Vita belum pernah merasakan perasaan ini, dia sama sekali tidak pernah mengetahui bahwa apa yang dia rasakan di dalam dunia tidak bisa langsung diungkapkan kepada pemuda yang sangat dia cintai.
Setiap hari, Vita bayangkan betapa dirinya sangat bahagia karena mendapatkan cinta yang sangat luar biasa ini.
Dia membayangkan kisahnya yang akan segera diketahui oleh dunia, sang gadis memendam perasaan sejak kecil hingga sampai saat ini.
...
Di tengah kebahagiaannya, sang ibu membuka pintu dan melihat sang gadis cantik yang sudah beranjak dewasa sedang dalam kebahagiaan yang begitu nampak di raut wajahnya.
Sang ibu, mendekat dan menanyakan banyak hal kepada putrinya.
"Sayang, duduklah di sini, ibu ingin mengatakan sesuatu kepadamu tapi kau jangan marah ya?"
"Memangnya ibu ingin mengatakan apa?"
"Ibu tidak pernah melarang untuk bersekolah di manapun tetapi kau sudah mempertimbangkan segalanya?"
"Sudah, tidak perlu mengkhawatirkan hal itu karena aku akan fokus pada pelajaran dan tidak fokus dengan tujuan yang lain, pada intinya aku ingin membuat ibuku bangga dan tidak mengecewakannya."
Sang gadis menunjukkan bahwa dirinya sangat profesional dan tidak akan merubah keputusannya untuk berkuliah di tempat Jo menimba ilmu.
Dia akan menjadi seorang yang bertanggung jawab serta mengharumkan nama keluarganya dalam setiap langkah yang akan dia tempuh untuk masa depannya.
Sang ibu merasa terharu dengan apa yang dikatakan oleh anak gadisnya yang sangat luar biasa, selalu menuruti apa yang dikatakan oleh kedua orang tuanya dan tidak pernah membangkang.
Itu adalah seorang Jovita.
"Bu, jangan pernah meragukan aku, aku akan memberikan hal yang terbaik untuk ibu! ini adalah kata-kata kesekian kalinya yang aku ungkapkan kepada ibuku yang sangat aku cintai, jangan meragukan aku!"
"Oke, ibu memberikan kepercayaannya jangan menyia-nyiakan apa yang sudah ibu berikan, aku akan selalu mendoakan mu setiap hari agar tetap sehat dan selalu dalam lindungan Tuhan."
"Terima kasih ibu atas semua yang telah kau berikan kepadaku, aku berharap kau tidak membiarkan segalanya menjadi tidak berguna. Aku percaya kepada ibu bahwa ayah juga setuju dengan apapun yang terbaik untukku!"
"Ayahmu, selalu mendukung apapun tetapi jika kau terluka pasti dia akan menjadi orang yang paling marah dan paling kesal."
Sang ibu mengungkapkan apa yang biasanya suaminya rasakan ketika anak gadisnya mendapatkan masalah seperti beberapa waktu lalu ada seorang pria yang membuat onar di kelas sang putri dan ayahnya langsung membawa masalah ini kepada kepala sekolah.
Sang murid yang hampir saja merusak tas sekolah milik Vita, langsung mendapatkan hukumannya nyata yaitu di skors selama 1 bulan sebab membuat keributan di dalam kelas.
"Iya, aku paham mengenai hal itu."
Sang putri meminta ibunya untuk tetap di dalam kamarnya sebab dia ingin bercerita banyak hal.
"Mau cerita apa?"
"Aku ingin bercerita tentang Jo, dia adalah seorang anak kecil yang sangat aku rindukan selama ini bahkan kalung pemberiannya juga masih ada dan aku pakai setiap saat, ibu aku ingin ketemu dengannya sungguh!"
Vita meneteskan air matanya karena saking rindunya dengan seorang Jo.
Sang ibu tidak mau mematahkan semangat anaknya jadi dia mendukung apapun yang dilakukan oleh sang putri tapi terus memantau dan memberikan beberapa nasehat.
"Nak, cinta yang terlalu berlebihan memang tidak baik, tapi aku merasa kau sangat mencintainya dan tidak bisa melepaskannya. Ibu hanya bisa memberikan suatu petuah yaitu jaga cintamu sampai kau benar-benar mampu mengendalikannya dan lepaskan jika kau tidak bisa mengendalikan perasaan itu, kau paham?"
"Iya bu, ibu sudah menjadi orang yang sabar terhadap aku jadi jangan pernah pergi dariku dan selalu ada untukmu ya?"
"Iya, aku selalu berada di belakangmu untuk mendorong agar dirimu tetap semangat dan menjadi sosok gadis yang kuat dan tidak cengeng."
"Terima kasih bu."
"Ya sama-sama."
...
Di tempat lain ...
Rumah Jonathan ...
Jo masih berada di kamarnya dan sedang belajar, sang ibu tiba-tiba mengetuk pintu kamarnya.
Jo langsung membuka pintu kamarnya dan mendapati ibunya berada di depan kamar.
"Ibu, urusan ibu sudah selesai?" tanya Jo, sambil menoleh ke kanan dan kiri, suatu hal yang langka jika sang ibu menghampiri dirinya.
"Sudah, ibu ingin mengatakan suatu kepadamu, Bolehkah ibu masuk ke dalam kamarmu?"
"Boleh, silahkan, tapi aku sedang belajar!"
"Iya, aku akan menunggumu belajar."
"Ya."
Sang ibu menunggu sang putra belajar sambil bermain ponsel.
Satu jangan berlalu akhirnya Jo berakhir juga acara belajarnya dan langsung mendekati sang ibu.
"Ada apa bu?"
"Ibu hanya ingin mengatakan kepadaku jangan terlalu lelah untuk acara perpisahan di sekolahmu, atau kau jangan memikirkan kapan menjadi mahasiswa. Ibu harus selalu mengingatkan kepadamu karena kau sering sekali lalai, kok lupa dengan kondisinya sangat lemah tetapi sok naik gunung atau bermain sepak bola, ibu tidak mau kau terluka lagi sayang."
Sang ibu sangat ingin putranya segera sembuh dan tidak membiarkan Jo terluka.
Sebenarnya, sang ibu sangat baik karena dia selalu memperhatikan sang putra, hanya saja ada beberapa hal yang membuatnya harus memisahkan antara Jonathan dan Jovita.
Sebuah alasan yang cukup rahasia.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments