Waktu makan keduanya sudah usai, mereka berdua dan trio rempong kembali kepada tujuan untuk menuju tempat peristirahatan.
Vita mengatakan kepada jika ingin mengambil kopernya yang ada di mobil karena dia harus masuk ke dalam mes, sedangkan Dika dan trio rempong pamitan karena sudah kenyang, selain itu sudah capek menggoda pemuda datangkan yang ada di sana, karena tidak ada seorangpun mau bersama mereka.
"Vita, kau hati-hati di sini ya? kami akan sering mengunjungimu," ucap Tania.
"Iya, makasih untuk kalian semua mau menemaniku kemarin, Dika, terima kasih ya kalau mau mengantarku juga memakai mobil mewah begini."
"Haha, ini hanya mobil bekas saja, tidak semewah yang lain. Oh ya, besok kan kita sudah mulai kuliah, kita berangkat bersama ya?"
"Oke, Kau datang saja kemarin pukul 08.00 pagi, sepertinya besok hanya ada pengumuman penting mengenai visi dan misi yang ada di kampus. Kampus kita tidak ada ospek jadi lebih enak, aku bersyukur bisa sampai di kampus itu."
"Iya kau benar. Kita tidak harus mempermalukan diri sendiri dengan ospek, berarti kakak kakak kelas kita sangat baik ya?"
"Semua orang pasti akan ada baik dan jahat pada waktunya, pribadi yang kita jangan lupa menyapa mereka dan selalu mematuhi aturan yang ada."
Vita adalah seorang yang selalu disiplin dengan waktu dan tidak akan pernah menyia-nyiakannya, jadi Vita akan memanfaatkan 4 tahun di sana untuk mewujudkan cita-citanya sebaik mungkin tunggu dirinya sendiri dan kedua orang tua.
"Iya Vita, kau masuklah ke dalam karena kami akan pergi."
"Oke, hati-hati di jalan ya."
"Siap!"
Dika mulai menutup jendela mobilnya lalu tancap gas menuju kontrakan milik trio rempong.
Vita sangat beruntung memiliki teman-teman yang kompak serta luar biasa seperti kita berempat yang selalu saling mendukung.
Saat Vita membalikan badannya, dia tak sengaja menabrak seorang pria yang memiliki tubuh tinggi dan kekar.
"Maaf, aku tidak sengaja," ucap Vita.
"Ya, tidak masalah."
Vita terkejut ketika mendengar suara yang mirip dengan Jo, pemuda yang menabraknya tadi.
"Maaf, apakah kau Jonathan?" tanya Vita.
"Maaf, bukan, aku Nathan," jawab pemuda itu.
"Oh, oke. Aku kira Kau adalah Jonathan temanku."
"Nama Jonathan memang sudah banyak yang memilikinya tetapi ada beberapa yang benar-benar menjadi Jonathan."
"Ya."
Vita berharap terlalu tinggi sehingga dia lebih baik masuk ke dalam area restoran, dia berjalan menuju mes.
Sang pemuda terlihat duduk di depan restoran itu, dia mengatakan kepada ibunya.
"Benar bu, banyak orang yang mengenal namaku, apalagi di restoran alumni ini, apakah dulu aku mengenal mereka?" tanya Jo.
"Kau tidak pernah mengenal siapapun selain teman-teman di kota, jadi kau harus tetap menggunakan nama Nathan. Ibu tidak mau kau mendapatkan kesulitan, jadi jangan datang ke sana lagi," ucap ibu Jonathan.
"Oke bu, cukup masuk akal karena aku hanya mengetes apa yang ibu katakan, ternyata semua orang di sini banyak yang mengenalku. Aku hanya merasa aneh bu, ya sudahlah daripada banyak bicara aku menuruti apa yang ibu katakan."
Jonathan berangkat dari tempat duduknya dan menuju mobil yang terparkir di depan area restoran itu.
Dia masuk ke dalam mobil dan menuju bandara, dia memang sengaja mampir, membuktikan apa yang dikatakan ibunya memang benar.
Banyak orang yang mengenal dirinya di tempat itu, ini sangat membahayakan karena dia harus mengubah namanya.
Namun, di dalam sanubarinya yang terdalam, dia nyaman di tempat itu dan suasananya seperti keluarga.
"Aku bahkan merasa nyaman di tempat ini dan tidak mau pergi, daripada ribet, aku mengerti apa yang dikatakan oleh ibu. Bisa jadi, bisa jadi nanti ibu menutup tempat ini, kasihan yang bekerja di sini lah, gara-gara aku harus kehilangan pekerjaan."
Sang pemuda menuju tujuan utamanya, sang kekasih ternyata pulangnya agak malam, jadwal pesawatnya tiba-tiba berubah.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments