Priiitttttt
Priiiitttt
Peluit panjang di bunyikan oleh wasit yang menandakan waktu telah usai untuk bertanding. Skor 2 – 1 menandakan jika desa Bojong Burut memenangkan pertandingan. Tanpa harus ada perpanjangan waktu atau adu pinalti.
“ Anggoro, kaki loe patah ? “ pertanyaan absurb keluar dari mulut tak berfaedah Putra.
Pluk. Sebuah sepatu mendarat indah di punggung Putra.
“ Waddtauwww…. “ pekik Putra kesakitan sambil mengusap punggungnya sekenanya. “ Njirrr ! Sakit bege !! Kenapa loe pukul punggung gue pakai sepatu kuda loe Son! “ sarkasnya.
“ Sapa suruh loe kasih pertanyaan yang unfaedah kayak itu. Kaki si Anggoro itu bukan patah, bege. Kaki dia Cuma retak. “ jawab Soni.
“ Ha … Ha …. Ha …. “ Putra dan Soni malah tertawa bersama – sama. Sungguh teman dan sahabat lucnut. Temannya kesakitan, bukannya di tolingin malah di ketawain.
“ Dasar kalian sahabat nggak ada akhlak. Awas ya loe pada. Bukannya nolong-in. “ ujar Andhara sambil mendesis kesakitan.
“ Oyyy, ayo kita angkatin lah tubuh Andhara. Kita bawa ke puskesmas. “ seru kapten tim kesebelasan Bojong Burut.
Sayang, Julio sudah tidak ada di sana. Ia sudah meninggalkan pinggir lapangan dengan pak RW sesaat setelah Andhara mencetak gol kembali. Waktu yang sudah hampir petang, membuat Julio harus segera ke rumah dinas. Karena ini adalah hari pertamanya datang ke desa ini.
“ Ro.. Kalau kita angkatin tubuh loe, kira – kira emak loe marah nggak sama kita? Kan gue bukan muhrim loe. “ tanya Putra.
“ Iya nih. Takutnya entar loe di suruh mandi kembang tengah malam. “ tambah si Soni.
“ Noh yang sukanya mandi kembang tengah malam tuh bang Caca Han_dika. “ jawab Andhara kesal sambil meringis kesakitan.
“ Buru… bantuin gue !! “ teriak Andhara.
“ Iya – iya ah. Sabar ! “ sahut Soni.
“ Ro, loe maunya gue gendong ala bridal style, atau mau ala koala, atau mau ala Osh_in? “ tanya Soni sambil mengambil ancang – ancang untung menggendong Andhara.
“ AH !! Kelamaan loe Son. Panggilin helikopter noh sekalian. “ pekik Andhara kesal.
“ Ya… gue kan mau nanya dulu Ro. Kali aja loe pengen gue gendong ala pengantin baru gitu biar romantis. “ jawab Soni.
“ Kalau Andhara maunya di gendong ala penganten baru, biar gue aja yang gendong. Biar asoyyy… “ sahut sang kapten tim yang bernama Birawa itu.
Sebuah tonyoran Putra hadiahkan buat Birawa. “ Mau nyelem sekalian ngelek kuda laut loe ! “ sarkasnya.
“ Udah deh Son. Buruan loe gendong tuh si Anggoro. Kesian dia kesakitan gitu. “ ujar Putra.
“ Kenapa nggak loe aja yang gendong Anggoro, Put ? Gue takut sama emaknya. Kalau sampai emaknya tahu gue gendong anak perawannya, bisa di sunat lagi pakai linggis gue. “ jawab Soni sambil bergidik.
“ E lah. Badan loe kan lebih berisi daripada badan gue, Son. Gue bantuin jawab deh entar kalau emaknya keluar peliharaannya. “ jawab Putra.
“ hah. “ Soni mendesah, lalu mau tidak mau, ia berjongkok di depan Andhara menyodorkan punggungnya. “ Gue gendong Osh_in aja ya Ro. Kalau gue gendong depan, takutnya tangan gue nggak kuat nahan beratnya beban hidup loe, dan loe-nya malah jatuh. Kan udah sakit, jadi makin berdarah- darah Ro. “ ucapnya.
“ Kelamaan loe ah. Kebanyakan nonton drama di saluran ikan terbang. “ protes Putra.
“ My hunny… bunnyyy…. Sweetyyyy…. “ seorang gadis memekik dengan sangat kencang sambil berlari mendekati Andhara.
“ Busyet deh loe, Lo. Lari loe kenceng banget. “ protes temannya sambil ngos-ngosan.
