Ayah dan ibu, melambaikan tangan kepada putri semata wayangnya sampai mobil itu benar-benar hilang dari pandangan.
Mereka berdua tidak sedih lagi bahkan bahagia karena anak semata wayang mereka bisa mencapai titik yang sungguh luar biasa yaitu mendapatkan beasiswa untuk sekolah di universitas ternama dan sangat baik di kota.
"Ibu, pernahkah Ibu merasa bahwa ini seperti Dejavu?" tanya ayah.
Sang Ibu menatap ayah, lalu berkata," Maksudnya?"
"Ayah pernah bermimpi bahwa putri kecil ayah berlari bersama teman-temannya untuk mengejar mimpi, mungkin ini saatnya dia menjadi dewasa."
"Oh ya, kalau itu ibu juga sering memimpikannya, Vita adalah seorang gadis dengan kemauan yang keras, dia hanya mencintai Jonathan dan pasti akan mendapatkannya, tapi yang harus dia ingat adalah pendidikan dulu baru kekasih."
"Haha, iya, tidak seperti ibu ya."
"Hm iya, haha ... ibu memilih untuk putus kuliah karena ingin menikah dengan ayah, tidak mendapatkan apapun dan menjadi ibu rumah tangga biasa."
"Ya, menjadi ibu rumah tangga tidak harus lulusan kuliahan, Ibu juga pandai."
"Pandai apa yah!"
"Mengomel!"
"Ih ayah jahat!"
"Haha, ayah tidak jahat, hanya saja terlihat usil."
Kedua orang itu lalu lanjutkan kegiatan yang biasa mereka lakukan.
Ibu dengan pekerjaan rumah tangga, ayah dengan pekerjaan kantor.
.
.
.
Di dalam mobil ...
"Vit, kau tidak sedih?" tanya temannya yang punya mobil.
"Tidak, ayah dan ibuku sudah ikhlas aku pergi."
"Oh, baguslah. Kau adalah anak yang cerdas dan sangat luar biasa, makanya aku mau mengantarmu," ucap Dika.
Seorang teman yang pandai menyetir, dia juga tidak sendirian.
Dika membawa tiga teman yang lain.
Naila, Zania dan Tania.
"Wah Dika bicara dengan Vita saja," canda Naila.
"Kau bisa bicara denganku tetapi apa yang kalian lakukan? kalian justru sedang dalam kondisi yang tidak kondusif. Nonton drakor kan?"
"Haha kok tahu."
"Huhu makanya aku lebih memilih bicara dengan Vita saja membawa gadget di tangannya."
"Iya, kami hanya bercanda."
Mereka bertiga melanjutkan acara menonton drakor, sedangkan Dika sangat terlihat ingin lebih dekat dengan Vita.
"Vit, nanti aku main ke kosanmu ya?" pinta Dika.
"Aku tidak tinggal di kosan tetapi tinggal di sebuah restoran, ada mes di sana, jadi aku lebih aman."
"Oh restoran yang dibuat oleh alumni?"
"Iya, menghubungi salah satu kakak kelas yang kuliah di sana, jadi aku bisa mendapatkan pekerjaan serta tempat untuk beristirahat dalam satu waktu."
"Aku, Tania dan Naila, menginap di satu kontrakan, apakah Dika jika tidak mau bermain di tempat kami?" tanya Zania iseng.
"Ah, kalau aku bermain di kontrakanmu, bukan air minum yang kau suguhkan tetapi drama Korea yang tak ada matinya."
"Haha ... kalau bicara suka benar."
Zania memang salah satu anggota trio rempong yang ada di dalam satu kelas, diam-diam dia suka dengan Dika.
Namun, Zania paham jika Dika hanya suka dengan Vita.
Demi apapun juga, Zania tidak mau merusak pertemanan mereka yang terjalin sejak SMP.
"Kalau aku tidak terlalu suka drama Korea, karena terlalu banyak menonton itu membuatku sedih, apa lagi aku jomblo," celetuk Vita membuat semua yang ada di dalam mobil itu tertawa.
"Haha ... apa yang kau katakan memang benar, aku kadang tidak terlalu suka ketika mengingat bahwa jomblo itu adalah status yang aku miliki sekarang. Aku merasa ngenes," jawab Tania.
"Yealah, trio rempong tidak kompak!" cetus Dika.
"Iya. tidak kompak nih," sahut Vita.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments