4 - Anak Baru

"Iya, ngeselin banget kan masa dia ngadu ke mama kalau gue ngajak perang cowok asing," curhat Yorin sambil menghadapkan layar utama ponsel pada wajah tanpa make up nya sambil berbaring.

Di layar tersebut ia bisa melihat wajah Melva dan Aslan yang sedang melakukan video call bersamanya pada tengah malam.

"Lo gila sih Rin, gue jadi Gavin pasti juga ngamuk lah," ujar Aslan yang sedang membenarkan senar gitarnya.

"Harusnya lo seneng dong, kalau dia ngamuk tandanya khawatir. Gimana sih lo!" jelas Melva yang sama-sama rebahannya dengan Yorin.

"Oh ya, khawatir?" tanya Yorin tersipu malu.

Melva mendeham.

"Bukan kawatir juga, lo aja yang bego, Rin!" sahut Aslan. "Sebisanya lo bela diri, cowok lebih kuat dari lo."

"Emang lo diapain aja sama itu cowok?"

Yorin berpikir sejenak. "Nggak diapa-apain sih, dia berdiri dibelakang gue waktu gue nungging. Alasannya buat nutupin rok gue yang kebuka."

"Bego emang lo ya, udah tau malam-malam jalan kaki pakai baju minim."

"Kalau nggak bego ya bukan Yorin namanya."

"Enak aja kalian ngatain gue bego, udah deh bikin bete aja. Bye!"

Tut.

Yorin mematikan sambungan video call nya. Ia menarik selimut tebalnya hingga sampai ke pundak. Dimiringkannya badannya ke sebelah kanan, matanya memandangi lampu tidur yang berbentuk dedaunan di meja sebelah kasur. Lambat laun matanya menyipit, Yorin tertidur.

\*\*\*\*

Pagi di hari Senin, wajah Yorin tampak begitu ceria. Wajahnya yang 11 12 mirip dengan artis Moon Ga Young versi judes itu tak bisa melepas senyumnya sejak berangkat dari rumah hingga tiba di kampus. Yorin rasa semua musibah pasti ada berkahnya.

Berkat kejadian malam itu, kabar tersebut sampai ditelinga orang tua Gavin. Karena khawatir, orang tua Gavin memaksa Gavin untuk memberikan Yorin tumpangan pergi dan pulang kuliah karena jadwal kuliah di kampus mereka semua rata, seperti jadwal anak sekolah.

Masuk pukul 08.00 berakhir pukul 15.00. Mata kuliah pertama pukul 08.00 – 10.00, pukul 10.00 – 12.00 adalah istirahat sehingga mahasiswa maupun mahasiswi diperbolehkan pulang atau pergi kemana pun keluar dari area kampus. Namun rata-rata dari mereka memilih untuk pergi ke mall karena kampus mereka bersebelahan pas dengan mall dan memiliki connecting door sehingga bisa tiba di mall dengan cepat.

Selain itu, rata-rata kampus membebaskan seluruh mahasiswanya untuk berpakaian bebas rapi dan sopan, namun kampus yang hanya menerima mahasiswa sebanyak 90 mahasiswa setiap tahunnya itu memberikan seragam khusus. Layaknya seragam anime-anime di televisi. Tetapi tidak menutup kemungkinan akan bertambah 1 sampai 3 siswa setiap semester karena pindahan dari kampus lain.

International Music & Management University atau biasa disingkat IMMU. IMMU adalah sebuah kampus yang mana para mahasiswanya berasal dari kaum elite. Walau begitu, IMMU juga membuka jalur beasiswa sebanyak 30% setiap penerimaan mahasiswa baru yang memiliki prestasi. Tidak heran jika bertahun-tahun IMMU selalu menempati posisi atas sebagai kampus terbaik yang menghasilkan lulusan-lulusan berkualitas.

Selain fokus dibidang mata perkuliahan Management, IMMU juga mewajibkan seluruh mahasiswanya untuk bisa menguasai bidang musik sehingga setiap 6 bulan sekali selalu diadakan konser Opera maupun Musik yang mana para pemainnya dari mahasiswa-mahasiswanya sendiri. Pemilik IMMU sangat yakin, jika seseorang bisa bermain musik dan mempunyai jiwa seni maka hidupnya akan lebih berwarna dan tidak membosankan hanya dengan belajar saja, maka dari itu IMMU memang kampus yang berbeda dari yang lain.

"Good morning, good morning!" sapa Yorin dengan cerianya ketika ia tiba di kelas.

