Bab 13. Tidak akan paham

Pagi harinya, Nala sudah rapi dengan mengenakan jeans dan kemeja oversize. Dia sudah mengurungkan niat untuk ke Bogor. Dia bisa mengunjungi ibunya lain kali saat kondisi rumah tangganya membaik.

"Bangun, Mas. Sudah siang ini loh," ucap Nala sambil menepuk pelan pipi Reigha.

Suaminya itu menggeliat dengan kelopak mata yang memicing. "Sudah siang ya?" tanya Reigha kemudian bangkit untuk duduk.

Nala mengangkat satu alisnya heran. 'Kamu pikir aku akan pergi hari ini pasti kan? Baiklah, aku tidak akan merusak kebahagiaanmu saat bangun pagi, Mas,' batin Nala masih ingin menyembunyikan bahwa dirinya batal berkunjung ke Bogor.

"Kamu sudah mau berangkat?" tanya Reigha yang tidak biasanya tersenyum begitu ramah.

Nala tersenyum miris. "Iya, sebentar lagi aku berangkat," jawabnya tidak sepenuhnya bohong. Memang benar bukan? Nala akan berangkat? Ya, walaupun berangkat ke kantor bersama suaminya.

"Ya sudah. Kalau mau berangkat hati-hati di jalan ya? Maaf karena aku tidak bisa mengantarkanmu," ucap Shaka lembut yang tidak seperti biasanya.

Sebahagia itukah Shaka ketika dirinya akan pergi? Bagaimana jika Nala pergi dan tidak akan kembali lagi? Apakah Reigha akan tetap bahagia atau justru sebaliknya? Sungguh, dada Nala kini berdenyut nyeri ketika melihat mata suaminya berbinar bahagia.

"Kamu bahagia sekali kelihatannya, Mas," sindir Nala kemudian beranjak dari ranjang dan meninggalkan Reigha begitu saja.

Terlalu lama bersama suaminya justru akan semakin membuat hati Nala tersiksa. Lebih baik Nala mengisi perutnya terlebih dahulu agar setelah itu, Nala bisa kuat menghadapi kenyataan.

Saat Reigha turun, Nala sudah menyelesaikan acara sarapannya. Nala berusaha mengulas senyum agar tidak terlihat begitu menyedihkan. "Kamu sudah mau berangkat?" tanya Reigha lagi yang masih dengan raut wajah bahagianya.

"Aku tidak jadi ke Bogor," jawab Nala santai.

Nala melirik sekilas pada Reigha yang kini berhenti melangkah, seakan pernyataannya barusan adalah sebuah bom yang berhasil meledak.

"Tapi kenapa?" tanya Reigha terlihat frustasi.

Nala menatap Shaka dengan tatapan kecewanya. "Karena aku ingin menjaga apa yang harus aku jaga," jawab Nala kemudian memalingkan muka.

"Maksudnya?" tanya Reigha dengan dahi mengkerut dalam.

"Lupakan. Kamu tidak akan paham selama belum pernah merasakan arti kehilangan," jawab Nala kemudian beranjak dari kursinya.

"Aku akan ke kantor hari ini. Aku tunggu kamu di mobil," ucap Nala datar kemudian berlalu meninggalkan Reigha yang masih berdiri mematung.

................

Reigha perhatikan, sejak tadi Nala hanya diam dan ketika dirinya bertanya, hanya akan dijawab singkat.

"Kamu tidak makan siang, La?" tanya Reigha menatap Nala yang kini sedang duduk di sofa ruang kerjanya dengan mata menatap awas laptop di pangkuan. Nala hanya menggeleng. Mulutnya seperti sangat lelah hanya untuk menjawab pertanyaan Reigha.

"Kenapa?" tanya Reigha berharap kali ini akan berhasil membuat Nala berbicara. Namun sayang, lagi-lagi Nala hanya menanggapi dengan gelengan.

"Kalau mau makan siang, silahkan," ucap Nala mengizinkan namun, tatapannya tak pernah ingin menatap Reigha.

"Tidak, pesan online saja," jawab Reigha kemudian mengotak-atik ponselnya. Dua menu makan siang akhirnya berhasil Reigha pesan. Bagaimanapun, Nala masih menjadi tanggung jawabnya terlepas bagaimana hubungannya dengan Nala saat ini.

Tidak butuh waktu lama karena penjual menu makan siang tersebut memang dekat dengan Cakrawala Group. Ada satu office boy yang mengantar pesanan Reigha menuju ruanganya. Reigha beranjak dari kursi kebesaran untuk mengambil makanannya.

Saat sudah berada di ambang pintu, Reigha bisa melihat Sandra yang kini raut wajahnya terlihat kesal. "Kamu tidak ingin makan siang bersamaku, Mas?" ucap Sandra dengan suara tertahan.

Reigha melirik Nala sekilas yang saat ini sedang mengawasi gerak-geriknya. Seketika Reigha mempunyai ide cemerlang agar Nala mau bersuara.

"Masuk saja, San. Kita makan siang bersama," ucap Reigha pada Sandra. Melupakan tujuan awalnya untuk makan bersama Nala. Namun, tatapannya justru tertuju pada Nala. Reigha mencoba melihat lagi bagaimana ekspresi wajah Nala dan berharap ada raut cemburu disana. Namun, saat Sandra sudah masuk ke ruangan, Nala sama sekali tidak bersuara dan seperti bersikap acuh.

"Kamu mau aku suapi, San?" tawar Reigha lagi berusaha membuat Nala terbakar api cemburu.

"Mau dong, Mas."

"Maaf ya, Mbak Nala. Sepertinya Mas Reigha begitu mencintaiku," ucap Sandra menyombongkan diri.

Hal itu tetap tidak membuat Nala mengangkat kepala dari laptopnya. Entah mengapa, Reigha tidak suka dengan sikap Nala yang seperti sekarang ini.

Tiba-tiba, pintu ruangan kembali diketuk dari luar. Lalu setelah itu, Dandy muncul lalu melenggang masuk begitu saja. "Reigha! Kita makan siang ber ... Sa ... Ma," ucap Dandy terpotong-potong.

"Eh!" ucap Dandy ketika sadar ada dua wanita di dalam ruangan tersebut. "Ada Nala?" Kini tatapan Dandy terarah pada Nala dengan bibir yang mengulas senyum.

Nala balas tersenyum. "Iya, ada aku disini, Mas. Sudah hampir lima hari aku di kantor terus. Sini ... Duduk, Mas," ucap Nala yang seketika ramah.

"Sorry ya, Ga. Aku duduk sama istrimu dulu. Kamu boleh lanjutkan aktifitas kamu," ucap Dandy kemudian segera mengambil posisi duduk di samping Nala yang hanya berjarak tiga puluh sentimeter.

"Ada apa kesini, Mas? Apa Mas Dandy sering kesini biasanya ya?" tanya Nala kemudian menutup laptop yang sejak tadi menjadi bahan fokusnya.

"Ini," ucap Dandy sambil mengangkat paperbag bertuliskan nama restoran ternama.

"Tadinya aku mau kasih Reigha. Tapi, melihat Reigha yang sedang makan, aku kasih ke kamu saja," jawab Dandy kemudian mengeluarkan isi dari paperbag tersebut.

Nala memperhatikan bagaimana wajah Dandy saat ini ketika melihat Reigha sedang makan bersama Sandra. Nala amati, Dandy sama sekali tidak menunjukan raut terkejut, marah dan sebagainya. Apa itu berarti perbuatan Reigha sudah biasa dilakukan? Apa Dandy tahu sesuatu? Seketika pikiran Nala penuh akan pertanyaan-pertanyaan.

"Ya sudah, menu makan siangnya apa? Tapi, apapun itu akan tetap aku makan kok," ucap Nala kemudian mengambil salah satu dus mini berisi makan siangnya.

Nala membuka penutup hingga aroma wangi masakan menguar ke indera penciumannya. "Wah! Bakmi! Aku makan ya, Mas?" ucap Nala meminta izin yang segera mendapat anggukan dari Dandy.

Reigha yang sejak tadi memperhatikak interaksi istri dan sahabatnya, memgepalkan kedua telapak tangannya. Reigha tidak terima Jian Dandy berniat untuk menikungnya. Jangan sampai itu terjadi.

