MUJAHADAH CINTA ZAKIA HUMAIRA
semua cerita yang ditulis adalah fiksi.
flashback on
Motor gede yang selalu menjadi temannya kemana ia pergi, hobi nya mengutak-atik motor. Bertolak belakang sekali dengan kakaknya yang alim selalu mendapatkan peringkat saat di sekolah. Hari ini adalah hari pertama libur semester kenaikan kelas. Hamdan meminta izin kepada umma nya untuk pergi berlibur ke rumah neneknya Tomi yang berada di kota ***, semua teman laki-lakinya ikut liburan ke rumah nenek Tomi. satu geng ada enam orang mereka menaiki motor berboncengan.
" ma izinin Hamdan ya, mau liburan ke rumah neneknya Tomi. plisss" Hamdan merajuk menyandarkan kepala nya di lengan umma dengan wajah yang memelas.
" sama siapa kamu ke sana itu lumayan jauh nak"
" ada temen-temen ma, kami berenam"
" siapa saja..." Mama menelisik takut jika anaknya berbuat aneh-aneh. Hamdan berbeda sekali dengan kakaknya, jika umma bilang tidak Hanafi tak akan pernah lakukan. Hamdan selalu merajuk hingga orang tua nya mengizinkan, rayuan nya selalu maut hingga membuat orang tuanya luluh.
" geng motor Hamdan ma"
" laki-laki semua"
" iya mereka yang biasa main ke sini ma, ngga ada perempuan ma. perempuan itu ribet." umma menjewer telinga Hamdan, saat ia menghina wanita.
" jangan macam-macam sama perempuan ya, kamu di lahirkan oleh perempuan juga surgamu ada di bawah telapak kaki perempuan ibumu."
" sakit ma, iya-iya Hamdan ngerti, Hamdan cuma mau berlibur saja ma."
" umma bicarakan sama Abah mu dulu, umma ngga bisa ambil keputusan sendirian."
" umma rayu Abah gih ma, dengan cinta"
" tau apa kamu soal cinta anak ingusan"
" cinta itu rumit" kembali umma memukul Hamdan.
" serumit apapun cinta itu kita pasti butuh yang namanya cinta, kamu adalah bukti cinta itu".
" anak bawang belum boleh tau cinta-cintaan" Hanafi menyahut baru saja turun dari tangga.
" kak bantu Hamdan yakinin Abah ya, Hamdan ingin liburan esok pas liburan semester"
" ke mana izin sendiri lah dek".
" ais... kakak ngga asyik. mau ke nenek nya Tomi. ayolah kak, kakak Hamdan yang paling tampan ".
" Tentu kakak tampan," sambil berkacak pinggang membenarkan kerah bajunya. Hamdan mencebik melihat gaya kakaknya.
" emang di rumah nenek Tomi ada apa kamu mau ke sana."
" ngga ada apa-apa kak katanya di dekat sana ada air terjun yang indah, kita mau ke sana satu geng kak ber enam."
" tunggu Abah pulang nanti kamu bilang sendiri"
" ribet punya umma dan kakak ngga mau bela Hamdan. Hamdan pergi dulu umma" umma dan Hanafi tertawa terbahak.
" ujung-ujungnya ngeluyur lagi tu bocah" umma menggeleng-gelengkan kepalanya. Hanafi duduk di samping umma dan membaringkan kepalanya di pangkuan umma.
" Gimana nak sudah ada kabar dari nak hajar"
" hajar memutuskan hubungan ini umma, ia tak bisa melawan ayahnya." Hanafi nampak sedih kala calon istri pilihannya harus pergi.
" mungkin belum jodoh sayang, pasti nanti kamu dapat yang terbaik. ikhlaskan hajar, pilihannya tepat ia tak ingin menjalin hubungan tanpa ridho orang tua. dia anak baik nak."
" iya ma Hanafi tidak membencinya mungkin memang kami belum jodoh saja. lusa Hanafi akan ke Mesir semoga Hanafi benar-benar bisa melupakan Hajar ma, Hanafi akan fokus belajar" umma mengelus kepala anak sulungnya itu, terdengar suara mobil berhenti di halaman dan itu pasti Abah pulang bekerja.
" assalamu'alaikum" umma berdiri menghampiri suaminya yang nampak lelah.
" wa'alaikumsalam" umma mencium tangan Abah, kemudian hanafi.
" Hamdan belum pulang ma"
" belum bah baru aja pergi,"
" anak itu bener-bener main aja kerjaannya, tadi ia ke kantor minta izin sama Abah mau liburan"
" tadi juga bilang sama umma Abah, minta umma buat ngerayu Abah"
" izinin aja bah, dia mau ke rumah nenek Tomi sama teman-teman nya selagi itu hal yang tidak menjerumuskan mereka tidak apa-apa bah izinin saja sekali-kali." Abah tampak berfikir benar juga apa yang di katakan Hanafi beri sedikit kebebasan.
" Abah mau mandi dulu" Abah naik ke atas di ekori oleh umma.
Suara motor Hamdan berbunyi nyaring, motor gede khas anak muda. Ia pulang selepas isya pergi selepas ashar. terkadang juga membuat orang tuanya khawatir terutama umma, ia tidak mau anaknya salah bergaul. terdengar salam dan semua menjawab sedang duduk di ruang keluarga.
" dari mana kamu Hamdan" Hamdan masuk langsung menyender umma berebut dengan Hanafi yang masih meletakkan kepalanya di pangkuan umma. Hanafi sangat dekat sekali dengan umma daripada Hamdan, Hanafi selalu senang meletakkan kepalanya di pangkuan umma.
" dari rumah teman terus ke kajian bah"
" minggir lo Hamdan kamu nih ganggu kakak"
" kakak ini anak sulung ngalah dong sama adiknya,"..Abah menggeleng melihat tingkah kedua putranya.
" Benar.."..
" iyalah bah Hamdan ngga bohong, Abah bisa langsung telepon Tomi atau ustad Ilyas. gini-gini Hamdan Soleh Lo bah " yah begitulah meski mereka suka motor-motoran tapi tak pernah lupa menyiram rohani mereka dengan ikut kajian.
" Sama siapa saja ke rumah nenek Tomi besok itu" tanya Abah.
" kami berenam bah satu geng,"
" emangnya mau berapa hari "
" sekitar lima hari bah, biar ngga lelah perjalanan"
" awas kalau kalian aneh-aneh ya"
" ngga akan lah bah, Abah tau sendiri kan gimana gengnya Hamdan. meski penampilan kami macho tapi kami Soleh bah selalu tau norma gimana seorang muslim."
" lima hari saja jangan nambah"
" Abah izinin Hamdan bah, ya Allah terimakasih abahku sayang" Hamdan lari memeluk abahnya. umma dan Hanafi tertawa melihat Hamdan bahagia. Hamdan naik ke kamar ingin memberi kabar ke teman-teman.
" anak zaman sekarang " gerutu Abah.
" bersyukur bah meskipun begitu mereka masih punya arah tidak neko-neko. mungkin memang anak zaman sekarang begitu bah suka motor-motoran yang penting ngga kebut-kebutan."
" iya bah selama ini Hamdan yang Hanafi tau ngga pernah aneh-aneh, memang hobi dia sama motor nya."
***
Keesokan harinya tiba waktunya liburan dan mereka akan berangkat ke rumah neneknya Tomi. Hamdan sudah siap dengan tas ransel nya, mereka akan berkumpul di rumah Tomi. Hamdan berpamitan dengan Abah, umma dan Hanafi.
" hati-hati di jalan jangan ngebut-ngebut belum punya SIM"
" iya umma sayang"
" bawakan kakak oleh-oleh ya"
" ada apa emang di sana kak, yah nanti Hamdan bawakan kalau ada. mana uang sakunya buat beli"
" udah dikasihkan sama Abah,"
" kan kakak minta oleh-oleh harusnya uang kakak dong'
" dasar adik satu ini" Hamdan nyengir.
" hati-hati, kenapa ngga bawa mobil saja Hamdan kan ada mobil Abah nanti Abah pakai mobil kantor saja."
" pakai mobil ngga asyik Abah". Abah menggeleng kan kepalanya.
" Hamdan berangkat dulu ya doakan Hamdan selamat sampai tujuan, assalamu'alaikum"
" wa'alaikumsalam". semua serentak menjawab.
Tiga motor melaju dengan kecepatan sedang, mereka sepakat untuk tidak kebut-kebutan dan mereka tidak boleh meninggalkan satu sama lain harus terus barengan. Sekitar kurang lebih empat jam mereka akan sampai ke rumah neneknya Tomi. terdengar suara adzan Zuhur Hamdan mencari masjid yang akan mereka pakai untuk berhenti melaksanakan kewajiban, semua mengikuti Hamdan. Hamdan memang tak bisa tenang jika ia belum melaksanakan shalat terlebih dahulu.
Sekitar pukul dua siang akhirnya mereka sampai, di sambut oleh nenek dan kakeknya Tomi. nenek nya sudah masak makanan untuk menyambut mereka.
" assalamu'alaikum nek"
" wa'alaikumsalam cucu nenek" neneknya menghampiri memeluk Tomi.
" cucu kakek yang nakal ini akhirnya datang".
" sekarang udah ngga nakal kek"
" yah mudah-mudahan" teman-temannya terkekeh.
Singkat cerita, saat itu mereka main ke air terjun dekat rumah nenek. tapi di jangkau oleh motor karena kalau jalan kaki sedikit membuat kaki mereka pegal. Hamdan merasa ada yang tertinggal ia berbalik ke rumah neneknya sendirian tanpa yang lain. Tomi, Aris, Rendi, Ciko dan Zaki asyik berenang airnya sangat jernih. di jalan Hamdan melihat ada gadis berpakaian SMP yang sednag di goda oleh beberapa preman, namun Hamdan mengabaikan tapi Hamdan tak tega preman itu semakin menarik gadis itu. kemudian Hamdan berbalik menghampiri.
" ampun bang tolong jangan lukai saya bang" gadis itu terlihat sangat ketakutan.
" siapa suruh kamu cantik, kamu juga lagi sendirian rezeki buat kita ini" kedua temannya sudah menghadang gadis yang akan lari.
" ngapain kalian dia masih anak SMP bau kencur ngga asyik juga ngga mo*tok badannya tipis" ucap hamdan tiba-tiba sebenarnya ia tak punya pikiran seperti itu. hanya ingin mencuci kepala ketiga preman itu.
" siapa kamu ikut campur"
" bukan siapa-siapa aku hanya melintas saja melihat kalian menggoda gadis kecil ini, kalian ngga sepadan dengan nya,".
" berani macam-macam ya kamu"
" aku hanya semacam saja, lepaskan gadis itu. kalian tega sekali lihat itu nangisnya aja jelek". gadis itu melotot melihat Hamdan dari tadi ia menghina dengan sebutan tak enak di dengar telinga.
" langkahi kami dulu kalau kamu ingin dia"
" aku ngga mau dia masih kecil nanti aja kalau udah besar pasti sem*k" gadis itu mendelik.
' dia mau nolong apa menghina ku sih' batin gadis itu.
preman itu melayangkan pukulan ke Hamdan namun Hamdan menangkisnya, berbekal ilmu bela diri Hamdan bisa melawan ketiga preman itu. untung saja hanya preman kampung tidak membawa senjata tajam dia hanya suka wanita. akhirnya ketiga preman itu limbung, sedikit berdarah bibir Hamdan terkena pukulan.
" kalian mau lagi atau mau aku panggilkan polisi" karena badannya yang tinggi dan bergaya macho tak ada yang tau jika Hamdan masih remaja SMA.
" tidak-tidak kami akan pergi"
" ingat kalian bertaubat lah jangan lakukan hal ini lagi, jika tidak kaki tangan kalian akan aku patahkan. mata kalian akan aku keluar kan dan..."
" ya ya kami akan pergi ngga kan lagi ngelakuin hal ini di sini" ketiga preman itu lari terbirit-birit.
" kenapa kamu jalan sendirian pulang sekolah, memangnya tak ada yang menjemput mu" tanya Hamdan kepada gadis itu.
" ada biasanya kakak yang menjemput tapi aku udah tunggu lebih dari dua jam jadi aku jalan kaki"
" tak baik jalan sendirian seorang wanita, apalagi kamu cantik". Hamdan menyadari gadis itu ternyata sangat cantik.
' tadi saja menghinaku' batin gadis itu yang memiliki nama Zakia , ya Hamdan bertemu Zakia sudah sejak lama.
" terimakasih kakak sudah menolong ku"
" kebetulan saja aku melintas" Hamdan melihat sorot mata Zakia begitu sangat indah.
' astaghfirullah' batin Hamdan dadanya seperti melonjak.
'dia masih anak SMP hamdan'
" ayo ku antar pulang di mana rumahmu" Hamdan mengenakan helm nya.
" sekali lagi terimakasih kakak sudah menolong ku, itu kakakku sudah datang" melihat sudah ada yang menjemput gadis itu Hamdan kemudian melajukan motornya ia segera menemui teman-temannya karena preman itu membuat waktunya jadi tersita.
flashback off
________
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
KLO SAAT ITU HAMDAN LIAT WAJAH ZIDAN YG JMPUT ZAKIA, MGKIN HAMDAN TKKN PRNH SALAH FAHAM TTG STTUS ZAKIA & ZIDAN.
2023-09-13
0
Maulana ya_Rohman
mampir thor...
2022-11-19
2
𝐈𝐬𝐭𝐲
berarti hamdan n zakia sebenarnya sudah kenal ya🤭
2022-11-16
2