Artis Idolaku Seorang Vampir

Artis Idolaku Seorang Vampir

Bunuh Diri

“Kamu mau mati, kan? Silakan, lompat aja!” ujar lelaki yang mengenakan jaket dan tudung di kepalanya. Tak ada ekspresi takut atau tegang di wajahnya kala melihat Ginger yang tengah memanjat titian dan berpegang pada pilar jembatan.

Ginger menoleh sekilas pada lelaki itu, warna kulitnya yang pucat tampak berkilau diterpa sinar rembulan yang dua per tiga penuh. Malam ini tidak mendung, juga tidak cerah. Namun, suasana hati Ginger tak bisa dikatakan baik-baik saja.

“Siapa kamu?” tanya gadis itu dengan suara parau yang nyaris serak karena sudah berjam-jam menangisi nasibnya beberapa waktu terakhir.

Bayangan komentar penggemar yang semula begitu menggilai naskahnya dan kini berubah menghujatnya, terus saja berputar di rongga kepalanya. Jangan lupakan bagaimana Ryan, kekasihnya mencampakkan dirinya.

Itu juga menyakitkan.

“Tahu apa kamu tentang aku? Kamu gak tahu apa-apa! Hanya orang asing yang kebetulan melintas, lalu sok tahu seakan sudah pernah masuk ke duniaku,” imbuh Ginger dengan nada terluka.

Lelaki itu tersenyum miring.

Tak tampak mengejek, juga tidak bersimpati atas kesulitan yang dialami oleh Ginger.

“Aku memang tidak tahu, tapi aku katakan, aku pernah mengalami yang sama buruk. Ditolak, dihujat, direndahkan ... juga ditinggalkan, itu bukan sekali dua kali terjadi. Namun, mati bukan solusi, Nona.”

Lelaki itu kemudian mengeluarkan rokok dari saku jaketnya. Menyulut benda itu dan menghisap asap bernikotin itu dengan nikmat, lalu mengembuskannya ke udara.

“Rokok?” tawarnya.

Ginger menggeleng.

“Aku gak mau mati dengan paru-paru rusak!”

Lelaki itu kali ini terkekeh.

“Bagus! Kamu baru saja mengatakan kalau kamu takut mati. Lalu, kenapa masih ada di sana? Ayo turun!” Ia memberi isyarat dengan kepalanya.

Ginger tak segera menurut apa yang diperintahkan lelaki itu. Memangnya siapa dia berani memerintah dirinya?

Lelaki itu kini bersandar pada pinggiran jembatan, masih menikmati rokoknya. Ia tak takut mati, karena ia pernah mati berkali-kali dan nyatanya di sinilah ia berada.

“Buku itu ... sangat bagus tetapi kamu tidak menambahkan jiwa di dalamnya. Itu sebabnya pembacamu tidak menemukan koneksi ketika membacanya,” ucap lelaki itu, seolah tahu tentang Ginger dan masalah yang ia hadapi.

“Cih! Buat apa aku mendengarkan omong kosong orang asing yang gak tahu apa-apa?” sinis Ginger.

Lelaki itu kembali tersenyum miring.

“Ayo turun! Aku akan tunjukkan bahwa di dunia ini ada banyak hal yang lebih berharga untuk kamu nikmati. Tenang saja, kamu pasti akan mati, tetapi selama kamu masih hidup, beri kesempatan bagi dirimu sendiri untuk sekali saja menggila.”

Lelaki itu mengulurkan tangan pada Ginger.

“Ayo ....”

Ginger menatap jemari pucat lelaki itu. Ia menggeleng.

Rasanya terlalu sakit untuk dilupakan. Lelaki itu, kan tidak tahu bagaimana jahatnya perkataan para netizen dan fans yang berbalik menyerangnya. Ia hanya lelaki biasa yang mungkin sudah memiliki banyak hal yang akan bertahan jadi miliknya tanpa perlu ia perjuangkan.

Sementara lelaki itu, susah payah membujuk gadis keras kepala yang masih juga berdiri berpegang pada pilar jembatan seperti orang kurang waras.

“Malam semakin dingin, kamu akan membeku di sana kalau tidak turun.”

Ginger menggeleng kuat-kuat. Air matanya tak bisa ia bendung lagi. Bayangan-bayangan perkataan jahat itu kembali bermunculan.

Ia terisak sebentar, membuat lelaki itu agak bingung.

“Hey, hey ... jangan menangis di situ, kamu nanti akan menarik perhatian banyak orang! Mereka akan mengira aku memperlakukanmu dengan buruk. Turunlah! Aku serius.”

Ginger menatap jauh ke depan, di mana air laut tampak menghitam. Ia bisa memperkirakan seberapa dalam dan dingin airnya.

Ia mungkin tak akan langsung mati jika melompat ke bawah, tetapi dengan ketinggian sekian, akan sangat menyakitkan kala tubuhnya menghantam permukaan air. Itu pasti.

Mungkin dia akan mati karena tenggelam. Tak masalah, yang penting mati, kan?

Nekat. Itu yang pantas disematkan padanya saat ini.

Ia benar-benar melompat dan lelaki itu tak sempat menangkap tubuh yang membawa jiwa ringkih itu terjun bersama.

“Hey, Nona!”

Terlambat.

Ginger sudah meluncur ke bawah tanpa hambatan. Angin tak terlalu kencang malam ini.

Gadis itu memejamkan mata, bersiap saat kepalanya terlebih dulu menghantam air. Pasti akan sakit. Ia pasti akan mati dengan kepala pecah atau ....

Tidak!

Ia tidak terjatuh, melainkan melayang. Sebentuk tubuh kokoh dan liat telah menangkapnya, mendekapnya erat dan tak lagi meluncur melainkan terbang melayang entah ke mana.

Ginger membuka mata yang langsung bertatapan dengan iris mata coklat sewarna kayu itu. Tampan, memesona, dan ....

Ginger bisa mengenali siapa lelaki itu saat dirinya menajamkan pandangan pada wajah yang tak lagi tertutup tudung itu. Dia ... Joseph Kim, artis idolanya!

Dan mereka ... apa yang terjadi padanya?

Ia mendarat dengan selamat dan tanpa lecet sedikit pun. Apa yang barusan dilakukan oleh Joseph membuat kepala Ginger pening. Ia berusaha tetap dalam kesadaran penuh, tetapi jemari Joseph menyentuh kepalanya dan seketika Ginger tak sadarkan diri.

Ginger tersadar dan terbangun sudah berada di kamar apartemennya yang kecil. Ia mengedar pandangan ke seluruh ruangan, seakan mengumpulkan nyawa untuk mengenali di mana dirinya berada.

Matahari telah tinggi, artinya ia sudah tertidur cukup lama. Dan kejadian semalam ... apakah itu nyata?

Joseph ... apakah benar itu Joseph Kim? Sepertinya ia tak salah lihat. Itu memang Joseph Kim, artis idolanya yang selalu ia jadikan visual cast untuk hampir semua cerita yang ia tulis.

Ia tak yakin, tetapi kepalanya seakan nyaris meledak kala melihat benda yang menyelimuti tubuhnya.

Jaket hoodie dengan aroma Joseph Kim yang ia kenali betul.

“Oh, Tuhan! Ini nyata!” Ginger menepuk pipinya dan mencubit lengannya. “Ini nyata! Joseph Kim telah menolongku saat hendak bunuh diri!”

Ginger membekap mulutnya karena terlalu keras mengucapkan kata bunuh diri tadi.

Ia mencari telepon genggamnya dan menggulir akun media sosial Joseph dan menemukan foto lelaki itu dengan jaket yang sekarang ada padanya.

Di foto lain, ia menemukan pengumuman bahwa Joseph Kim akan mengadakan jumpa fans untuk film terbarunya.

“Hari ini? Oh, tidak! Aku harus bersiap untuk datang ke sana.” Ginger mengambil handuknya dan bersiap untuk menghadiri acara yang diadakan oleh artis idolanya itu.

“Tunggu aku, Joseph Kim ...,” ucapnya ceria.

Hey, di mana gadis yang semalam hendak bunuh diri itu?! Sepertinya ia sudah tenggelam di lautan dan digantikan oleh Ginger versi terbaru, karena kali ini Ginger berubah menjadi gadis yang bersemangat.

Terlebih ketika ponselnya berdenting dan apa yang tertulis pada notifikasi membuatnya terlompat kegirangan.

‘Selamat! Anda beruntung mendapatkan satu tiket untuk mengikuti jumpa fans aktor kenamaan Korea, Joseph Kim, sekaligus privilege untuk sehari bersama Joseph! Jangan lewatkan kesempatan ini dimulai dari hari ini. Sampai jumpa di pesta!’

“Tidak mungkin! Aku pasti sedang mimpi ....”

Terpopuler

Comments

💜Marlin🍒

💜Marlin🍒

Bagaimana kalau aku tidak, baik-baik saja 🤣🤣🤣 nyanyi dulu 😅

2022-11-30

0

Keyboard Harapan

Keyboard Harapan

hai salam kenal ,like, pavorit dulu ya kaka...💪💪💪
mampir juga di Alfatiahah pembuka jodoh

2022-11-17

1

ArgaNov

ArgaNov

Wah, jahe yang lain😍

2022-11-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!