Sampai di Restoran Alumni.

Beberapa menit kemudian ...

Dika masih terpesona dengan wajah itu dan lupa jika dia sudah sampai di depan restoran alumni.

Untung saja Dika cukup lincah mengendarai mobil itu jadi meskipun tidak fokus ke arah jalan, dia masih bisa mengendalikan.

Kini mobil Dika sudah terparkir di depan restoran alumni, tetapi ada yang aneh.

Dika justru fokus kepada Vita dan menggenggam tangannya.

Bahkan geng rempong sudah menegurnya beberapa kali tapi tidak mendapatkan tanggapan serius dari Dika.

"Dika? kenapa kau diam saja? ayo kita turun!" ucap Tania.

"Ha? apa?"

"Kau yang mengajak kami tetapi kau masih di dalam, kau jangan memegangi tangan Vita terus, bagaimana dia bisa turun dari mobil kalau kau mencegahnya terus."

Vita tersenyum mendapati temannya itu seperti patung, entah apa yang ada di pikirannya tiga melakukan sesuatu secara refleks dan bertahan cukup lama.

"Biarkan saja, dia sedang teringat akan gadisnya, Dika menganggapku gadis itu."

Dika langsung melepas genggaman tangannya lalu turun dari mobil, dia sangat canggih.

Trio rempong sama sekali tidak memperhatikan sikap Dika kepada Vita, jadi mereka bertiga tidak paham apapun selain, bertemu dengan kakak kelas yang tampan.

Area Restoran ...

"Ya Tuhan, baru juga sampai sini sudah narsis, apalagi Tania, dia sudah genit sekali dengan kakak kelas."

Dika sebenarnya tidak mau berkomentar tetapi di sampingnya adalah Vita, jika hanya diam saja pasti ledekin.

"Haha, aku tidak pernah tahu jika kau selalu memikirkan orang lain, oh iya ya kau ini kan pemuda sosialita, aku sampai lupa kau orang yang pandai bersosialisasi."

"Haha, apalah yang kau katakan, aku bahkan sudah melupakan semua tugasku itu setelah ujian, jangan menganggap seperti dulu Vita, aku kan sudah berbeda. Aku sekarang cukup dewasa untuk bersikap."

Dika menoleh ke arah Vita dan tersenyum.

"Haha ... aku tidak pernah bisa memahami kau, Dika adalah orang yang sangat aneh, dewasa dari mana terus aja masih menyembunyikan gadis yang kau sukai."

Vita emang belum mengetahui siapa gadis yang disukai oleh temannya itu tetapi dia tidak mau kepo ataupun ingin berkenalan, pada intinya gadis yang disukai oleh Dika bukanlah gadis yang salah.

Dika memiliki selera yang cukup tinggi jadi Vita tidak perlu mengkhawatirkan banyak hal.

Vita dan Dika berjalan menuju salah satu meja yang di restoran itu, dia duduk di sana sambil melihat pemandangan kota yang ramai.

"Vita, beberapa hari lalu aku pernah datang kemari, aku bertanya dengan kakak senior di sini, kata mereka, ada seorang pemuda yang mirip dengan Jonathan, tapi mereka tidak mengetahui pasti soalnya Jo yang mereka kenal, tidak sombong. Meski dulu mereka mengenal Jo saat kecil, Jo sama sekali bukan orang yang sombong dan ketus. Dia kemari bersama dengan seorang kakak tingkat dan ingin bertemu Robert."

Vita malas mendengarkan hal ini tetapi dia penasaran, Vita berpikir akan menanyakan ini kepada Robert.

"Oh, aku tidak terlalu memikirkan hal itu lagi, jika Jo ada di sini juga terserah, jika tidak ada di sini juga aku tidak memikirkannya."

Vita, seorang gadis yang tegas namun masih rapuh, dia tidak mau terjerumus dalam cinta yang terlalu dalam meskipun dia ingin sekali bertemu Jonathan.

Tujuannya hanya ingin memastikan bahwa itu menyukainya atau tidak, Vita sudah menyiapkan mental yang cukup kuat untuk menghadapi kenyataan bahwa Jo, memiliki kekasih dan langsung menolaknya.

Atau yang lebih buruk dari semua itu adalah dia tidak boleh menemui Jo lagi setelah mengatakan hal itu.

Kisah cintanya memang sangat menyakitkan jika diperhatikan tetapi dia cukup menerima apapun yang Tuhan berikan kepadanya.

*****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!