Puk
Tas selempang Lila mendarat mulus di bahu Eka, sahabatnya. “ Nama gue Lila, amsyong! Lila, pake A, bukan O. Gue cewek tulen. Nggak kayak loe berdua. “ protesnya sambil menunjuk ke arah Eka dan Andhara.
Yah, mereka adalah para sahabat Andhara, yang selalu bersama di saat senang, maupun susah. Apalagi saat ada undangan makan gratus. Maka geng mereka akan berada di jajaran paling depan.
“ Ekooooo….. And loe my lovelyyyy…. Kaki gue atit nih. “ rengek Andhara manja. Jika sudah bersama Lila dan Eka, maka sifat manja Andhara akan keluar.
“ Uluh – uluh kesiyan my hunny bunny gue… “ sahut Lila sambil memeluk Andhara.
“ jagoan gue kanapa bisa sakit begini. Baru gue tinggalin bentar buat jemput si Lilo, loe udah babak belur gini. Dan loe berdua- “ tunjuk Eka ke Soni dan Putra. “ Kenapa kalian bisa sampai kecolongan kayak gini. Kenapa si bontot kesayangan kita bisa sampai terluka gini? Kalian berdua nggak jagain dia ya ? “ tanya Eka berapi – api. Eka memang seorang perempuan. Tapi sikap tegasnya dan rasa melindunginya, membuat keempat sahabatnya terkadang agak takut sama dia.
“ Eh, buruan ayo bantuin my hunny bunny. Kita bawa ke tukang urut. “ ajak Lila.
“ Nggak ! Gue nggak mau ke tukang urut. Gue nggak mau ke mak e_rot. Mending gue jalan pakai tongkat aja daripada kalian bawa gue ke mak e_rot. “ protes Andhara yang sangat ketakutan. Karena ia pernah di bawa oleh emaknya ke mak e_rot, dan alhasil ia tidak bisa berjalan selama seminggu karena rasa sakit setelah di pijat.
“ Kita bawa aja ke puskesmas. “ ujar Eka.
“ Ngapain ke puskesmas? Percuma juga kita kesana. Kan di sana nggak ada tenaga medisnya. “ sahut Putra.
“ Gue denger dari bokap, kalau hari ini, kampung kita kedatangan seorang dokter dari kota. Dan kelihatannya dia juga udah sampai. Tadi gue lewat depan rumah dinas, lampunya nyala.
“ ya udah sih. Kalau gitu, kita bawa Andhara ke rumah dinasnya aja langsung. “ usul Lila.
“ Ya udah. Kemon, let’ s to the go. “ jawab Soni. “ Buru Ro, naik ke punggung gue. “ lanjutnya.
“ Bantuin gue napa ? “ ujar Andhara sambil mengarahkan tangannya ke atas meminta bantuan. “ Awww…. SSShhhh… “ desis Andhara.
Putra membantu Andhara naik ke atas punggung Soni.
“ Lumayan berat juga loe Ro. Ini badan loe, atau beban hidup loe yang berat ? “ ujar Sono dengan suara mengerat dan sambil berdiri dari jongkoknya dengan Andhara yang sudah dalam gendongannya.
“ Bukan beban hidup gue yang berat. Tapi utang – utang loe tuh yang bikin berat. “ jawab Andhara tak kalah sarkas.
Soni mulai berjalan dengan sedikit tergesa supaya mereka bisa cepat sampai ke rumah dinas dokter.
“ Ro, punggung gue kenapa terasa loe lubangin di dua tempat ya. “ canda Soni.
“ Maksud loe ? “
“ Gue kira dada loe rata, Ro. Ternyata lumayan ke_nyal juga. Berasa banget di punggung gue, dada loe lumayan berisi. “ jawab Soni.
“ Apaan sih. “ sontak Andhara menjauhkan tubuh bagian atasnya dari punggung Soni.
“ Ha… ha … ha …. “ Soni tergelak karena sikap Andhara. Ia yakin, wajah Andhara pasti sudah memerah saat ini.
“ Aww… Aww… Aww… “ pekik Soni saat telinganya di jewer oleh Andhara. “ Awas loe bisa jatuh, Ra. “ lanjutnya.
“ Awas, loe ngomong macem – macem lagi. Gue cekik loe !. “ ancam Andhara.
bersambung
Para sohib reader othor yang keceh badai... Insyaallah, othor bakalan update satu episode tiap hari di sore hari ya.... Kecuali ada halangan yang membuat othor nggak bisa nulis next episode nya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
hadir otor member baru.. 😂
2023-10-31
0
Yani
Wah pasen pertsma ni psk dr 🤭
2023-08-08
2
Bzaa
seep otor . sehat dan tetap semangat,💪😘
2023-08-06
1