5 - Maju atau Mundur

Yorin duduk diam di samping Gavin yang mengemudi seusai jam perkuliahan kedua selesai. Gavin tetap diam seperti biasanya, Yorin seperti sedang bersama dengan sebuah patung saat bersama Gavin.

"Gavin, lo cemburu nggak kejadian di kantin tadi?" tanya Yorin tiba-tiba sambil melihat ke arah Gavin.

"Kalau gue cemburu ya udah gue hajar si Gerald, tapi gue diam aja. Artinya apa?" tanya balik Gavin.

Yorin tampak sedih. Terkadang Yorin ingin sekali saja membuat Gavin cemburu, namun ia sadar Gavin tidak menyukainya seperti ia menyukai Gavin.

"Syukurlah kalau gitu, jadi gue bisa tenang kalau ada cowok yang suka sama gue," pancingnya.

"Bukannya dari dulu banyak cowok yang suka sama lo tapi lo tolak semua karena lo suka gue?"

"...." Yorin hanya diam, ia memang tidak pernah berpacaran. Bahkan bergandengan tangan dengan lawan jenis pun ia tidak pernah.

"Kalau lo suka sama orang selain gue, lo boleh pilih dia."

"Karena lo nggak suka gue kan makanya lo ngomong gitu?"

Gavin diam.

Yorin menarik nafasnya dengan panjang, lalu ia keluarkan perlahan.

Tidak seberapa lama terjadi keheningan, mobil Gavin sudah berhenti di depan rumah Yorin.

"Thanks."

Yorin keluar dari mobil, masuk ke area rumahnya tanpa melihat kepergian Gavin seperti biasanya.

Dibukanya pintu rumahnya dengan perasaan kesalnya. Begitu pintu terbuka, Yorin langsung duduk di sofa ruang tamunya, ia masih menggunakan seragam kuliahnya.

"Sayang, mandi dulu sana masa langsung duduk," ujar Yolanda, Mama Yorin yang baik hati sekali itu. Saking baiknya sering dimanfaatkan oleh orang-orang sekitar sehingga Papa Yorin menjadi overprotektif kepadanya.

Melihat Yorin merengut, Yolanda duduk disebelahnya lalu mengelus rambut panjang anaknya itu. "Kenapa sayang?"

"Ma...," Yorin menatap Yolanda.

Wajah Yolanda penuh tanya.

"Menurut Mama, Yorin sama Gavin cocok nggak sih?" tanyanya ketika hatinya mulai gundah gulana mengingat Gavin yang tidak begitu peduli padanya.

"Emang kenapa sayang?"

"Kayaknya Gavin nggak suka sama Yorin, Ma...," curhatnya kemudian ditambah dengan raut wajahnya yang semakin suram.

Yolanda tertawa. "Sayang, Gavin memang cuek seperti itu. Tapi sebenarnya dia perhatian."

Yorin menggelengkan kepalanya. "Yorin jadi ragu tunangan sama dia."

Yolanda menggenggam telapak tangan Yorin. "Udah jangan dipikir berlebihan dulu, mandi sana. Habis ini anterin Mama ke Superindo yah."

"Naik apa? Kan Papa belum pulang kerja. Minta anter pak Eko?"

Pak Eko adalah sopir pribadi Yolanda.

"Naik taksi online aja, oke. Udah sana mandi." Yolanda mendorong tubuh anaknya yang semata wayang itu untuk segera beranjak dan membersihkan diri.

Sebelum hari menggelap, sebelum matahari terbenam, Yorin membersihkan dirinya dengan cepat. Berbeda dengan kebanyakan para cewek diluar sana yang kalau mandi bisa sampai berjam—jam.

Belum sampai setengah jam Yorin sudah siap untuk berangkat dengan pakaian casual-nya. Hanya menggunakan kaos putih dengan sedikit garis hitam dan celana jeans berwarna biru, ia sudah tampak sangat memikat. Belum lagi rambutnya yang ia kuncir dan aroma parfumnya yang masuk ke hidung siapa saja. Membuat penampilannya semakin perfect.

Tidak mau kalah, Yolanda juga menggunakan pakaian yang hampir mirip dengan Yorin. Sama-sama menggunakan jeans biru, bedanya Yolanda memakai kaos hitam lengan panjang ala sweater. Rambut Yolanda yang tak kalah badai terurai rapi.

