Otewe.

Beberapa menit kemudian ...

Dika sudah berada di meja yang sama setelah dari toilet, lalu meminta teman-temannya untuk segera masuk ke dalam mobil sebab akan melanjutkan perjalanan.

"Wah mantap sekali hidangan di tempat ini," ucap Zania.

"Hoo ... yang ada di pikiranmu hanyalah makanan saja, Apakah tidak ada yang lain?" tanya Dika.

"Ada Dik, kakak kelas kita yang bernama Ferry, kau masih ingat kan?" cetus Zania yang sangat mengagumi seorang Ferry.

"Iya, aku sangat mengenal dia, Ferry sudah memiliki seorang gadis dan kabarnya ingin segera menikah, maaf ya membuatmu patah hati!"

Dika emang jago membuat orang lain kesal, Zania kemudian marah padanya.

"Ah kau ini, selalu saja membuatku, aku kan sedang menghayal. Kau tahu tidak? calon istri Ferry itu adalah tetanggaku, aku mendapatkan undangan. Hiks, teman menyebalkan ya!"

Zania sebenarnya sudah tahu tentang pernikahan itu hanya saja tidak mau mengakui kenyataan yang sebenarnya.

Tania lalu menghibur sang teman.

"Zania, kau itu tidak perlu memikirkan calon suami wanita lain, lebih baik fokus kepada pria yang lebih baru dan tampan, dia adalah Kak Adnan, aku sudah kepo sosial medianya dan dia masih jomblo. Kau bisa dekati dia karena kita akan satu kampus."

"Ya ya, aku belum bisa move on dari dia. Entah mengapa aku ini selalu satu untuk selamanya, terkadang aku sangat membenci diriku sendiri."

Zania mendapat pelukan hangat dari anggota trio rempong yang lain, nasib yang sangat menyedihkan terdengar begitu menyayat hati.

"Hm, Apakah kita akan di sini dengan drama yang selalu sama?" cetus Vita yang mulai bosan berada di sana.

"Haha, aku tidak mau Vita. Lebih ayo kita tinggal satu trio menyebalkan ini."

"Ikut!"

Vita dan Dika berjalan lebih dulu dan diikuti oleh tiga yang lain, Dika sudah membayar semua makanan yang dipesan, jadi tinggal pulangnya saja.

...

Di dalam mobil ...

"Kalau sudah kenyang jangan biasakan tidur, terjaga karena jarak dari rumah makan ini ke restoran milik alumni tidak terlalu jauh, di sana banyak sekali pria tampan serta gadis cantik, sebuah tempat yang sangat ikonik dan begitu menginspirasi dari alumni SMA kita. SMA dari kota kecil tetapi membahana di kota besar seperti ini."

Dika memahami seluk beluk restoran itu karena dia juga ikut mengelola ketika masih kelas 3, tetapi ketika sudah persiapan untuk ujian dia mengundurkan diri dan diganti oleh yang lain.

"Oh iya, aku sampai lupa jika kau adalah pengelolaannya. Aku justru menelpon kakak kelas, maaf ya aku mengabaikan kau," ucap Vita.

"Hehe, iya Vita, tidak masalah. Aku juga merasa bahwa saat kau butuh tempat untuk berteduh aku juga sedang sibuk, aku yang seharusnya minta maaf karena mengabaikan kau, juga teman-teman yang lain. Bukan maksudku sombong atau apa karena emang ada beberapa ujian yang harus aku beri nilai sempurna, ayahku akan marah jika aku tidak mendapatkan nilai 10 di ujian matematika dan bahasa Inggris, oleh karena itu aku berusaha dengan keras. Aku perjuangan tanpa ponsel selama beberapa minggu, dan akhirnya aku mendapatkannya meskipun tidak menjadi lulusan yang terbaik. Namun, aku merasa bangga karena ayahku sangat senang, ayah memakai mobil barunya. Nah, karena semua itu kita bisa jalan-jalan deh," ucap Dika bercerita panjang lebar mengenai sejarahnya bisa mendapatkan nilai sempurna.

"Daebak! kau memang sangat luar biasa Dika, kau sangat pandai dan memiliki keahlian dalam bersosialisasi, ayahmu seorang kaya raya dan wajahmu juga tidak jelek amat. Aku yakin gadis yang kau sukai tidak akan menolak mu," ungkap Tania kagum.

"Tania, gadis yang aku sukai bukan gadis sembarangan, dia sangat sederhana dan tidak menyukai kemewahan, jadi aku agak canggung ketika mendekatinya nanti," jawab Dika.

Dika merasa jantungnya berdebar-debar ketika melirik ke arah gadis yang dia sukai yaitu Vita.

*****

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***