Tidak terasa, waktu seminggu yang diminta Nala pada Reigha tinggal tersisa dua hari lagi. Selama lima harian ini, sikap Reigha sudah ada kemajuan yang pesat. Nala seperti mendapatkan Reigha-nya lagi.
Nala berharap, setelah tujuh hari itu tiba, Reigha berubah pikiran dan memilih untuk meninggalkan Sandra demi dirinya. Buktinya, selama ini Reigha tidak eornah berinteraksi dengan Sandra.
Justru, sudah dua hari yang lalu Sandra dipindahkan tugaskan ke perusahaan cabang. Nala yakin, Reigha akan memilihnya kali ini. Rencananya berhasil membuat Reigha kembali.
"Nala Sayang? Sudah waktunya makan siang. Mau makan disini atau diluar?" tanya Reigha begitu manis.
Nala mendongak dari laptop di hadapannya. "Makan diluar?" jawab Nala yang sebenarnya balik bertanya.
"Baiklah. Tinggalkan dulu pekerjaan kita. Hal yang paling utama sebelum kembali bekerja adalah makan," ucap Reigha yang kini sudah bangkit dari duduknya.
Nala tersenyum hangat. "Baiklah, Mas. Aku tutup laptopnya dulu," jawab Nala kemudian ikut bangkit saat laptopnya dalam keadaan mati.
Setelah Nala berdiri, Reigha langsung merengkuh pinggang Nala posesif. Nala mengulum senyum saat Reigha begitu posesif sekarang. Apalagi saat bertemu dengan Dandy, Reigha selalu menunjukkan wajah cemburunya.
"Mau makan dimana?" tanya Reigha sambil masih melangkah.
"Terserah Mas Reigha saja," jawab Nala yang berhasil membuat Reigha berhenti melangkah. Kini tatapan Reigha terlihat kesal mendengar jawaban klasik Nala.
"Memangnya, ada rumah makan terserah ya?" tanya Reigha tidak habis pikir. Entahlah, mengapa setiap wanita jika ditanya ingin makan dimana, rata-rata jawabannya selalu 'terserah'.
Nala terkekeh pelan. "Baiklah. Bagaimana kalau kita makan ke KaeFCi? Aku ingin makan ayam kentaki. Atau MekDi?" ucap Nala akhirnya memberikan pilihan.
Reigha tersenyum tipis lalu mengacak rambut Nala gemas. "Baiklah. Kita pergi ke MekDi," jawabnya kemudian kembali berjalan menuju tempat parkir.
Tidak butuh waktu lama untuk sampai di gerai fast food yang Nala inginkan. Karena, jarak antara Cakrawala Group dengan MekDi hanya sekitar lima ratus meter. Setelah masuk, Nala segera memesan makanan dengan menulisnya di buku catatan.
Sebenarnya, bisa saja ada pelayan menunggu. Hanya saja, Nala tidak mau waktu mereka terbuang hanya untuk menunggu dirinya menulis pesanan.
"Kamu mau makan apa, Mas?" tanya Nala mendongak.
"Aku samakan saja dengan makanan pesanan kamu, Sayang," jawab Reigha lembut sambil fokus menatap ponsel.
"Baiklah. Ini sudah, Mas," ucap Nala kemudian yang membuat Reigha segera meletakkan ponselnya di atas meja.
"Aku bawa dulu kesana agar segera di proses pesanan kita," ucap Reigha kemudian segera berlalu.
Tidak berapa lama Reigha kembali. Setelah duduk, Reigha menatap Nala Lamat-lamat. "Nanti malam mau nonton bioskop tidak? Sudah lama sekali kita tidak pergi kesana," tawar Reigha terdengar tulus.
Nala mengulum senyum. "Aku sampai lupa kapan terakhir kali kita nonton loh, Mas. Karena sudah lama sekali kita tidak pergi," ucap Nala mengingat-ingat.
"Makanya itu, hari ini aku mau ajak kamu. Mari kita perbaiki semuanya. Setelah tujuh hari ini, mari kita mulai hidup yang baru," ucap Reigha yang kemudian menarik lembut jemari Nala untuk digenggamnya.
Nala tersenyum sendu sambil tangan yang satu membalas genggaman Reigha. "Mengapa harus menunggu tujuh hari, Mas? Mengapa tidak hari ini saja? Bukankah lebih cepat lebih baik?" tanya Nala memberikan pendapat.
Reigha tersenyum. "Aku ingin memberi waktu pada diri kita untuk berbenah dan saling mengenal lebih baik lagi," jawab Reigha puitis.
Nala mengangguk membenarkan. "Kamu benar, Mas. Kamu harus mengenal aku lebih dekat lagi agar kamu tahu betapa aku sangat mencintaimu," ucap Nala meyakinkan Reigha bahwa dengan memilih dirinya, Reigha tidak akan menyesal.