"Mas? Mereka berdua cocok kan?" ucap Sandra yang berhasil menyadarkan Reigha dari amarahnya. Reigha bergeming dengan pikiran yang berusaha mencerna bahwa yang dilakukan Nala itu salah.

Harusnya Nala tidak bersikap manis pada pria lain disaat statusnya masih menjadi istrinya. Namun, keberadaan Sandra cukup menampar Reigha bahwa semua itu bermula mungkin karena ulah Reigha sendiri.

"Tidak cocok sama sekali," geram Reigha saat melihat Dandy mengulurkan tangan untuk mengelap sisa makanan di sudut bibir Nala.

Brak!

Reigha menggebrak meja cukup keras hingga membuat semua yang berada di ruangan menoleh terkejut.

"Kalau ingin bermesraan bukan disini tempatnya. Silahkan kalian berdua keluar," ucap Reigha penuh penekanan.

Nala tersenyum miring dengan satu alisnya terangkat naik.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...yuk mampir ke karya temanku sambil nunggu disini update🙃...

Terpopuler

Comments

Nadrah Nandar

Nadrah Nandar

la egois emang di situ aja yang bisa

2022-11-16

0

Lia Fadliiea

Lia Fadliiea

rasanya sakit kan ...baru aja ngobrol apa kabar kamu yg sllu nempel kayak prangko

