Setelah sampai di Jakarta. Ternyata Kayra langsung pulang. Kayra yang sudah menikah harus tinggal di rumah Davin dan begitu tiba di Jakarta Kayra harus mampir dulu kerumahnya. Davin menyuruh Kayra untuk mengemasi barang-barang nya dan Reyhan menunggunya di dalam mobil yang akan mengantar Kayra kerumah barunya. Maklumlah Davin sibuk. Jadi tidak ada waktu untuk menunggu Kayra.
Perintah Davin tidak mungkin di tentang Kayra. Karena memang dia sudah menjadi istri orang dan harus melakukan hal itu, terutama tinggal di rumah suaminya.
Kayra yang berada di kamarnya hanya mengisi satu koper besar. Dia juga tidak membawa banyak-banyak pakaian, dia hanya membawa yang seadanya. Pasti Kayra juga merasa tidak akan lama tinggal di rumah Davin. Jadi tidak perlu banyak membawa apa-apa.
" Aku rasa ini sudah cukup!" ucap Kayra menutup dan meres kopernya.
" Sebaiknya aku cepat pergi dari rumah ini!" Kayra langsung keluar dari kamarnya. Kayra menuruni anak tangga dengan mengangkat kopernya yang lumayan berat padahal isinya tidak banyak.
" Berani sekali kamu langsung pergi dari rumah ini!" tiba-tiba begitu sampai di bawah, Susan dan Silvia datang dan langsung menghampirinya dengan sinis bahkan menghalangi jalan Kayra.
" Bukannya memang aku harus pergi. Aku sudah menikah dan harus ikut suamiku," sahut Kayra dengan tenang.
" Sombong sekali," desis Silvia.
" Lalu bagaimana dengan mahar kamu. Mana semuanya. Itu untuk biaya papa kamu," ucap Susan dengan menadahkan tangannya meminta mahar Kayra yang sudah di incarnya. Dia memang tidak mungkin membiarkan Kayra pergi begitu saja.
" Selalu papa," umpat Kayra di dalam hati.
" Malah bengong, buruan kasih sama mama, takut amat uanganya di pakai," sahut Silvia.
" Ada di kamar mama. Aku sudah meletakkannya di sana, jangan takut aku tidak akan membawanya lari," ucap Kayra yang memang tidak membawa atau berpikiruntuk memakai pemberian dari Davin.
" Hmmm, bagus kalau begitu. Dan iya sekarang kamu minta sama Davin uang tiket pesawat. Mama sudah kehilangan banyak uang untuk membayar tiket pesawat teman-teman mama," ucap Susan.
" Kok bisa?" tanya Kayra heran.
" Alah nggak usa pura-pura tidak tau. Kau pikir aku tidak tau jika itu sebenarnya rencanamu. Kau sengajakan balas dendam kepada kami dengan melakukan hal itu membuat kami pulang tanpa pesawat yang kami naiki pertama," tuduh Silvia.
" Apa maksudnya aku tidak mengerti," sahut Kayra yang benar-benar bingung.
" Nggak usah banyak drama kamu pikir kami tidak tau hah! dengan akal jahat kamu yang sengaja membuat kami semua ketinggalan. Kamu enak-enakan pulang dan kami menderita," ucap Silvia dengan marah-marah.
" Aku benar-benar tidak tau apa-apa," tegas Kayra.
" Ahhh, sudah-sudah. Nggak usah mencari pembelaan. Sekarang telpon suami kamu dan cepat transfer uangnya sekarang juga. Jangan banyak drama di sini," sahut Susan yang tidak menerima alasan apapun dari Kayra.
" Tapi itu tidak mungkin ma. Aku mana mungkin langsung meminta uang pada Davin," ucap Kayra menolak permintaan mamanya.
" Kenapa tidak mungkin? Kamu kan istrinya," sahut Susan.
" Aku baru menikah dengan Davin. Sangat tidak mungkin aku meminta uang darinya secepat itu," ucap Kayra.
" Benar juga kata Kayra. Yang ada nanti Davin berpikir lagi dan lama-kelamaan kesal," batin Susan kebingungan. Tetapi jelas dia tidak mau jika sampai rugi.
Susan pun melihat jari manis Kayra dan melihat cincin yang pasti mahal itu.
" Lepas cincin kamu!" ucap Susan membuat Kayra kaget.
" Untuk apa?" tanya Kayra.
