa? “ tanya Andahara.
“ Kenapa mau tahu nama saya? Emang penting dan bakalan keluar di soal akhir semester kamu ? “ jawab Julio karena ia yakin, Andhara dan teman – temannya ini masih usia sekolah abu – abu.
“ Wizhhh… Dokter mah suka bercanda ternyata. Kalau emang ada pertanyaan yang menanyakan nama pak dokter di soal tes saya nanti, nggak usah tanya sama pak dokter, saya sudah tahu jawabannya. Dan pasti jawaban itu benar adanya. “ jawab Andhara.
“ Sok tahu loe… “ sahut Putra. “ Emang loe tahu namanya pak dokter teh siapa ? “ tanyanya.
“ Gampang kalau itu mah. Tinggal gue jawab aja kalau namanya adalah pak dokter ‘ ganteng ‘. “ jawab Andhara sambil tersenyum saat ia melihat Julio sedikit mengangkat kepalanya dan melirik ke arahnya dengan sudut matanya.
“ Cie … Cie … Cie … Modus loe Ra. Terus – terusin dah. “ ucap Lila.
“ Kalau udah gini, lupa deh sama sakitnya. “ tambah Eka. “ Ya udah deh, mending kita tinggalin aja dia di sini. “
“ Eh … Eh … Nggak setia kawan banget loe pada. Masak anggota Power Rangers ada yang luka, malah di tinggalin begitu aja. “ protes Andhara sambil memandang sahabat- sahabatnya satu persatu. Sedangkan Julio menggelengkan kepalanya sambil menyeringai tipis. “ Beneran deh pak dokter yang gantengnya ini masih samaan sama Ji Chang Wook, namanya siapa? “ tanya Andhara kembali.
“ Mau buat apa kalau udah tahu nama saya ? “
“ Iyaaaa…. Biar kenal lah. Kalau kata pak guru bahasa Indonesianya Dhara di sekolah itu, tak kenal maka tak sayang. Makanya Dhara pengen kenal sama pak dokter, biar Dhara bisa sayang sama pak dokter. “ ucap Andhara.
“ Huweeekkk…. “ teriak para genk power rangers bersamaan. Julio kembali menyeringai tipis. Hari pertama di desa yang akan ia tinggali selama kurang lebih enam bulan sampai satu tahun ke depan. Satu kata yang Julio sematkan. Menarik.
“ Awww…. “ pekik Andhara kencang.
Mendengar Andhara menjerit, Soni langsung menepis tangan Julio dari kaki Andhara. Sedangkan Putra dan Eka sama – sama memegang pundak Julio.
“ Dokter apain my hunny bunny sweety ? Sampai dia teriak kesakitan begitu ? “ tanya Lila sambil memelototkan matanya marah.
“ Ck. “ Julio berdecak sambil menegakkan badannya kembali. “ Kalau saya tidak memegang kaki teman kalian, bagaimana saya tahu sebelah mana yang sakit dan bagaimana saya harus mengobatinya ? “ jawab Julio santay sesantay saat sedang berjemur di pantai.
“ Ya elah pak dok. Bilang kek dari tadi. Jadi kita nggak pakai salah paham segala. “ ujar Putra tak kalah santay.
“ Elo sih Anggoro. Pakai teriak – teriak segala. Jadi kaget kan kitanya. “ protes Eka.
“ Ya teriak lah. Kan sakit, bege! “ Andhara menjawab dengan tak kalah santay.
“ Buka sepatu teman kalian. Saya akan memeriksa yang sakit. “ titah Julio.
“ Nggak bau kan Ro, kaki loe. Eh, kaos kaki loe ding. Habis loe cuci kan ? “ ujar Lila sambil jongkok di depan Andhara dengan ragu – ragu.
“ Haisss… Gue ini pecinta kebersihan ya. Emang loe lupa, emak gue aja kalau habis ke kebun, mandinya harus tujuh kali. Pakai keramas pula. “ sahut Andhara.
Lila melirik ke arah Andhara yang hanya senyum – senyum tanpa dosa. Ia membantu Andhara membuka sepatu juga kaos kaki panjang yang melekat pada kaki Andhara.