Tinggi badan Yolanda hampir sama dengan tinggi badan Yorin, sehingga jika mereka berdua berjalan bersebelahan layaknya adik dan kakak bukan ibu dan anak.

Yolanda berjalan ke sana kemari, Yorin yang membawa keranjang belanjaan mengikutinya tanpa mengeluh karena tidak ada satu barangpun yang masuk ke dalam keranjang meski sudah beberapa puluh menit memutari lorong demi lorong supermarket. Tidak jarang mereka berdua menjadi pusat perhatian karena mereka ibarat cahaya yang berada di kegelapan. Shinning, shimmering, splendid.

"Ma, mama sebenarnya mau beli apa sih?" protes Yorin ketika kakinya mulai terasa lelah.

"Liat-liat aja, sayang," jawab Yolanda dnegan begitu santainya.

Yorin menghembuskan nafasnya. "Sengaja kan Mama tuh lagi gabut kan?"

Yolanda melangkah cepat, Yorin mengikuti dengan cepat hingga Yolanda berhenti mendadak. Spontan Yorin menabrak Mamanya itu. "Mama!"

Yolanda mengambil sebuah Whipped Cream dari etalase toko dan diletakkanya di keranjang.

"Udah yuk sayang, pulang," ajak Yolanda.

Yorin hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Ini doang, Ma?"

Yolanda berjalan sambil mengangguk.

"Yaelah Ma, cuma beli Whipped Cream jauh-jauh ke sini. Tau gitu Yorin di rumah aja nonton oppa-oppa Korea," protesnya sepanjang perjalanan.

Yolanda mengantri di kasir, antrian lumayan panjang hingga memakan waktu sampai Adzan Magrib berkumandang. Yorin dibuat kesal lagi oleh Yolanda karena hanya untuk membeli Whipped Cream sampai antri puluhan menit. Padahal Whipped Cream ini bisa dibeli dimana-mana.

"Sayang, makan yuk?" ajak Yolanda kepada Yorin yang kini tengah menenteng sebuah belanjaan ditangan kirinya. "Lapar nih Mama."

"Hmmm," jawab Yorin BT sambil memasuki Taksi Online yang sudah Yolanda pesan.

Taksi online itu melaju dengan kecepatan standar.

"Pak ke Opal Café ya," ujar Yolanda.

"Tumben Mama ke situ."

"Ya cobain, lagi ngehits kan itu ya café baru kan? Katanya banyak spot foto."

Yorin tertawa kecil. Mamanya memang suka sekali foto-foto karena saat muda Yolanda hampir dinobatkan sebagai Miss Indonesia. Tak heran jika kecantikannya menurun ke Yorin.

Sekitar 15 menit taksi online itu berhenti didepan Opal Café. Sebuah café ala Romawi. Ramai setiap harinya, tak kalah ramai dari Lounge and Bar Aslan yang bernama A Lounge and Bar.

Yolanda dan Yorin memasuki kafe yang sedang naik daun itu. Jika Lounge and Bar milik Aslan kebanyakan pengunjungnya adalah laki-laki, berkebalikan dengan Opal Café yang kebanyakan pengunjungnya adalah wanita. Opal Café memang berkonsep sangat menarik, selain itu desas-desus mengatakan bahwa pegawai Opal Café tampan dan  cantik sehingga mendomplang Opal Café menjadi lebih cepat dikenal umum.

Tak hanya karena bangunannya yang unik dan pegawainya yang good looking, pemandangan Opal café yang menghadap ke rindangnya pepohonan juga menjadi salah satu ciri khasnya.

"Ini mah restaurant bukan kafe, Rin," kata Yolanda melihat design interior yang sangat berkelas bahkan sampai ke pakaian para pegawai yang ala-ala kerajaan.

"Sudah pesan tempat, bu?" tanya seorang penjaga utama dipintu utama yang megah bagaikan kerajaan di negri dongeng.

"Belum," jawab Yorin sambil mencari kursi meja kosong.

"Ada di lantai dua ibu, mari saya antar," tawar pegawai tersebut.

"Boleh," jawab Yolanda.

Pegawai tampan itu membawa Ibu dan anak tersebut ke lantai dua. Saat tiba di lantai dua, Yolanda semakin sumringah dan semangat. "Kak, kak ... fotoin kita ya," ujar Yolanda menarik tangan Yorin tiba-tiba saat menemukan spot yang begitu menawan, Yolanda memberikan ponselnya pada pegawai teresebut.

"Dih mama, sok muda banget deh manggil kak," ejek kecil Yorin yang kini berdiri disamping Mamanya dan siap difoto.

Setelah pegawai mengambil beberapa foto, Yorin dan Yolanda duduk di ruangan outdoor yang menghadap ke pemandangan malam.

"Pesan apa sayang?" tanya Yolanda sambil membolak-balik buku menu.

"Aglio Olio aja sama Mineral Water, mas," kata Yorin pada Waiter tampan yang berdiri disebelah meja.

"Sama deh mas kaya adik saya," kata Yolanda sambil mengembalikan buku menu.

"Dih adik," protes Yorin.

Yolanda mengedipkan matanya pada Yorin.

"Saya ulangi pesanannya, dua Aglio Olio dan dua Mineral Water. Ada tambahan?"

"Nggak mas, itu dulu."

"Baik, dimohon tunggu sebentar. Terima kasih."

Sambil menunggu hidangan, Ibu dan anak itu dalam keadaan yang saling bercerita dan saling mengejek. Terlebih lagi jiwa muda Yolanda untuk menjadi seorang Ibu bisa mengimbangi jiwa Yorin sehingga Yorin selalu bercerita apapun kepadanya dibanding kepada Ayahnya yang memiliki tipikal keras dan susah untuk menjadi teman curhat.

Bisa dibilang Yorin dan Ayahnya tidak akur. Tidak jarang Yorin dimarahi oleh Ayahnya perkara hal sepele, namun Yolanda selalu melindunginya.

Kesedihan Yorin terkait kegalauannya pada Gavin sedikit demi sedikit menghilang karena candaan dari Yolanda dan semangat dari Yolanda.

"Permisi, dua mineral water dan dua Aglio Olio ya," ujar salah satu waiter yang mengejutkan Yorin.

"Gerald?" katanya terkejut sampai bola matanya hampir keluar.

"Siapa sayang?"

Yorin tak menjawab, ia masih memperhatikan Gerald yang sedang menyajikan pesanan makanannya. "Lo kerja disini?" tanyanya.

Gerald mengangguk. "Iya, kalau nggak kerja nggak bisa makan enak," candanya membuat ibunda Yorin tersenyum. "Pesanan sudah lengkap ya, ada yang bisa dibantu lagi?"

Yorin menggelengkan kepalanya.

"Kamu teman Yorin kuliah?"

"Iya tante," jawab Gerald ramah dan tersenyum dibalik wajah tampan bad boy nya.

"Kapan-kapan main ya ke rumah, tante masakin masakan enak."

"Ih mama ngapain sih undang dia," protes Yorin.

"Boleh, rumah tante di mana?"

"Di ...."

"Mama apa sih!" Yorin mencoba menutup mulut Yolanda.

Berbeda dengan kesan bad boy dan cowok hits di kampus, Gerald tampak ramah tamah disini tanpa meninggalkan wajah bad boy nya.

"Yaudah lo lanjut aja sana," usir Yorin mendorong tubuh Gerald.

Sambil melihat kepergian Gerald, Yolanda mengunyah makanannya.

"Itu tuh yang ikutin Yorin malam-malam ma, yang nguntit Yorin," cerita Yorin sedikit heboh.

Yolanda tertawa kencang, membuat seisi ruangan melihat kearahnya.

"Kok malah ketawa sih, Ma!"

"Yorin Yorin ... mana mungkin cowok cakep kaya dia buntutin kamu. Kaya nggak ada yang cewek cakep aja," ejek Yolanda.

"Yeee ... emang Yorin buruk rupa apa?"

Yolanda semakin tertawa.

Sambil menyantap hidangannya, tak jarang Yorin mengintip ke arah Gerald yang lalu lalang. Tak jarang Gerald dimintai foto bersama oleh pengunjung bak artis idol Korea. Sedangkan Yolanda sibuk berselfie ria,  tak lupa Yolanda mengirimkan foto-fotonya pada suami tercinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!