Aku sudah punya kekasih.

Jonathan bahkan hanya berjalan melewati gadis yang baru saja menembaknya, dia merasa tidak ada yang salah ketika tidak setuju dengan gadis yang sangat cantik di mata orang lain, baik di mata orang lain.

Jo merasa ada sesuatu yang harus didapatkan, entah apa itu.

Sebuah kehilangan di masa lalu.

..

Masih di kantin. di sana seolah-olah sepi begitu saja.

Padahal tadi sangatlah ramai.

Sang gadis merasa hidupnya hancur, dia bersumpah akan mendapatkan cinta Jo bagaimanapun caranya.

Meskipun dengan cara licik.

Sang gadis lalu mendekati seorang teman Jo yang bernama Reza.

Kebetulan Reza satu kelas dengannya.

Sang gadis memilih untuk pergi dari kantin itu dan segera menemui Reza yang ada di perpustakaan.

Reza bukannya ikut pawai keliling kota tetapi justru lebih tenang berada di perpustakaan.

Dia sangat tertutup orangnya, Reza hanya akan berbicara dengan Jo dan dua teman lain.

Ketika menyadari kehadiran Sesha, Reza cepat-cepat berpindah tempat.

"Tunggu Za," panggil Sesha.

Reza terlihat berbalik dan berkata," Ada apa Sha?"

"Aku ingin bertanya banyak hal kepadamu, ini mengenai seorang Jo," ucap Sesha.

"Oh, dia. Memangnya kenapa?" jawab Reza datar.

"Aku sudah menembaknya, tetapi dia menolak. Kau adalah teman lamanya, sejak SMP. Apakah dulu dia memiliki seorang kekasih?" tanya Sesha to the point.

"Aku hanya mengenalnya sejak SMP, sebelumnya dia berasal dari kota lain."

Reza hanya bisa mengatakan itu, dia tidak mau terlalu memberikan informasi yang bersifat rahasia, apalagi tentang Jo yang sedang mengalami amnesia karena sebuah kecelakaan.

Sebagian ingatannya hilang, terlebih lagi tentang masa lalunya.

Kedua orang tua Jo, meminta Reza untuk tidak memberitahu apapun mengenai sebelum kecelakan dua bulan lalu.

Sesha yang teringat akan peristiwa kecelakan, tiba-tiba membahas itu.

“Dia pernah kecelakaan kan? apa dia terbentur?”

Sesha sangat ingin mengetahui apa yang terjadi pada Jo, dia akan kejar terus sampai dapat.

“Aku tidak tahu apapun, kau tanya ibunya saja.”

Reza segera meninggalkan Sesha, gadis itu masih terus menggebu.

Dia tidak mau kehilangan kesempatan untuk menjadi kekasih Jo.

Sore harinya …

Acara makan-makan telah berakhir dua jam lalu, namun Jo masih ada di sekolahan karena ada urusan dengan beberapa guru.

Jo mendapatkan beasiswa bersekolah di universitas paling bagus dan elit di kota itu, namun dia menolaknya, dia lebih baik memberikan kepada murid lain yang lebih berhak, dia ingin Reza yang mendapatkannya.

Reza juga lebih pandai darinya, Reza yang memiliki ekonomi di bawahnya, harus mendapatkan bantuan dari pihak sekolah untuk menggapai impian.

Hanya saja ini sudah ditentukan karena memang beasiswa ini beasiswa prestasi bukan beasiswa jenis lain.

Dia memikirkan cara lain, secara ibu Reza yang bekerja di tempatnya sebagai seorang asisten rumah tangga dan sang ayah yang menjadi sopir, memudahkan Jo untuk membantu biaya kuliah Reza.

Kali ini Jo tidak bisa menolak.

“Ya bu guru, aku menerimanya.”

“Oke, ibu akan urus semuanya. Kau tinggal berangkat saja besok.”

“Terima kasih bu.”

Jo berpamitan, lalu keluar dari ruang guru.

Dia terkejut ketika ada Reza di sana.

“Astaga, Reza?”

“Kebetulan ada kau, aku ingin berbicara hal yang penting denganmu.”

“Soal apa?”

“Shesa, dia suka padamu kan? dia ingin tahu siapa kau? padahal aku sudah memberitahukan secara singkat, tetapi dia terus berusaha.”

“Oh, dia belum tahu kalau aku memiliki kekasih?”

“Tidak.”

“Katakan padanya jika aku memiliki kekasih, aku tidak mau menyakiti banyak gadis. Jadi aku menolaknya tanpa memberikan alasan yang jelas jika aku mengatakan hal yang sebenarnya, Sesha akan semakin terluka.”

“Jujur saja Jo, aku bisa mengatakannya, padahal kekasih yang kau maksud juga ada di luar negeri. Entah dia akan pulang kapan.”

“Dia akan pindah ke sini, mau kuliah di tempat kita kuliah.”

“Kau yang memintanya pulang?”

“Tidak, aku tidak memintanya, dia sendiri yang ingin pindah.”

“Huft, lebih baik kita pulang saja, ayahku yang menjemputmu atau kau mau ikut naik motorku?”

“Aku naik motor saja, ayahmu pasti sedang menjemput ibuku yang ada di salon.”

“Iya juga sih, oke. Kita pulang bersama.”

Reza dan Jo berjalan menuju parkir motor, di sana ada Shesa yang masih saja berusaha dengan keras.

“Jo, kita harus bicara,” ucap Sesha.

“Bicara apa lagi Sha?” tanya Jo dengan santainya.

“Aku sangat mencintaimu, bagaimana bisa kau menolak aku yang cantik dan cerdas.”

Shesa dengan percaya diri memeluk tubuh Jo, dia menangis dan mengemis di pelukan itu. Dia sangat ingin menjadi kekasih Jo.

“Maaf, aku tidak bisa.”

“Kenapa?”

“Kau sudah memiliki kekasih?”

“Aku sebenarnya tidak mau mengatakan hal itu tapi kau memaksaku.”

“Maksudmu?”

Jo memberikan sebuah foto tentang jati sang kekasih.

“Dia adalah kekasihku, namanya Shirena. Dulu kami bertemu saat masih SMP dan dia ada di luar negeri. Tahun ini dia datang ke kota ini dan satu kampus denganku nanti, kau sudah paham kan tentang arti penolakanku?”

Sang gadis menangis, dia merasa telah kalah.

“Oke, aku memang kalah, tapi kau harus ingat, aku akan tetap berusaha memilikimu.”

Sang gadis pergi untuk sementara.

Dia terlihat penuh dendam.

“Jo, kau sudah membuat sebuah keputusan yang benar.”

Reza merangkul pundak majikannya lalu memintanya untuk naik motor bersamanya.

Setelah siap, mereka berdua gas pol untuk on the way pulang ke rumah.

Sepanjang perjalanan menuju rumah, banyak sekali kumpulan anak SMA yang sedang konvoi untuk merayakan kelulusan.

Sedangkan Reza dan Jo tidak mau terlibat dengan mereka, dia memilih pulang.

Mereka akan menjaga baju SMA tetap bersih tanpa ada corat-coret.

“Jo, kau benar-benar tidak ingat tentang masa lalumu?” tanya Reza.

“Tidak, memangnya kenapa?” jawab Jo.

“Kau selalu mengenakan kalung dengan huruf J, apa itu gadis di masa lalumu?”

“Aku juga tidak ingat, hanya saja aku ingin memakainya, jika tidak memakai, rasanya sangat aneh. Aku sudah terikat dengan kalung ini.”

Jo hanya bisa mengatakan sebatas ini sebab apa yang ada di dalam ingatannya tentang masa lalu, tidak ada apapun. 

Ingatan tentang semua itu kosong.

“Apa sebelumnya kau pernah tinggal di kota lain?”

“Maaf Reza, aku merasa pusing jika harus mengingat semuanya. Rasanya penuh otakku.”

Reza merasa tidak perlu mengingatkan tentang masa lalu dari Jo, dia juga tidak mau membuat majikannya menjadi kesusahan.

“Oke, aku paham. Kau jalani saja hidupmu, aku sangat memahami kesulitan yang kau hadapi.”

….

Beberapa menit kemudian keduanya sudah sampai di rumah mewah milik keluarga besar Jo.

“Jo, sepertinya ada tamu,” ucap Reza sesaat setelah masuk ke dalam garasi.

“Iya, mungkin teman ibu, atau ayah?”

“Mungkin saja, Jo, aku ingin membersihkan kolam renang. Jika kau mencariku, kau susul aku kesana.”

“Masuk ke dalam kamarku setelah berganti baju, ada sesuatu yang ingin aku berikan kepadamu.”

“Apa sih?”

“Nanti aku akan memberitahumu.”

*****

Terpopuler

Comments

sabana

sabana

semangat up..
"cinta dibalik heroin" udah mampir nih
jgn lupa saling mampir

2022-11-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!