Rumah Jovita ...
Meja makan ... malam hari pukul 19.00 ...
Keluarga Jovita terlihat sangat akrab. Mereka bercanda ria. Namun, ada satu hal yang membuat ibu dan ayah Jovita sedih, yaitu kepergian sang gadis kecil.
"Vit, ibu hanya bisa mendoakan agar kau baik-baik saja di sana," ucap sang ibu.
"Iya, dia juga. Kami hanya ingin yang terbaik untukmu, jika ada tujuan lain dalam pendidikan mu semoga bisa tercapai. Ibu dan ayah, tidak ingin kau merasa bahwa kami tidak setuju dengan tindakanmu yang menyukai seorang Jonathan. Kami paham, jadi kami mendukung apapun keputusanmu," ucap sang ibu.
Beliau sama sekali tidak ingin mencegah putrinya itu untuk melakukan sesuatu yang tak sesuai kata hatinya.
Jadi dua orang tuanya membebaskan pilihan sang putri.
"Terimakasih atas semua hal yang ibu dan ayah berikan padaku, aku sangat beruntung memiliki kalian kedua."
Vita air matanya tetapi dia menahan, tidak mau ayah dan ibunya tahu bahwa ada tetesan air mata yang jatuh.
"Ibu, ayah, setelah makan malam aku ke kamar ya?" pinta Vita yang sebenarnya ingin menepis semua kegelisahan itu, dia ingin menyembunyikan rasa sedihnya di dalam kamar.
"Oke, aku juga akan ke dapur untuk mencuci piring, ayah juga sama. Rasanya sangat lelah, ayah tidur saja."
Sang ayah sudah selesai makan malam, lalu dia masuk ke dalam kamar.
Kemudian sang ibu menyusul dengan piring yang ada di tangannya, sedangkan Vita berjalan masuk ke dalam kamarnya.
Tiga orang itu memiliki kesedihan masing-masing yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, mungkin kepergian sang putri merupakan yang pertama kalinya, jadi menurut mereka sang putri harus benar-benar siap dalam menghadapi situasi dan lingkungan yang baru.
Kamar Vita ...
"Hiks, aku merasa bersalah ketika harus meninggalkan ayah dan ibu, bagaimana bisa ketika aku belum berbakti justru harus meninggalkan mereka? mau bagaimana lagi aku harus berpikiran lebih maju, ada Jo yang harus aku raih cintanya, tak hanya itu, sebuah mimpi besar sudah terpampang nyata di depan mataku!"
Vita sebenarnya tahu jika kehidupan keluarganya hanya pas-pasan saja, maka dari itu dia tidak mau hidup ayah dan ibunya selalu bekerja sampai tua, Vita hanya ingin dia bisa sukses lalu merawat kedua orang tuanya dengan baik, seperti saat dia kecil dulu.
Mimpi besar meskipun terlihat sederhana.
Vita melihat koper yang sudah ia siapkan sejak siang tadi, dia akan pergi ke kota yang sama dengan Jo.
Untung saja dia mendapatkan beasiswa jadi tidak terlalu rumit masalah bagaimana caranya dia mendapatkan pendidikan.
Mungkin rumit adalah bagaimana dia harus bekerja, harus membagi waktu antara belajar dan bekerja.
"Aku pasti bisa melakukannya karena aku adalah Jovita!"
Vita memeluk koper miliknya, dia menangis karena akan meninggalkan kedua orang tuanya dalam waktu yang cukup lama, dia tidak bisa sering pulang sebab biaya perjalanan juga cukup mahal.
Vita benar-benar harus berjuang dan tidak boleh menyerah sebelum tujuannya tercapai.
"Aku sudah memutuskan untuk belajar dan mengejar cinta dari Jo, aku tidak akan pernah mundur meskipun banyak rintangan di sana!"
Jovita memejamkan matanya berharap esok hari akan berlalu dan semua kebahagiaan yang akan kembali, tapi yang pasti dia ingat adalah kasih sayang kedua orang tuanya yang tidak akan pernah luntur sampai kapanpun.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments