Audrey telah sampai di taman sebagai lokasi yang dia dan Ammar sepakati untuk bertemu.
"Dimana kak Ammar? Kenapa lama sekali?" Audrey melihat ke sekeliling tapi belum ada tanda-tanda kedatangan Ammar.
Beberapa menit kemudian.
"Dor!" Ammar menepuk pundak Audrey dari belakang.
"Astaga!" Audrey terlonjak kaget dan memegangi dadanya.
Ammar hanya tertawa dan dia duduk di samping Audrey.
"Udah lama ya nunggunya?" ucap Ammar sambil menatap wajah cantik milik Audrey.
"Ya, lumayan." sahut Audrey dengan senyum dibibir sehingga memperlihatkan lesung pipinya.
"Maaf, jalanan agak macet. Di rumah juga tadi Mama agak rewel waktu aku pamit ingin pergi."
Audrey melirik Ammar sekilas.
"Benarkah? Jika Mama kamu tidak mengizinkan harusnya kamu tidak perlu memaksa untuk denganku, kak." Audrey menjadi tidak enak.
"Udah tenang aja, aku bisa mengatasi Mama." Ammar tersenyum tipis.
"Katakan ada apa kakak mengajak aku bertemu?"
"Seperti yang ku ucapkan di telepon kemarin. Aku ingin mengajakmu jalan-jalan ke Mall dan ada sesuatu hal yang ingin aku bicarakan padamu."
"Apakah sangat penting?" tanya Audrey dengan penasaran.
"Ya, mengenai masalah hati." Ammar mengedipkan sebelah mata dan beranjak dari bangku.
Dirinya menegakkan tubuh dan mengulurkan tangan ke arah Audrey. "Bisa kita pergi sekarang? Hari sudah menjelang siang." lanjutnya dengan senyum manis.
Audrey membalas senyuman Ammar dan dia menerima uluran tangan itu.
Mereka berdua berjalan dengan bergandengan menuju mobil milik Ammar, sementara mobil milik Audrey ditinggal begitu saja.
🌺🌺🌺🌺🌺
Anisa masuk ke dalam ruangan milik Amman dengan senyum tipis dan ditangannya menenteng rantang susun.
"Selamat siang, Tuan." sapa Anisa dengan sopan.
"Ya, selamat siang. Anisa, ada apa kamu datang ke kantor saya?" Amman mengehentikan aktivitasnya dan menyandarkannya tubuh di kursi kebesaran miliknya.
"Maaf menganggu waktu Anda, Tuan. Saya datang kesini untuk memberikan ini kepada Anda." Anisa menyodorkan rantang susun yang dia bawa.
"Apa ini?" Amman menerimanya dengan tulus.
"Makan siang untuk Anda, itu saya yang memasak sendiri sebagai tanda terima kasih karena kemarin Anda sudah menolong saya ketika motor saya mogok di pinggir jalan."
"Astaga Nisa, harusnya tidak perlu repot-repot seperti ini. Saya ikhlas dan tulus menolong kamu."
Anisa tersenyum. "Tidak masalah, Tuan. Saya tidak merasa direpotkan."
"Begini saja, berhubung sekarang juga sudah jam makan siang, bagaimana jika kamu makan siang bersama dengan saya?"
Anisa bingung harus menjawab apa. "Tidak perlu, Tuan! Saya sudah makan siang sebelum datang kesini." ucapnya dengan berbohong.
"Baiklah, kalau begitu kamu temani saya makan siang disini. Ya, sekaligus kita mengobrol sebentar." pinta Amman untuk kedua kalinya.
"Tapi—" Anisa sangat canggung jika harus berduaan dengan Amman.
"Sudah sudah! Tidak ada tapi-tapi'an, jika kamu takut karena terlambat sampai di butik maka saya yang akan mengatakan pada Mama kalau kamu harus menemani saya makan siang terlebih dahulu."
"Eh, tidak perlu Tuan! Baiklah, saya akan menemani Anda untuk makan siang."
"Bagus, kalau begitu saya akan menghubungi OB terlebih dahulu agar mengantarkan sendok ke ruangan saya." Amman tersenyum dan mengambil gagang telepon.
🌺🌺🌺🌺🌺
Sesampainya di Mall, Ammar dan Audrey berkeliling sebentar lalu mereka segera mencari tempat makan karena hari sudah siang.
Setelah mendapatkan tempat makan yang cocok, Ammar dan Audrey langsung duduk di sofa yang berada disana.
Makanan pun dipesan, sambil menunggu pesanan tiba, Ammar berniat untuk menyatakan perasaannya terlebih dahulu.
•
•
•
**TBC
HAPPY READING
JANGAN LUPA UNTUK MENINGGALKAN JEJAK SERTA DUKUNGAN, TERIMA KASIH BANYAK 🙏**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
༄༅⃟𝐐ahNyaak moon.༐༐༅⃟𝓮𝓵
yakin gak..?? bakal di terima..??
2022-11-11
1