Kayra masih terdiam dengan melihat kontrak yang belum di bukanya sama sekalu.
" Ayo tanda tangan jangan memperlama waktu!" ucap Davin. Kayra menarik napasnya dan membuangnya perlahan. Setelah yakin Kayra pun langsung menandatangani kontrak itu.
" Kau tidak membacanya?" tanya Davin.
" Intinya kita hanya menikah kontrak. Jadi itu sama saja bagiku," sahut Kayra.
" Hmmmm, baiklah jika begitu itu bukan salahku jika ada sesuatu nanti yang aneh untukmu," sahut Davin membuat Kayra mengkerutkan dahinya.
" Apa maksudmu," ucap Kayra heran yang ingin membaca isi kontrak itu dan Davin langsung mengambilnya.
" Kita sudah sepakat dan sekarang ikut denganku," ucap Davin yang langsung berdiri.
" Mau kemana?" tanya Kayra heran. Davin tidak menjawab dan Kayra langsung mengikuti Davin yang mana supir membukan pintu mobil untuk Kayra setelah Davin masuk terlebih dahulu kedalam mobil bagian belakang.
" Kita mau kemana?" tanya Kayra membungkukkan tubuhnya.
" Sudah masuk saja. Jangan banyak tanya," sahut Davin dan Kayra mau tidak mau akhirnya pun masuk. Kayra duduk di samping Davin dan mobil itu pun langsung berjalan.
" Kita mau kemana?" tanya Kayra lagi.
" Bertemu keluargaku," jawab Davin. Kayra langsung terpekik kaget mendengar perkataan itu.
" Kau gila!" teriak Kayra.
" Sembarang kau bicara aku gila. Surat kontraknya sudah kau tanda tangani dan yang pertama di lakukan adalah pertemuan mu pada keluargaku," ucap Davin.
" Mana suratnya sini. Aku mau membacanya," sahut Kayra.
" Masa waktumu membacanya tidak ada lagi. Aku tidak suka bertele-tele. Jadi turuti saja apa yang aku katakan," sahut Davin.
" Belum menikah saja kau sudah banyak mengatur," sahut Kayra kesal.
" Itu judul kontarak yang kau tanda tangani. Setiap apa yang aku katakan adalah benar dan harus kau turuti dan jika kau menolak atau merasa salah maka kembalilah pada judul kontraknya," tegas Davin
" Itu tidak mungkin, kalau seperti itu ngapain kau membuat surat kontrak panjang lebar kalau ujung-ujungnya yang benar juga judulnya," ucap Kayra dengan kesal.
" Bukan aku yang membuatnya. Tapi dia," tunjuk Davin pada supirnya yang tak lain asistennha Reyhan.
" Kenapa jadi saya," gumam Reyhan.
" Sama saja," sahut Kayra dengan wajah kesalnya yang belum apa-apa dia sudah di atur sana sini oleh Davin.
" Kau ingat kau calon istriku dan bersikap seperti calon istriku saat di rumahku, anggap saja kita sudah saling mengenal lama," ucap Davin memberi ingat.
" Apa yang harus aku lakukan?" tanya Kayra
" Kau ikuti saja alurnya. Kau sudah sering bersandiwara dan aku rasa kau tau apa yang harus kau lakukan tanpa aku beri tahu," jawab Davin.
" Apa maksudmu aku tidak mengerti," sahut Kayra.
" Apa yang aku katakan sudah jelas, jadi jangan pura-pura polos. Apa lagi sok tidak mengerti," sahut Davin.
Kayra pun akhirnya hanya diam saja yang juga tidak akan tau alur apa yang harus di ikutinya yang sesuai dengan kata Davin yang hanya akan membuatnya penuh dengan kebingungan.
" Ya sudah lah Kayra mau bagaimana lagi mungkin memang ini sudah takdirku jadi ikuti saja," batin Kayra yang memilih diam dan tidak banyak tanya lagi.
Sementara Davin hanya ingin cepat-cepat semuanya selesai dan masa bodo dengan apa yang terjadi yang penting baginya cepat dan berjalan sesuai dengan rencananya. Karena Davin tidak pernah gagal.
************
" Mama!" teriak Giselle dengan yang memasuki kamaranya.
Di mana terlihat Mesya sedang duduk di meja rias dengan memakai lipstik. Karena teriakan Giselle membuat lipstik itu jadi mencoret atas bibirnya
" Ada apa Giselle?" tanya Mesya dengan kesal. " Kamu ya masuk kamar mama teriak-teriak bikin mama panik aja. Kamu nggak liat apa sedang apa dan lihat akibat ulah kamu," ucap Mesya dengan heboh yang malah memarahi Kayra.
" Issss, mama ini jauh lebih penting dari pada wajah mama yang tercoret itu," sahut Giselle.
" Apa maksud kamu, apa yang lebih penting?" tanya Mesya.
" Mama calon istri kak Davin datang kerumah ini," jawab Giselle yang langsung to the point yang membuat Mesya langsung melotot dengan bola mata yang hampir mau keluar.
" Apah!" pekik Mesya dengan wajah kagetnya.
" Iya mama dia sudah membawa calon istrinya dan sekarang sedang bertemu Oma dan juga papa di ruang tamu," ucap Giselle menjelaskan dengan sedetail-detailnya
" Kamu becanda pastinya," sahut Mesya tidak percaya.
" Aku tidak becanda mah, itu sungguhan calon istrinya ada di bawah," ucap Giselle
" Mana mungkin Giselle. Bukannya Joy mengatakan jika Davin sama sekali tidak punya calon istri," sahut Mesyayang tetap tidak percaya dengan kata-kata Giselle.
" Sudah deh mah, dari pada mama terus menyangkal omongan Giselle mending sekarang ayo deh kita turun kebawah kita lihat mama siapa yang di bawa kak Davin," ucap Giselle menegasakan.
Mesya masih sibuk dengan wajahnya yang tidak percaya. Namun Giselle langsung menarik mamanya dengan paksa. Agar mamanya melihat langsung jika apa yang di katakannya memang benar jika Davin membawa calon istrinya
Mesya pasti seperti orang kebakaran jenggot. Karena jika Davin menikah. Harta warisan akan jatuh semua pada Davin dan Mesya pasti kebingungan yang tidak tau akan nasibnya yang putra-putrinya yang tidak mendapatkan harta yang banyak seperti Davin.
************
Memang benar apa adanya di ruang tamu terlihat Kayra yang duduk di samping Davin dan Oma dan juga papanya duduk berhadapan dan Oma melihat Kayra dengan mengamati penampilan Kayra. Ya tatapan biasa untuk mengintimidasi calon keluarga baru di rumah ini.
" Ya ampun apa neneknya dia sedang menilai penampilan ku. Seharusnya aku compang camping saja. Agar keluarganya tidak setuju dengan begitu dia tidak akan jadi menikahiku," batin Kayra yang merasa risih dengan tatapan dari Oma Elisabeth.
" Apaan sih Oma melihat-lihat Kayra seperti itu. Nggak penting banget deh. Dia nggak ada ya sebelumnya kteria calon menantu. Jadi Oma jangan membuat masalah ada acara pakai tidak setuju-setuju," batin Davin dengan gelisah dengan Omanya.
" Ehemm!" Davin berdehem untuk mencairkan suasana yang mulai tegang. Sementara Altarik hanya santai-santai saja dengan tenang
" Hmmm, kamu di mana tinggal Kayra?" tanya Oma dengan nada ramah.
" Di jalan Cempaka Oma," jawab Kayra dengan tenang.
" Kamu kenal Davin di mana?" tanya Eyang lagi.
" Di kenca...."
" Di kecamatan Purwodadi," sahut Davin yang langsung memotong pembicaraan Kayra yang iya tau Kayra pasti mengatakan kencan buta dan bisa berabe jika eyangnya tau hal itu.
" Kok bisa bertemu di sana?" tanya Altarik.
" Hmmm, itu Oma, waktu itu tidak sengaja saja dia ada tugas kuliah di sana dan kami bertemu di sana," sahut Davin mencari alasan dengan karangan yang harus saja muncul di otaknya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments
Cicih Sophiana
ko di purwodadi sih thor...bukan nya di karang asem ya 🤣🤣🤣
2022-12-05
0