Reigha dan Nala berjalan bersisian menuju barber shop tempat langganan Reigha mencukur rambutnya, yaitu tempat yang sama dimana beberapa hari yang lalu Nala juga mengunjunginya.
"Hai Say ... Datang lagi? Ooh, ada suami tercintah," ucap Santo yang hari ini sedang menjadi Santi.
Nala tersenyum geli. "Iya, Say. Suami mau cukur juga. Bisa minta tolong kamu potong rambutnya?" tanya Nala sopan.
"Tentu, Say. Cus, langsung eike eksekusi," jawab Santi dengan suara khodamnya yang masih melekat di tenggorokan.
Reigha yang mendengar percakapan Nala bersama wanita jadi-jadian itu seketika bergidik ngeri. "Apa tidak ada tukang cukur yang lain? Perasaan ada seorang laki-laki yang bekerja disini. Aku mau seorang laki-laki asli saja. Dia terlalu jadi-jadian," bisik Reigha di telinga Nala dengan mata menatap Santi awas.
"Bisik-bisik tetangga, kini mulai terdengar selalu ... Di telinga, sampai menusuk ke hatiku."Santi menyindir Reigha dengan bernyanyi lagu dangdut.
Nala tergelak renyah. "Baiklah, Mas. Aku akan pesan tukang cukur pria saja kalau begitu," jawab Nala dengan suara merendah.
"Say, Maaf sekali ya. Mas Reigha butuh tukang cukur pria. Apa yang biasa bertugas ada?" tanya Nala sama sekali tidak mengurangi nada lembutnya.
"Oh! Tidak masalah bagi eike. Baiklah, aku akan panggilan yang lain," jawab Santi sama sekali tidak sadar diri bahwa dirinya adalah seorang laki-laki.
Sepeninggalan Santi, Nala kembali meledakkan tawa melihat kekonyolan Santi. "Lihatlah, Mas. Dia tidak sadar bahwa dia adalah seorang laki-laki," ucap Nala dengan tawa yang tersisa.
"Aneh memang si Santo itu," kesal Reigha kemudian segera mengambil posisi duduk yang kosong, bersiap untuk segera di eksekusi.
Satu jam Kemudian, akhirnya Reigha selesai di potong rambutnya. Kini, penampilan Reigha semakin tampan dengan rambut barunya. Nala seperti tidak bisa berkedip ketika melihat sosok suaminya yang sudah sangat rapi dan tampan.
"Kamu tampan sekali, Mas," puji Nala tulus dengan tatapan penuh puja.
Reigha tersenyum tipis. "Terima kasih," jawab Reigha singkat.
"Kita mau kemana setelah ini, Mas? Aku rindu sekali ingin berbelanja bulanan bersama kamu lagi. Entah sudah bulam yang keberapa, rasanya sudah begitu lama," ucap Nala berceloteh panjang lebar.
"Boleh. Tetapi, kita makan malam dulu ya," ajak Reigha lembut.
Nala tentu mengangguk antusias, makan malam bersama sang Suami merupakan suatu hal yang sangat menyenangkan dan membahagiakan.
"Kita makan disana saja bagaimana, Mas?" tanya Nala meminta persetujuan.
"Boleh. Kita makan disana saja," jawab Reigha kemudian tanpa diduga, Reigha menuntun tangan Nala lembut menuju rumah makan mewah. Nala tersenyum bahagia menatap jemarinya yang sudah bertaut dengan jemari Reigha.
Setelah masuk, Reigha mendudukkan Nala dengan lembut di kursi yang sudah menjadi pilihannya. Nala hanya menurut dan memerhatikan apa yang akan dilakukan Reigha selanjutnya.
Akhirnya, masa-masa dimana Reigha begitu manis dengan Nala terulang lagi. Tidak ada yang bisa menggambarkan perasaan Nala saat ini. Hatinya begitu membuncah dan bahagia.
Reigha mengambil posisi duduk yang berhadapan dengan Nala kemudian tangannya terangkat untuk memanggil pelayan restoran. "Kamu mau pesan apa?" tanya Reigha lembut sambil memberikan buku menunya.
Kini Reigha beralih pada laki-laki yang tidak lain adalah seorang waiters di restoran tersebut. "Ditinggal dulu tidak apa-apa, Mas. Nanti biar saya uang antar catatan menu yang akan saya pesan," ucap Reigha ramah yang segera diangguki oleh pelayan tersebut.
"Aku mau makan ini saja, Mas. Minumnya es leci teh," ucap Nala kemudian mencatat pesanannya.
Reigha mengangguk lalu mengambil buku catatan yang baru saja dipegang Nala. Dia melakukan hal yang sama yaitu mencatat pesanan.
"Aku tambah camilan tidak apa-apa kan? Takutnya kamu masih kurang kenyang nanti," ucap Reigha meminta persetujuan Nala terlebih dahulu.
Nala mengangguk dengan mengulas senyum manisnya. "Boleh, Mas. Ide yang baik," jawab Nala.
Reigha mengangguk kemudian segera berlalu dari sana untuk memberikan pesanan catatannya. Nala tersenyum sendu menatap punggung tegap Reigha. "Aku akan bawa kamu kembali padaku, Mas," gumam Nala penuh keyakinan.
.................
Setelah selesai makan siang, Nala mengajak Reigha untuk menemaninya berbelanja bulanan. Hampir semua barang di rumahnya habis. Jadilah Nala saat ini sedang sibuk mencari bahan dapur dan keperluan lainnya dalam rumah.
Reigha sejak tadi mengikuti Nala dengan mendorong troli di belakangnya guna membawakan barang belanjaan. "Belum selesai ya, La? Ini sudah banyak sekali loh," tanya Reigha menatap heran karena Nala seperti enggan berhenti untuk berbelanja.
"Iya, ini sedikit lagi kok, Mas. Aku harus beli sampo dan sabun kita juga kan? Karena di ruang setoknya sudah mulai habis," jawab Nala dengan masih fokus menatap deretan sabun cair dan mencari sabun yang sudah menjadi sabun setianya.
Hingga setengah jam kemudian, akhirnya Nala dan Reigha sudah keluar dari super market dengan tangan Reigha yang masih setia mendorong troli tempat semua barang belanjaan diletakkan.
"Kita langsung pulang saja ya? Sudah sangat malam dan kita harus istirahat," ucap Reigha lembut yang segera mendapat anggukan dari Nala.
"Kita harus istirahat, Mas. Nanti aku akan pijat kamu setelah sampai di rumah," ucap Nala saat keduanya sudah berada di dalam mobil menuju arah pulang.
Reigha yang ingin menjalankan mesin mobilnya terpaksa tertunda hanya untuk menatap Nala dengan pandangan herannya. "Memang kamu bisa memijat ya?" tanya Reigha menyangsikan.
Nala tersenyum lebar. "Bisa dong, Mas. pijat plus-plus maksudku," jawab Nala sambil menaikan turunkan alisnya hingga membuat Reigha salah tingkah dan bergegas menjalankan mobilnya demi menutupi rasa gugupnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Jangan lupa kasih like, komen, vote, dan hadiah semampu kalian ya😘...
...mampir juga kesini yuk👇...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments