Keesokan harinya.
Pukul delapan malam, keluarga kecil Arsalaan datang ke kediaman Miller untuk melamar Putri Tuan Brian Miller yaitu Audrey.
Mobil mereka telah sampai dihalaman rumah dan mereka langsung turun dari mobil tersebut.
"Ayo, nak." Aresha mengajak Amman masuk ke dalam, dengan segala kegigihannya untuk membujuk sang Putra dan pada akhirnya Amman mau menikah dengan Audrey demi baktinya kepada kedua orang tua.
Mereka semua masuk ke dalam rumah.
Sesampainya di dalam.
"Selamat malam, Tuan Miller." Amir memeluk tubuh rekan bisnisnya.
"Malam, Tuan dan Nyonya Arsalaan. Selamat datang di rumah sederhana milik saya." ucap Brian dengan sedikit merendah.
"Wah, rumah megah dan mewah seperti ini Anda bilang sederhana? Sungguh Anda benar-benar bukan pria yang sombong, Tuan Miller." ujar Amit sambil duduk di sofa ketika Brian mempersilahkan.
Ammar ingin duduk tetapi dia melihat ke sekeliling sejenak untuk mencari sang kekasih.
"Maaf, Paman. Dimana letak kamar mandi?" ucap Ammar membuat semua mata tertuju padanya.
"Nak, kita baru sampai dan kamu langsung mencari kamar mandi?" Aresha bertanya.
"Ya, Mah. Aku sudah tidak tahan untuk buang air kecil saat dalam perjalanan tadi." sahut Ammar dengan berbohong.
"Baiklah tidak masalah. Kamar mandi ada di lantai atas dan pintu nomor tiga, itu kamar tamu dan kamu bisa buang air di kamar mandi itu." Brian menunjukkan.
"Terima kasih, Paman. Kalau begitu aku permisi dulu." Ammar segera pergi menaiki anak tangga.
Ammar terus berjalan menyusuri setiap pintu yang dia lewati, dia sengaja untuk mencari kamar milik Audrey.
"Dimana kamarnya?" gumam Ammar sambil terus berjalan.
Pintu kamar nomor dua.
Ammar terhenti dan dia melihat dari celah pintu, dirinya tersenyum ketika mendapati kamar sang kekasih.
Ammar melihat ke sekeliling terlebih dahulu, dia ingin memastikan keadaan akan agar bisa masuk ke dalam kamar milik Audrey.
Ceklek!
Setelah dirasa aman, akhirnya Ammar masuk ke dalam kamar Audrey.
Sementara Audrey yang tengah duduk di kursi meja rias langsung terkejut karena kedatangan Ammar yang tiba-tiba.
"Kak Ammar!" pekik pelan sambil menutup mulut.
Ammar menutup pintu dan berjalan menghampiri Audrey.
Audrey sendiri beranjak dari kursi dan sesampainya didekat Ammar, dirinya langsung memeluk tubuh Ammar.
"Kak," lirih Audrey dengan sedih.
"Audrey! Audrey, kenapa kamu mau menikah dengan kakakku? Mengapa kamu bersedia Audrey? Bukankah kita sudah sepakat untuk menikah." Ammar memeluk tubuh Audrey dengan erat.
"Hiks... Maafkan aku, kak. Aku sudah berusaha menolak permintaan Papa, tetapi Papa tetap bersikeras ingin menjodohkan aku dengan kakakmu." Audrey menitikkan air mata.
"Lalu apa yang akan kamu lakukan? Apa kamu tetap ingin melanjutkan perjodohan ini?" Ammar melerai pelukan.
Audrey hanya menunduk karena bingung harus menjawab apa. "Bagaimana aku bisa menolaknya lagi kak?"
"Kita kabur dari rumah in! Pergilah bersamaku dan aku berjanji tidak akan mengecewakanmu, kita akan hidup bahagia bersama Audrey."
Audrey menggeleng. "Tidak bisa, kak! Aku tidak ingin terjadi sesuatu dengan Papa jika kita harus kabur. Aku adalah anak Papa satu-satunya, akulah harapan Papa kak. Aku tidak ingin membuat Papa kecewa denganku."
"Tapi, Audrey —" ucapan Ammar terpotong karena ketukan pintu.
"Audrey! Apa kamu sudah selesai? Amman dan keluarganya sedang menunggu kamu dibawah!"
"I—iya, Pa—! Sebentar lagi Audrey keluar!" teriak Audrey menjawab ucapan sang Papa.
"Baiklah, Papa tunggu kamu dibawah!"
"Ya."
Brian pergi dari depan pintu kamar sang Putri.
Setelah Brian pergi, Audrey bergegas menatap wajahnya dari pantulan cermin.
"Maafkan aku, kak. Mungkin kamu rasa aku sudah mengecewakan dirimu, tetapi inilah jalan yang Tuhan berikan untuk kita." air mata kembali menetes di pipi mulus milik Audrey.
Audrey dengan cepat menghapus air matanya dan beralih pergi dari hadapan Ammar.
"Audrey," Ammar memanggil nama Audrey dengan lesu.
Pintu kamar tertutup dan Ammar mengusap wajahnya dengan kasar.
"SIAL! KENAPA HIDUPKU HARUS BERJALAN SEPERTI INI? KENAPA KISAH CINTAKU HARUS BERAKHIR TRAGIS!" teriak Ammar dengan frustasi, untung saja kamar milik Audrey kedap suara jadi tidak akan ada yang bisa mendengar teriakan Ammar.
•
•
**YUK KENALAN DENGAN AUDREY MILLER 🤗
•
TBC
HAPPY READING
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK SERTA DUKUNGAN, TERIMA KASIH BANYAK 🙏**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
ᵉˡ̳༆yuli@_sm 💜💜💜💜
🥺🥺🥺🥺🥺 𝘺𝘨 𝘴𝘣𝘢𝘳 𝘺 𝘮𝘢𝘳𝘳𝘳.... 𝘯𝘵𝘢𝘳 𝘢𝘲 𝘵𝘦𝘮𝘦𝘯𝘪𝘯 𝘣𝘪𝘢𝘳 𝘨𝘬 𝘴𝘦𝘥𝘪𝘩.....
2022-11-09
4