“ Nggak bau kan ? jangan loe bandingin kaos kaki gue sama punya si Putra. Kalau loe buka tuh kaos kaki Putra, auto gliyengan deh loe. Gue jamin. “ ungkap Andhara.
“ Ck. “ Lila berdecak lalu ia kembali berdiri.
“ Kamu bisa jalan ke kamar ? “ tanya Julio ke Andhara. Membuat semua mata melotot.
“ Pak dokter, kita belum kenal loh. Nama pak dokter saja saya belum tahu. Saya belum sayang sama pak dokter. Kok udah ngajakin ngamar aja ? “ jawab Andhara sambil memundurkan tubuhnya hingga menempel ke sandaran sofa dan memegang kaosnya bagian depan. Seperti berjaga – jaga dari hal mesum yang akan menimpanya.
“ Ck. “ Julio berdecak. “ Saya harus periksa kaki kamu. Kamu harus rebahan biar lebih gampang saya periksanya. Dan sofa di sini semuanya single. Nggak ada yang muat nampung badan kamu kalau kamu rebahan di sini. “ lanjutnya memberitahu.
“ Oh iya-ya. He … he … he … “ Andhara nyengir. “ Ya udah deh, yuk kita ngamar pak dok. “ lanjutnya sambil berdiri tanpa persiapan, seolah – olah kakinya sedang baik -baik saja.
“ AWW… “ jerit Andhara kembali kesakitan. Ia bahkan menghempaskan tubuhnya kasar ke sofa kembali.
“ Kaki loe tuh lagi sakit, oon. “ Lila memarahi Andhara. “ Pelan – pelan. Ayo, gue bantuin. “ Lila hendak memapah Andhara.
“ kayaknya gue nggak bisa deh jalan. “ ringis Andhara.
“ Son, loe angkatin lagi deh Anggoro. “ pinta Eka.
“ Masih capek gue. Mana gue aus lagi. Nggak di suguhin minum sama pak dokter. Tadi habis main gue belum sempat minum terus gendong si karung beras kesini. “ jawab Soni.
“ Jangan gue. “ sahut Putra saat pandangan mata Eka berpindah ke dirinya. “ Loe lihat lah body gue. Masak iya gue kuat ngangkat si Anggoro. Yang ada entar si Anggoro makin sakit soalnya gue jatuhin. “ lanjutnya.
Tanpa aba – aba, Julio menelusupkan kedua tangannya di bawah kaki sama punggung Andhara dan mengangkat tubuh Andhara seperti tanpa beban. Enteng. Batin Julio.
“ Eh- “ Andhara terkejut saat tubuhnya tiba -tiba melayang di udara. Spontan ia mengalungkan kedua tangannya ke leher Julio untuk berpegangan.
“ Kalian kalau haus, mau minum, ambil aja tuh di belakang. Di kulkas ada tuh air mineral. “ ucap Julio sebelum ia akhirnya membawa Andhara ke dalam kamarnya. Karena kebetulan, rumah dinas itu hanya mempunyai sebuah kamar tidur.
“ Tunggu bentar di sini. “ ucap Julio setelah ia merebahkan tubuh Andhara di atas tempat tidurnya.
“ Eh, pak dok. Saya mending rebahannya di bawah aja deh. Tubuh saya masih bau keringet. Baju saya juga kotor. Nanti malah bikin sprei pak dokter kotor sama bau juga. “ ucap Andhara sedikit tidak enak hati.
“ Udah, diem aja di situ. “ titah Julio. Entah kenapa, Andhara terdiam setelah mendengar perintah dari Julio. Padahal biasanya, Andhara seorang ratu ngeyel. Membantah adalah salah satu keahliannya di antara keahliannya yang lain.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Herlina Lina
andhara cs somplak smuanya
2024-07-10
1
Yani
Pak bakal jadi pawangnya Andara ni 😂😂
2023-08-08
2
Bzaa
ada aroma aroma ketertarikan rasanya😉
2023-08-06
0