Vita dan Dika terlihat sangat menikmati sosis itu.
Kedua orang yang saling mengenal tetapi memendam rasa, si Dika yang merasa bahwa dirinya sangat bahagia ketika bersama dengan Vita seperti ini.
Dika dan Vita memang sudah dekat saya dulu, dia tidak pernah menyangka bahwa akan menyukai gadis yang selama ini bermain bersamamu, menghabiskan waktu bersama trio rempong, hingga menjadi tempat curhat ketika banyak sekali orang yang menjelekkan dirinya sebab selalu menjadi yang pertama di lingkungan rumah ataupun sekolah.
Meskipun demikian, Vita juga tak kalah hebat.
Gadis itu bisa mengalahkan seorang Dika, tahun ini Vita mendapatkan beasiswa, tidak dapat tapi tidak menjadi juara.
Vita kesempatan untuk menjadi yang pertama, hanya menjadi yang terbaik atas nilai yang sempurna.
Vita dan Dika bukannya saling bersaing, tetapi mereka memiliki satu tidak dimiliki oleh orang lain, mereka berdua hanya ingin terbaik untuk hidupnya.
Dia tidak pernah menyangka bahwa Vita akan menjadi pelabuhan akhir hidupnya, sebenarnya ada yang mengatakan cinta padanya tetapi Dika, masih ingat berjuang untuk menampilkan Vita meskipun itu tidak mudah.
"Vita, sosis ini enak sekali ya," ucap Dika.
"Sangat lezat, Kak Robert memang pandai dalam memasak, aku tidak meragukan kemampuannya yang luar biasa itu."
"Iya, Kak Robert tampan dan pandai memasak. Kurang apa lagi coba?" cetus Vita.
"Haha, dia itu kurang tebar pesona."
"Haha, hush! kau tidak boleh mengatakan hal yang benar, Haha."
Dika dan Vita tertawa bersama karena candaan yang sedang sederhana tetapi sungguh bermakna, yang paling bahagia di antara keduanya adalah Dika.
Hari ini dia bisa bersama dengan orang yang dia sukai, walau tidak bisa mengungkapkan apa yang dia rasakan.
Namun, untuk kita sendiri hanya bisa pura-pura merasa bahagia, kehadirannya di kota besar menjadi salah satu hal yang cukup membuatnya takut.
Di sisi lain, dia ingin bertemu dengan Jonathan, tetapi dia takut pemuda itu sama sekali tidak mau bertatap muka dengannya.
Vita kembali menata pikiran dan hatinya, dia di kota besar ini, bukan hanya untuk mencari Jonathan dan mengungkapkan perasaannya tetapi ada yang lain, sebuah cita-cita yang tidak boleh diremehkan.
Gadis itu akan berjuang sekuat tenaga mendapatkan apa yang sudah dia niatkan dari rumah.
Apa yang sudah dikatakan oleh kedua orang tuanya, serta keteguhan hati untuk tetap niat itu agar tidak goyah sampai akhir.
.
.
.
Beberapa menit berlalu ...
Keduanya telah selesai menikmati sosis dengan perlahan, mereka berdua tidak mau cepat-cepat habis, sebab Kak Robert hanya memberikannya beberapa saja.
Dika merasakan aroma sosis yang membahayakan, sedangkan Vita menyukai sosis yang membakar kerongkongannya.
"Huhah ... kenapa ini pedas sekali! aku sudah menghabiskan banyak minum, yang paling cepat habis hanya sosis, yang lainnya hanya sebagai pajangan saja. Aku bawa ya, agar jadi cemilan di mes."
"Haha, kau ini masih seperti dulu. Jika makananmu berlebihan, dan sisa. Biasanya akan bawa pulang untuk dimakan lagi, kok sama sekali tidak malu justru kau mengatakan tidak boleh menyia-nyiakan makanan. Hebat, aku selalu selalu kagum denganmu!"
"Astaga, kau terlalu berlebihan karena aku tidak melakukan apapun. Terima kasih Tuhan atas rezeki ini."
Nah, salah satu yang membuat seorang Dika tak mampu berpaling untuk menyukai Vita adalah selalu bersyukur, dia tak lupa bersyukur kepada Tuhan atas apa yang dia miliki.
Vita terbiasa melakukan itu, sebab ketika bersyukur, Tuhan akan melimpahkan segala kebaikan padanya.
Itu yang menjadi patokan kehidupannya.
"Keren sih, gadis zaman sekarang sangat pandai bersyukur. Dia memang gadis idamanku," batin Dika sambil memakan burger istimewa.
Dia tak sadar makannya belepotan dan Vita membantu membersihkan mulutnya.
Dika makin salah tingkah jadinya.
Entah apa yang dia pikirkan sampai makan saja seperti anak kecil.
So pasti hanya ada Vita di pikirannya yang mampu mengalihkan dunianya.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments