Subuh pun tiba terdengar sayup-sayup suara Adzan dari kejauhan, Aulia pun segera bangun dari tidurnya, dia keluar berjalan menuju sumur yang terletak di luar rumah, dia sangat terkejut melihat Pak Rahman ada di luar.
''Kakek,'' ujar Aulia terkejut.
''Iya kenapa? kamu terkejut seperti itu?'' tanya Pak Rahman yang telah selesai berwudhu.
''Tidak apa-apa kek, Aulia pikir tadi siapa, ya sudah kek, Aulia mau ambil wudhu dulu,'' ujar Aulia sambil berjalan menuju sumur. Hari masih begitu gelap tidak terlihat apa pun hanya cahaya lampu kecil yang menerangi jalan menuju sumur itu, setelah Aulia mengambil air wudhu mata nya tertuju ke arah hutan dia sangat penasaran ingin mengunjungi tempat itu.
''Aulia kamu kenapa? melamun ayo masuk kita salat subuh,'' ujar Pak Rahman yang masih berdiri menunggu Aulia.
''Iya kek,'' sahut Aulia berjalan masuk ke dalam rumah dan kembali kekamarnya untuk melaksanakan salat subuh.
Berapa jam berlalu hari sudah mulai pagi matahari telah bersinar menghangatkan bumi, pagi itu Aulia, kakek dan neneknya sedang serapan bersama.
Hari-hari berlalu bahkan bertahun-tahun Aulia tidak pernah bertanya tentang siapa orang tuanya, tapi pagi yang cerah itu dia bertanya kepada kakek dan neneknya tentang siapa orang tuanya.
''Kakek, nenek, Aulia mau tanya? sesuatu?'' tanya Aulia.
''Mau tanya Apa,'' sahut pak Rahman menatap cucunya itu.
''Aulia hanya pengen tahu saja, siapa orang tua Aulia dan di mana mereka sekarang kenapa? mereka tidak ada di sini bersama kita?'' tanya Aulia.
Pak Rahman melirik istrinya mereka saling tatap karena tidak tahu harus menjawab apa kepada cucu kesayangannya itu.
''Kakek kenapa? diam?'' tanya Aulia menatap kakek dan neneknya.
''Orang tua kamu sudah meninggal saat melahirkan kamu,'' jawab Pak Rahman.
Aulia terdiam, tapi pertanyaan nya tidak sampai di situ dia terus bertanya tentang orang tuanya.
''Kalau ayah Aulia dimana kek?'' tanya Aulia lagi.
''Sebelum kamu lahir ayah kamu lebih dulu meninggal karena di serang wabah penyakit,'' ujar Pak Rahman berbohong.
Mata Aulia mulai berkaca-kaca dia tidak percaya bahwa dia tidak lagi memiliki kedua orang tua.
''Tapi kenapa? kakek sama nenek tidak pernah menceritakan semua ini kepada Aulia?'' tani Aulia.
''Nenek sama kakek sengaja, tidak memberitahu kamu, karena nenek takut kamu akan sedih,'' sahut Bu Lilis.
''Assalamu alaikum,'' ucap seseorang dari luar.
''Waalaikum salam,'' jawab Bu Lilis.
''Bara ayo masuk,'' ajak Bu Lilis menyuruh Bara untuk masuk ke dalam rumah.
''Tidak usah nek, Bara mau ketemu sama Aulia saja apa Dia ada di rumah?'' tanya Bara tersenyum.
''Ada sebentar nenek panggilkan,'' ujar Bu Lilis.
Bara menganggukkan kepala nya
''Aulia ada teman kamu di luar, si Bara,'' ujar Bu Lilis.
Aulia pun berdiri dari duduknya lalu berjalan keluar rumah menemui sahabatnya itu.
''Ada apa?'' tanya Aulia yang telah berdiri samping Bara.
''Kita keluar yuk, aku bosan di rumah terus kita pergi ke kebun atau kemanalah,'' ujar Bara.
''Ya udah, aku izin sama kakek nenek dulu,'' sahut Aulia.
Bara menganggukkan kepalanya.
''Kek, nek, Aulia pergi sama Bara sebentar ya,'' ujar Aulia.
''Iya jangan terlambat pulangnya,'' sahut bu Lilis.
''Iya nek,'' sahut Aulia.
****
Setelah sampai ke tempat tujuan di kebun Bara mereka duduk di dalam pondok tempat biasa mereka mengobrol.
'Kenapa? kamu dari tadi diam aja?'' tanya Bara menatap Aulia.
''Aku baru tahu, kalau aku sudah tidak lagi memiliki kedua orang tua, gara-gara penyakit wabah,'' sahut Aulia.
Bara hanya bisa terdiam mendengar ucapan Aulia, Dia merasa hiba kepada sahabatnya itu.
.
.
.
.
.
BERSAMBUNG
LIKE DAN KOMENTAR VOTE BUNGA DAN FAVORIT HANYA CERITA FIKSI
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 268 Episodes
Comments
Herdo Her
sedih banget
2024-01-26
1
Bintang Cahaya
mewek aku😭
2024-01-01
0
Langit biru Biru
sad kali
2023-12-21
0