"Cieee, bu Gavin. Gavin mana?" ejek Melva, Yorin duduk dibelakang kursi Melva. Kursi Yorin berjejer dengan kursi Aslan di baris ke tiga dari depan dan samping.

"Dia malu kalau masuk kelas bareng sama gue," bisik Yorin.

"Yaelah ngapain malu, satu kampus juga udah pada tau kalau Gavin si anak tunggal pemilik IMMU bentar lagi tunangan sama elo."

Yorin hanya mengangkat bahunya, seketika itu juga Gavin datang bersama dua temannya. Gavin duduk di kursi pojok belakang sebelah kiri.

Puluhan hari setelah libur semester dua dan naik semester tiga, membuat para mahasiwa terlalu riang saling menyambut satu sama lain. Suasana kelas begitu hidup, mereka semua saling bersanda gurau dan melepas rindu dengan teman-teman yang lain.

Tak seberapa lama Yorin dan Gavin tiba di kelas, bel tanda masuk berbunyi. Hanya dalam hitungan detik seorang dosen sudah masuk ke dalam kelas bersama seorang cowok jangkung yang wajahnya mengalihkan pandangan para mahasiswi hingga melongo, termasuk Yorin.

"Good morning," sapa salah satu dosen management yang digemari para lelaki karena keseksiaanya, Mrs. Ida.

"Morning," sahut mereka serentak.

"Introduce yourself please, Gerald."

"Hai, im Gerald," ujarnya begitu cool, memikat semua penduduk IMMU sejak menampakkan diri.

"Hai Gerald," sapa mereka, walau lebih banyak kaum cowok saat ini suara yang terdengar dominan berasal dari kaum cewek.

"Okay Gerald, sit in empty chair," ujar Mrs. Ida yang hari ini menggunakan pakaian serba biru termasuk sepatu tinggi dan eyeshadow-nya.

Mata Gerald dan Yorin saling tatap. Yorin masih melongo, seakan tak percaya siapa yang berada di kelasnya saat ini. Gerald tersenyum dengan nada mengejek ke arah Yorin, ia berjalan disebelah Yorin lalu duduk tepat dibangku belakang Yorin yang masih kosong karena beberapa mahasiswa belum datang.

Jantung Yorin berdetak kencang. Pikirannya ke mana-mana, Yorin ingat kejadian tempo lalu.

Sepanjang mata kuliah Mrs. Ida, pikiran Yorin tidak fokus. Apalagi secara dadakan Mrs. Ida memberikan Ujian berisikan dua puluh soal yang mana isi materinya adalah materi mata kuliah semester lalu dengan tujuan apakah para mahasiswanya masih mengingat pelajaran itu atau tidak. Spontan para penuntut ilmu kelabakan, mereka menjawab sebisa mungkin.

Sesekali Yorin melirik Gerald yang duduk di belakangnya. Padahal Gerald tidak melakukan apapun, tetapi Yorin begitu waspada mengingat kejadian malam itu ketika Gerlad berdiri di belakangnya dan saat itu Yorin rasa Gerald memang membuntutinya.

Dua jam berlalu, Mrs. Ida meninggalkan kelas. Seluruh mahasiswa bernafas lega karena ujian mendebarkan sudah selesai. Mrs Ida memang suka memberikan kejutan. Walau terkenal dengan image killer-nya, sebenarnya Mrs. Ida adalah dosen yang sangat perhatian.

Para cewek secara tiba-tiba berkerumun di belakang Yorin. Ya, mereka berkerumun dimeja mahasiswa baru. Visual Gerald memang tidak ada duanya. Gavin saja menurut Yorin sudah tampan, namun Gerald lebih tampan dari Gavin karena tatapan matanya yang bisa dibilang tajam. Mata dan perawakan Gerald mirip dengan actor Wi Ha Joon dari negri Ginseng.

"Rin, pulang apa ke mall?" tanya Melva, sahabat Yorin yang hanya dekat dengan Yorin dan Aslan karena sifat bar-barnya sehingga banyak orang yang tidak menyukainya.

"...."

"Yorin!"

"Hah?"

"Kok ngelamun sih?"

Yorin nyengir. Ia berdiri dari kursinya dan menarik tangan Melva keluar kelas sambil berjalan cepat. Tentu saja hal itu dilihat oleh Gerald yang sedang berusaha menjauhi para fans dadakannya.

"Mel, lo ingat kan gue bilang gue dibuntutin cowok?" tanya Yorin sambil berjalan kaki menuju arah kantin.