" Udah jangan banyak tanya, lepas saja. Karena kamu tidak bisa mengganti uang mama . Maka di tukar sama cincin kamu," jawab Susan membuat Kayra kaget.
" Itu tidak mungkin ma!" tolak Kayra.
" Udah jangan membantah sini!" sahut Silvia yang langsung menarik tangan Kayra dan memaksa cincin itu keluar dari tangan Kayra.
" Mah, itu tidak mungkin, lepas! sakit!!! berontak Kayra kesakitan saat cincin itu di paksa keluar dari tangannya.
" Ada apa ini!" gertak Davin yang tiba-tiba datang dan membuat Silvia melepaskan tangan Kayra dan Kayra merasa kesakitan dengan tangannya.
" Apa yang terjadi?" tanya Davin yang sudah berada di antara 3 wanita itu. Susan dan Silvia panik.
" Kenapa kalian menarik tangannya?" tanya Davin dengan wajahnya yang serius menatap bergantian 2 wanita serakah itu.
" Hmmm, begini mantuku. Ini hanya salah paham saja. Mama hanya berminat untuk menyimpan cincin pernikahan kalian. Karena Kayra ini orangnya sangat teledor. Jadi mama takut nanti cincinnya hilang," ucap Susan mencari alasan.
" Benar Davin, aku hanya membantu Kayra mengeluarkan cincin itu. Tidak menarik tangannya," sahut Silvia menambahi.
" Hmmm, begitu rupanya. Jadi Kayra ini adalah wanita yang teledor," sahut Davin.
" Benar nak Davin. Jadi tidak salahkan dengan niat baik mama," ucap Susan dengan wajahnya yang di baik-baikkan.
" Tidak salah sama sekali. Tapi aku juga tidak ingin mempunyai istri yang keteledorannya terus di pelihara. Jadi biarkan dia menjaganya sendiri dan jika sampai hilang dari jarimu jangan harap aku memberimu uang seperserpun," ucap Davin dengan melihat ke arah Kayra.
" Sial, jika aku berusaha untuk mengambil cincin itu lagi. Itu artinya nanti Davin tidak akan memberinya uang lagi," batin Susan yang sekarang menjadi serba salah.
" Kau mendengarku?" tanya Davin pada Kayra. Kayra mengangguk.
" Bagus kalau begitu. Jadi ibu mertua, semua sudah jelas. Jadi mohon untuk ibu dan kakak ipar juga membantu istri saya agar cincin itu tetap di jarinya. Karena jika hilang, saya harus menghentikan bulanan Kayra," ucap Davin dengan wajah tersenyum palsunya.
" Menantu ku yang sangat bijak. Jangan khawatir mama pasti akan terus mengingatkan Kayra untuk tidak meletakkan sembarangan cincin itu dan akan terus di pakainya," sahut Susan mengusap-usap pundak Davin.
" Bagus kalau begitu. Kalau tidak ada lagi saya dan istri saya harus pergi. Jadi terima kasih untuk waktunya. Permisi!" ucap Davin tanpa basa-basi yang langsung pergi berjalan terlebih dahulu. Bahkan Davin mengusap bekas tangan Susan dari jasnya kayaknya Davin tidak level.
" Aku pergi dulu, yang mama minta ada di kamar mama. Aku titip papa. Aku juga akan terus menjenguknya. Jika ada apa-apa kabarin aku," ucap Kayra yang juga pamitan dan langsung pergi.
" Kurang ajar sekali dia berani memerintah kita," ucap Silvia yang terlihat begitu kesal.
" Sudahlah Silvia biarkan saja dia pergi dengan suka-sukanya. Kamu dengar apa kata Davin Cincin itu tidak boleh lepas dari jarinya. Jadi jangan bertingkah dan berbuat yang aneh-aneh yang akhirnya membuat kita tidak mendapatkan apa-apa," ucap Susan.
" Jadi uang mama bagaimana?" tanya Silvia.
" Ya sudahlah, beberapa hari ini. Kita minta gantinya sama Kayra," sahut Susan.
" Ya sudah kalau begitu," sahut Silvia yang masa bodo.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments
Cicih Sophiana
emang ada ya orang rakus kelewatan seperti mereka...kesel jg sama Kayra yg sll nurut
2022-12-05
0
alizizi
kalo ibu tiri sama kk tiri kaya gitu udah gua hajar sumpah kesal dehhh
2022-11-15
0
Tatik R
hedew semoga senjata makan tuan aja kelakauan susan ini
2022-11-15
0