2022-11-16

1

pecinta duren💜💜💜

pecinta duren💜💜💜

🤣🤣🤣baru sgtu km UD emosi..lah situ..apanya mesra"an kampret

2022-11-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal mula
2 Bab 2. Pengkhianat
3 Bab 3. Jerit kesakitan
4 Bab 4. Kamu yang gila!
5 Bab 5. Suami tidak berguna
6 Bab 6. Tidak punya hati
7 Bab 7. Orang asing
8 Bab 8. Menggagalkan rencana
9 Bab 9. Fakta yang berputar balik
10 Bab 10. Nala comeback
11 Bab 11. Ular Derik
12 Bab 12. Tertipu
13 Bab 13. Tidak akan paham
14 Bab 14. Surat perjanjian
15 Bab 15. Menggoda suami sendiri
16 Bab 16. Mencoba manja
17 Bab 17. Hari yang membahagiakan
18 Bab 18. Piknik
19 Bab 19. Bergemuruh
20 Bab 20. Terserah
21 Bab 21. Sudah selesai ya?
22 Bab 22. Mengejutkan
23 Bab 23. Pergi
24 Bab 24. Ada kami
25 Bab 25. Memohon kebahagiaan
26 Bab 26. Reparasi
27 Bab 27. Harapan baru
28 Bab 28. Janggal
29 Bab 29. Terbongkar
30 Bab 30. Merakit utuh
31 Bab 31. Mirip
32 Bab 32. Titip kembar
33 Bab 33. Kembali dipertemukan
34 Bab 34. Menyesakkan
35 Bab 35. Terlalu bodoh
36 Bab 36. Di luar kendaliku
37 Bab 37. Tak kasat mata
38 Bab 38. Deal
39 Bab 39. Restu
40 Bab 40. Bersaing secara sehat
41 Bab 41. Tampan
42 Bab 42. Makan gaji buta?
43 Bab 43. Cantik seperti bidadari
44 Bab 44. Kecil-kecilan
45 Bab 45. Tersadar
46 Bab 46. Daddy jahat
47 Bab 47. Aku bersedia
48 Bab 48. Meyakinkan diri
49 Bab 49. Aku tak peduli
50 Bab 50. Papa!
51 Bab 51. Sesal
52 Bab 52. Sudah ada rasa
53 Bab 53. Mengharu-biru
54 Bab 54. Isi hati Reigha
55 Bab 55. Aku mencintaimu
56 Bab 56. Hampa
57 Bab 57. Mempersiapkan perpisahan
58 Bab 58. Saling memaafkan
59 Bab 59. Surat dari Dandy
60 Bab 60. Diganggu
61 Bab 61. Penolakan
62 Bab 62. Sumber derita
63 Bab 63. Zia dan Zio sakit
64 Bab 64. Tamu tak terduga
65 Bab 65. Anjani
66 Bab 66. POV Sandra
67 Bab 67. Dipertemukan kembali
68 Bab 68. Tindakan bodoh
69 Bab 69. Menjalankan misi
70 Bab 70. Gelisah
71 Bab 71. Menyusul Zia
72 Bab 72. Bersekongkol
73 Bab 73. Buka lembaran baru
74 Bab 74. Dasar buaya
75 Bab 75. Menyeramkan
76 Bab 76. Mommy sayang
77 Bab 77. Tanggungjawab Tuhan
78 Bab 78. Reigha dan gombalannya
79 Bab 79. Berjanji
80 Bab 80. Yakin seratus persen
81 Bab 81. Ngopi yuk!
82 Bab 82. Membahas masa lalu
83 Bab 83. Asam lambung atau mag?
84 Bab 84. Kamu cantik
85 Bab 85. Pencuri
86 Bab 86. Sangat manis
87 Bab 87. Cemburu
88 Bab 88. Menjemput calon mantu
89 Bab 89. Menikah kembali?
90 Bab 90. Dipingit seminggu
91 Bab 91. Stay cool
92 Bab 92. SAH!
93 Bab 93. Main solo
94 Bab 94. Adonan roti?
95 Bab 95. Sayangku, Nala
96 Bab 96. Gantian
97 Bab 97. Nomor tidak dikenal
98 Bab 98. Bermain api
99 Bab 99. Pahlawan kesiangan
100 Bab 100. Untuk kalian semua
101 Bab 101. Part Nanta~ Sikap yang aneh
102 Bab 102. Part Nanta~ Ada yang patah
103 Bab 103. Part Nanta ~ Kesepakatan
104 Bab 104. Part Nala ~ Syndrom couvade
105 Bab 105. Part Nala ~ Sensitif
106 Bab 106. Perpaduan yang sempurna
107 Bab 107. Nanta!
108 Bab 108. Gara-gara cangkang cabe
109 Bab 109. Temani aku
110 Bab 110. Kegelisahan Bu Laras
111 Bab 111. Sate
112 Bab 112. Jatuh cinta?
113 Bab 113. Inikah bidadari
114 Bab 114. Permak
115 Bab 115. Part Nala ~ Mood bumil
116 Bab 116. NANTA!!
117 Bab 117. Ambigu
118 BB 118. Menjadi emak-emak
119 Bab 119. Selesai
120 Bab 120. Mengejutkan
121 Bab 121. Bagai petir
122 Bab 122. Pacar pura-pura ku
123 Bab 123. Keterdiaman Zia
124 Bab 124. Menasehati
125 Bab 125. Cemburu?
126 Bab 126. Ingin pingsan
127 Bab 127. Terima!
128 Bab 128. Nikahi aku
129 Bab 129. Lamaran
130 Bab 130. Berakhir
131 Salahkah bila aku mendua By: Ika Oktafiana
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Bab 1. Awal mula
2
Bab 2. Pengkhianat
3
Bab 3. Jerit kesakitan
4
Bab 4. Kamu yang gila!
5
Bab 5. Suami tidak berguna
6
Bab 6. Tidak punya hati
7
Bab 7. Orang asing
8
Bab 8. Menggagalkan rencana
9
Bab 9. Fakta yang berputar balik
10
Bab 10. Nala comeback
11
Bab 11. Ular Derik
12
Bab 12. Tertipu
13
Bab 13. Tidak akan paham
14
Bab 14. Surat perjanjian
15
Bab 15. Menggoda suami sendiri
16
Bab 16. Mencoba manja
17
Bab 17. Hari yang membahagiakan
18
Bab 18. Piknik
19
Bab 19. Bergemuruh
20
Bab 20. Terserah
21
Bab 21. Sudah selesai ya?
22
Bab 22. Mengejutkan
23
Bab 23. Pergi
24
Bab 24. Ada kami
25
Bab 25. Memohon kebahagiaan
26
Bab 26. Reparasi
27
Bab 27. Harapan baru
28
Bab 28. Janggal
29
Bab 29. Terbongkar
30
Bab 30. Merakit utuh
31
Bab 31. Mirip
32
Bab 32. Titip kembar
33
Bab 33. Kembali dipertemukan
34
Bab 34. Menyesakkan
35
Bab 35. Terlalu bodoh
36
Bab 36. Di luar kendaliku
37
Bab 37. Tak kasat mata
38
Bab 38. Deal
39
Bab 39. Restu
40
Bab 40. Bersaing secara sehat
41
Bab 41. Tampan
42
Bab 42. Makan gaji buta?
43
Bab 43. Cantik seperti bidadari
44
Bab 44. Kecil-kecilan
45
Bab 45. Tersadar
46
Bab 46. Daddy jahat
47
Bab 47. Aku bersedia
48
Bab 48. Meyakinkan diri
49
Bab 49. Aku tak peduli
50
Bab 50. Papa!
51
Bab 51. Sesal
52
Bab 52. Sudah ada rasa
53
Bab 53. Mengharu-biru
54
Bab 54. Isi hati Reigha
55
Bab 55. Aku mencintaimu
56
Bab 56. Hampa
57
Bab 57. Mempersiapkan perpisahan
58
Bab 58. Saling memaafkan
59
Bab 59. Surat dari Dandy
60
Bab 60. Diganggu
61
Bab 61. Penolakan
62
Bab 62. Sumber derita
63
Bab 63. Zia dan Zio sakit
64
Bab 64. Tamu tak terduga
65
Bab 65. Anjani
66
Bab 66. POV Sandra
67
Bab 67. Dipertemukan kembali
68
Bab 68. Tindakan bodoh
69
Bab 69. Menjalankan misi
70
Bab 70. Gelisah
71
Bab 71. Menyusul Zia
72
Bab 72. Bersekongkol
73
Bab 73. Buka lembaran baru
74
Bab 74. Dasar buaya
75
Bab 75. Menyeramkan
76
Bab 76. Mommy sayang
77
Bab 77. Tanggungjawab Tuhan
78
Bab 78. Reigha dan gombalannya
79
Bab 79. Berjanji
80
Bab 80. Yakin seratus persen
81
Bab 81. Ngopi yuk!
82
Bab 82. Membahas masa lalu
83
Bab 83. Asam lambung atau mag?
84
Bab 84. Kamu cantik
85
Bab 85. Pencuri
86
Bab 86. Sangat manis
87
Bab 87. Cemburu
88
Bab 88. Menjemput calon mantu
89
Bab 89. Menikah kembali?
90
Bab 90. Dipingit seminggu
91
Bab 91. Stay cool
92
Bab 92. SAH!
93
Bab 93. Main solo
94
Bab 94. Adonan roti?
95
Bab 95. Sayangku, Nala
96
Bab 96. Gantian
97
Bab 97. Nomor tidak dikenal
98
Bab 98. Bermain api
99
Bab 99. Pahlawan kesiangan
100
Bab 100. Untuk kalian semua
101
Bab 101. Part Nanta~ Sikap yang aneh
102
Bab 102. Part Nanta~ Ada yang patah
103
Bab 103. Part Nanta ~ Kesepakatan
104
Bab 104. Part Nala ~ Syndrom couvade
105
Bab 105. Part Nala ~ Sensitif
106
Bab 106. Perpaduan yang sempurna
107
Bab 107. Nanta!
108
Bab 108. Gara-gara cangkang cabe
109
Bab 109. Temani aku
110
Bab 110. Kegelisahan Bu Laras
111
Bab 111. Sate
112
Bab 112. Jatuh cinta?
113
Bab 113. Inikah bidadari
114
Bab 114. Permak
115
Bab 115. Part Nala ~ Mood bumil
116
Bab 116. NANTA!!
117
Bab 117. Ambigu
118
BB 118. Menjadi emak-emak
119
Bab 119. Selesai
120
Bab 120. Mengejutkan
121
Bab 121. Bagai petir
122
Bab 122. Pacar pura-pura ku
123
Bab 123. Keterdiaman Zia
124
Bab 124. Menasehati
125
Bab 125. Cemburu?
126
Bab 126. Ingin pingsan
127
Bab 127. Terima!
128
Bab 128. Nikahi aku
129
Bab 129. Lamaran
130
Bab 130. Berakhir
131
Salahkah bila aku mendua By: Ika Oktafiana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!