"Inget lah kan baru kejadian beberapa hari lalu."

"Dia! Dia yang buntutin gue!" jelas Yorin.

"Dia siapa?"

"Itu mahasiswa baru!"

Melva menghentikan langkah kakinya. "Hahahaha," tawanya sambil menepuk lengan tangan Yorin. "Rin, nggak mungkin lah. Lo jangan halu deh."

"Astaga beneran."

"Yorin, cowok berwajah malaikat kaya Gerald lo bilang penguntit. Lo halu apa gimana sih? Nggak mungkin lah. Lo salah orang kali."

Yorin menggelengkan kepalanya. "Serius, sumpah. Mata gue normal Mel, itu yang buntutin gue dan sekarang dia sampe pindah ke kampus kita kan. Aneh kan? Pasti dia ngerencanain sesuatu buat gue, ya kan?"

"Haduh Yorin, udah deh nggak usah ngaco. Makan yuk, belum sarapan gue. Ke kantin aja deh nggak usah ke mall," ajak Melva. Ia berjalan meninggalkan Yorin.

"Melva gue serius, itu cowok yang buntutin gue!" kejar Yorin. "Mel, Melva!"

Yorin duduk disebelah Melva sambil masih bercerita tentang kejadian malam itu kepada Melva walau Melva tidak terlalu merespon. Melva sibuk menyantap makanannya yang ia beli di kantin kampusnya yang super bersih tersebut karena perutnya terlalu lapar sedangkan Yorin tidak memesan makanan sama sekali.

"Lo nggak makan, Rin?" tanya Aslan, datang membawa seporsi menu hari ini dan duduk didepan Melva. Tak jauh dari Aslan ada Gavin dan segerumbulan teman Gavin yang juga baru datang dan duduk sambil membawa makanan ditangan mereka masing-masing.

"Nggak, kenyang."

Aslan sahabat Yorin berwajah tampan dengan sifat adem ayem itu mulai menyendok makanannya.

"Lan, lo tau si Gerald kan?"

Aslan mengangguk. "Anak baru?"

"Lo ingat kan waktu itu gue dibuntutin cowok malam-malam?"

"Hm, kenapa?"

"Itu orangnya! Si Gerald yang buntutin gue."

Aslan tertawa kecil. "Lo jangan kebanyakan ngayal deh, mending lo makan sana."

"Beneran Aslan, dia orangnya!"

Samar-sama Gavin bisa mendengar curhatan calon tunangannya itu, namun Gavin tidak peduli sama sekali.

"Oh iya, dia bisa pindah kesini gimana caranya ya?" tanya Yorin pada dua temannya itu.

Keduanya mengangkat bahu.

"Gamau tau," ujar Melva. "Udah deh lo mending makan diem, berisik terus dari tadi."

"...." Yorin mencibir.

Yorin mengalihkan pandangannya dari Aslan dan Melva, saat itu juga Gerald terlihat diujung mata Yorin. Gerald berjalan seorang diri namun tampak beberapa cewek genit mengikutinya. Hanya saja Gerald tampak ramah kepada cewek-cewek itu. Berbeda sekali dengan Gavin yang setiap diikuti oleh fans-fansnya tampak jutek dan diam ala patung.

"Gue bakal buktiin kalau dia emang cowok yang nguntit gue!" ujar Yorin membuat dua temannya itu menggelengkan kepala.

"Udah nggak usah lagian apa gunanya sih," protes Melva.

"Udah suka-suka dia aja, Mel," sahut Aslan.

"Gue bakal buktiin ke kalian kalau gue nggak halu." Yorin berdiri dari kursinya untuk mencegat Gerald yang lewat dijalan sebelahnya.

Yorin dan Gerald saling berhadapan.

Astaga kenapa ini cowok ganteng banget kalau siang-siang gini, tapi masih gantengan Gavin sih.

Yorin hanya diam dalam lamunananya sendiri.

"Rin, minggir lo, Gerald mau lewat!" ujar salah seorang teman sekelas Yorin, tak lain adalah Anita. Anak hits yang sering jadi figuran sinetron.

"Bisa bicara nggak, berdua?" tanya Yorin.

Gerald menatap tajam Yorin yang berwajah judes tapi menggemaskan itu. "Boleh, dimana?" tanya Gerald tanpa pikir panjang.

"Duduk situ," ujar Yorin menunjuk kursi kosong yang ada di dekat Gerald, tepatnya kursi kosong di sebelah Aslan.

Aslan dan Melva geleng-geleng.

Gerald dengan santainya langsung duduk. Ia menyapa Aslan dan Melva. Gerald tampak ramah.

"Kalian pergi dulu deh, gue mau ngomong sama dia," usir Yorin pada gerumbulan Anita.

"Lo kan udah punya Gavin, masa Gerald mau lo ambil juga," protes Anita.

"Dih, siapa juga mau sama dia. Gue ada urusan bentar, habis itu lo ambil aja! Sana-sana," kata Yorin, mendorong paksa Anita dan gank nya untuk pergi meninggalkan Gerald sebentar.

"Lo ya!" Anita tidak benar-benar pergi, Anita dan gank nya duduk di kursi kosong agak jauh sambil memperhatikan Yorin dan Gerald yang tampak bicara serius. "Andai dia bukan anak berpengaruh, udah gue jambak dia."

"Lo...." Yorin menatap tajam ke arah Gerald.

"Hm?" wajah Gerald bertanya-tanya pada Yorin.

"Masyaallah ganteng banget sih lo kalau dari deket," ujar Melva menggigiti sendoknya sambil menatap Gerald.

Gerald tersenyum lebar.

"Ih diem deh Mel," ujar Yorin.

"Kenapa? Ada apa?" tanya Gerald pada cewek cerewet yang kini tampak hendak memangsanya.

"Lo yang malam-malam buntutin gue itu kan di depan taman jalan raya, ya kan?" tanyanya.

Melva dan Aslan menunggu jawaban Gerald.

"Enggak," jawab Gerald cepat.

"Jangan bohong lo," ujar Yorin. "Apa jangan-jangan lo ke kampus ini juga karena gue? Lo fans gue?"

Spontan Gerald tertawa. Saat tertawa, bola mata Gerald hampir menghilang sepenuhnya. Otot-otot di daerah matanya tertarik keatas, sehingga ia semakin terlihat tampan.

"Masyaallah, ketawa tambah ganteng aja." Melva seperti dihipnotis sampai-sampai Melva tak berkedip.

"Gue ingat banget muka lo, gue ingat lo berdiri di belakang gue."

"Gue harus berapa kali bilang kalau gue nggak buntutin elo? Gue cuman nutupin rok lo yang keangkat," jelas Gerald lagi.

"Jadi beneran lo orang yang malam itu kata Yorin buntutin dia?" tanya Melva memastikan.

"Gue nggak buntutin dia, gue cuman nutupin rok dia karena dipinggiran taman banyak cowok duduk-duduk perhatiin dia. Tapi dia salah paham, dia bilang gue nguntit dia," jelas Gerald dengan suaranya yang serak-serak seksi.

"Tuh kan Rin, gue yakin pasti lo salah paham. Mana mungkin cowok secakep dia demen sama lo," ejek Melva.

"Ish."

Wajah Yorin tampak kesal.

Namun tiba-tiba Gerald mendekatkan wajahnya pada wajah Yorin. Spontan Yorin menjauhkan wajahnya. Hal itu membuat Melva, Aslan dan yang lainnya terkejut, ditambah Anita yang langsung berdiri dari kursinya.

"Lo berharap gue jadi fans lo?"

Yorin terdiam, ia meneguk air liurnya karena wajahnya dengan Gerald begitu dekat. Ia melirik ke arah Gavin, Gavin tidak mempedulikannya walau teman-teman Gavin sedang mengompor-ngompori Gavin.

Yorin menggelengkan kepalanya. "Jangan geer lo. Lagian lo jangan godain gue, gue mau tunangan."

"Masih tunangan kan?" goda Gerald lagi. "Gue rasa, hari ini gue mulai tertarik sama lo."

"What?" ujar Melva.

Gerald tersenyum pada Yorin, tangan kanannya tiba-tiba mengusap rambut panjang Yorin lalu ia berdiri, pergi meninggalkan Yorin.

Yorin memegang ujung kepalanya. Jantungnya terasa begitu cepat berdetak.

"Udah nggak usah diladenin, dia cuman iseng aja," kata Aslan. "Cowok emang suka gitu."

"Gerald, tunggu!" kata Anita dan gank nya yang terdengar begitu kencang, mereka tampak mengikuti Gerald.

- - - - - - - - - -

a.n :

jangan lupa follow, like, komen yang baik-baik ya readers yang baik-baik. Semoga pahalanya ngalir. Aamiin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!