.................
Nala sudah menyiapkan kaos warna putih dengan bagian luarnya dipakaikan Hoodie berwarna moka, dipadukan dengan celana jeans berwarna hitam untuk Reigha. Saat ini, Reigha sedang membersihkan diri sebagai bentuk persiapan menuju bioskop.
Sedangkan Nala, dia sudah lebih dulu mandi karena untuknya pasti membutuhkan waktu lebih lama untuk bersiap. Hari ini, Nala ingin mengenakan pakaian santai, yaitu hoodie yang sama dengan yang akan dikenakan Reigha, dipadukan dengan celana cringkle model standar berwana hitam.
Setelah memoleskan sedikit make up di wajah, Nala menyisir rambut dan memberikan satu jepit kupu-kupu disalah satu sisi kepalanya. Karena rambutnya masih pendek, hal itu tidak memungkinkan Nala untuk mengikat Cepol.
Tidak berapa lama, Reigha akhirnya keluar dengan handuk yang melilit di pinggangnya. Nala tersenyum kemudian berjalan mendekati sang Suami. "Aku pakaiankan bajunya ya, Mas," ucap Nala lembut kemudian segera mengambil handuk yang melilit di pinggang Reigha tanpa perlu permisi.
Reigha melotot tajam. "Kamu sudah tidak malu lagi lihat punya aku ya?" tanyanya heran.
Nala terkikik geli. "Aku sudah sering melihatnya, Mas. Ayo, sekarang Mas Reigha harus segera memakai baju," ucap Nala yang segera dilaksanakan oleh Reigha.
Seperti seorang anak kecil yang patuh pada ibunya, Reigha memakai semua baju yang menempel di tubuh dengan bantuan Nala. "Kita pakai Hoodie yang sama, Mas. Kamu tampan sekali pakai Hoodie warna itu," ucap Nala memuji penampilan sang suami.
Reigha menelisik penampilan diri. "Terima kasih ya," ucap Reigha kemudian.
"Kita berangkat sekarang?" ajak Reigha meminta persetujuan.
Nala mengangguk yakin. "Iya, kita berangkat sekarang saja," jawab Nala kemudian.
Tidak berapa lama, akhirnya mereka sampai di sebuah mall yang lumayan besar. Keduanya bergegas memasuki gedung bioskop yang berada di lantai empat dari total delapan lantai.
"Mau nonton film apa?" tanya Reigha sambil lengannya masih merengkuh pinggang Nala posesif.
"Aksi-Romantis?" jawab Nala meminta persetujuan.
"Baiklah. Kita akan cari film yang sesuai dengan kriteria kamu," ucap Reigha kemudian membawa Nala untuk duduk di ruang tunggu.
"Kamu tunggu disini dulu ya? Biar aku saja yang pesan tiket dan camilan," ucap Reigha perhatian.
"Baiklah, Mas."
Nala menatap kepergian Reigha dengan perasaan yang berbunga-bunga. Reigha sudah benar-benar berubah di hari kelima ini. Nala berharap, semua itu adalah bentuk dari kemajuan.
Nala bisa melihat Reigha yang sebentar-sebentar menoleh ke arahnya seperti sedang memastikan bahwa Nala masih duduk di tempatnya. Huh! Sungguh Nala ingin tersenyum sepanjang hari karena Reigha telah kembali.
Saat Nala mendapati Reigha menoleh lagi padanya dengan senyum tipis yang terulas, Nala menautkan alisnya bingung sambil mengendikkan dagu, 'Kenapa?'.
Tidak berapa lama, Reigha akhirnya kembali. "Ada satu film yang sesuai kriteria kamu. Waktunya masih setengah jam lagi," jelas Reigha sambil menarik lembut lengan Nala agar bangkit.
Nala magut-magut tanda paham. "Baiklah, Mas. Itu tidak masalah untukku," jawab Nala kemudian bergumam cukup lama hingga menimbulkan sebuah tanya untuk Reigha.
"Kenapa? Apa ada yang ingin kamu tanyakan?" tanya Reigha menuntut.
Nala terkekeh pelan. "Aku cuma ingin bertanya mengapa kamu sejak tadi menoleh ke arahku secara terus-menerus," ucap Nala pada akhirnya.
Reigha memeluk tubuh Nala lembut. "Untuk memastikan bahwa kamu tidak pergi kemana-mana," jawabnya kemudian mencium pelipis Nala.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Jangan lupa kasih dukungannya ya😘...
...baca juga rekomendasi novel berikut ini yuk👇...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Elok Pratiwi
ga menarik
2023-01-25
1
Lia Fadliiea
lanjut mas reigha
2022-11-24
2
Dinda Putri
lanjut thoor
2022-11-24
1