Sejak pagi, Nala masih mendiamkan Reigha. Hingga malam menjelang, Nala sama sekali tidak ada niatan untuk berbicara dengan suaminya itu. Rasanya karena terlalu banyak dikecewakan, hati Nala kebas hingga mati rasa.
Ekor mata Nala menangkap pergerakan Reigha yang memasuki kamar. Setelah itu, Reigha menyambar jaket dan kunci mobil setelah menyemprotkan parfum pada kaosnya. Tingkah Reigha seperti seorang remaja yang sedang jatuh cinta, dan mirisnya, bukan Nala orang yang Reigha cintai.
"Mau kemana kamu, Mas?" tanya Nala saat Reigha hampir mencapai pintu.
Tanpa berbalik, Reigha menjawab pertanyaan Nala. "Ke apartemen Sandra. Dia kesepian dan aku harus menemaninya," jawab Reigha kemudian berlalu begitu saja tanpa memedulikan perasaan Nala.
Sepeninggalan Reigha, Nala memilih untuk mematikan lampu kamar. Kemudian, Nala duduk di sisi ranjang dengan kaki yang masih menjuntai di lantai. Nala berusaha meresapi perasaan sesak yang kini mendera.
Selalu seperti itu setiap kali melihat Reigha pergi meninggalkannya hanya demi Sandra. Bahkan, sampai bermalam disana, berada di dalam satu selimut yang sama.
Nala sungguh merindukan sosok Reigha yang dulu. Mengapa dalam sekejap Reigha bisa berubah seperti itu? Satu hal yang masih belum Nala terima hingga saat ini.
Nala menghela napas lelah kemudian berjalan menuju balkon untuk menatap langit gelap yang selalu berhasil menenangkan gemuruh di hatinya.
Setelah duduk di salah satu kursi, Nala menopang dagu lalu melihat langit yang bertabur bintang. Hanya saja, rembulan sedang tidak menampakkan dirinya.
"Hanya malam dan bintang yang bisa menemaniku ketika realita tentangmu tidak sesuai ekspektasiku," ucap Nala sendu.
"Hal terburuk tentang mencintaimu adalah, aku tidak tahu kapan saatnya untuk melepaskan. Rasanya, aku bisa terbunuh dan mati berulangkali ketika melihat bahwa kamu tidak mempunyai rasa yang sama. Aku bahagia mencintaimu. Namun di sisi lain, aku juga sedih ketika mengetahui bahwa sumber dari bahagiamu bukankah aku, Mas," ucap Nala lagi, berharap Reigha yang saat ini sedang jauh di mata, mendengarnya.
Sedang di tempat lain, Reigha mengendarai mobilnya dengan perasan bahagia. Sejak tadi, Reigha tidak berhenti tersenyum dan bersiul karena akan bertemu sang pujaan hati.
Tidak berapa lama, Reigha sampai dan segera menuju unit apartemen milik Sandra. Setelah menekan kata sandi enam digit, Reigha melenggang masuk dan memanggil nama Sandra dengan lembut. "Sandra? Aku datang," ucap Reigha sambil mengedarkan pandangan untuk mencari sosok Sandra.
"Hai, Sayang. Kok lama sih?" rengek Sandra lalu bergelayut manja di lengan kokoh Reigha.
Reigha terkekeh. "Maaf kalau lama karena aku sengaja mampir ke toko kue untuk membelikanmu kue yang kamu suka," ucap Reigha kemudian mengangkat paperbag berisi kue merek mahal.
"Terima kasih, Sayang," ucap Sandra kemudian mengecup bibir Reigha sekilas. Kemudian, Reigha membawa Sandra menuju double sofa dengan tangan merengkuh pinggang Sandra mesra.
"Mau dimakan sekarang atau besok pagi saja?" tawar Reigha yang saat sudah duduk dengan Sandra berada di pangkuannya.
Sandra yang awalnya duduk menyamping di pangkuan Reigha, mengubah posisi duduk dengan menghadap Reigha hingga daster yang dikenakannya tersingkap dan menampakkan paha mulusnya.
"Aku makan besok pagi saja. Malam ini aku mau makan kamu saja, Ga," ucap Sandra sambil lengannya di kalungkan pada leher Reigha.
Reigha terkekeh kemudian segera mencium bibir yang sejak tadi sudah mencuri perhatiannya. Hanya sekedar ciuman bertukar saliva tanpa ada gairah membara.
Reigha sengaja menekan napsunya agar tidak sampai merusak Sandra. Hingga tangan Sandra menarik telapak tangannya agar mau menyentuh dua bongkahan kembar yang sejak tadi mendamba.
Masih dengan berciuman, tangan Reigha berhasil menyentuh benda tersebut. Reigha melepas ciuman lalu menelan saliva. "Jangan paksa aku melakukan itu atau aku akan bertindak semakin jauh dan tidak terkendali," pinta Reigha dengan tatapan sayunya.
Raut wajah Sandra nampak kecewa. Disaat napsu sudah di atas kepala, Reigha justru tidak ingin menyentuh dirinya. "Aku tidak apa-apa, Ga. Aku ingin melakukan lebih dari sekadar ciuman," ucap Sandra frustasi.
Reigha menggeleng dengan senyum tipis yang terulas. "Tidak. Aku akan melakukannya jika kita sudah sah di mata hukum maupun agama," jawab Reigha kemudian membingkai wajah Sandra.
Sandra tampak bersungut. Kemudian, dengan kasar Sandra menepis tangan Reigha yang berada di pipinya. "Kamu tidak mencintaiku, Ga. Kalau kamu mencintaiku, kamu akan melakukannya," dumal Sandra kemudian turun dari pangkuan Reigha dan berlari ke kamarnya.
"Sandra tunggu! Jangan salah paham dulu!" pekik Reigha yang seketika merasa bersalah.
Akhirnya, Reigha memilih menyusul Sandra ke kamar yang pintunya kini sudah tertutup.
Tok. Tok. Tok.
"Sandra? Tolong buka pintunya," ucap Reigha lembut.
Tidak ada jawaban dari dalam hingga Reigha memilih mengetuk pintu lagi karena pintu tersebut sudah terkunci dari dalam.
Tok. Tok. Tok.
Ceklek.
Sandra akhirnya membuka pintu tersebut. Namun, Reigha begitu terkejut ketika melihat penampilan Sandra yang tanpa sehelai benang pun menempel di tubuhnya.
"Sandra ... Apa yang kamu ... Lakukan ...." Reigha menelan saliva susah payah. Terlalu munafik jika Reigha tidak tergoda.
Sandra tersenyum manis dan membuat gerakan sensual di depan pintu. "Habiskan malam ini denganku, Ga. Mari kita ciptakan malam ini menjadi malam yang panas," ucap Sandra dengan nada manja dan mendayu-dayu.
.....................
Nala terbangun dari tidur dan melihat tempat di sebelah tempat tidurnya masih kosong. hampa seketika menyergap hatinya. "Kamu tidak pulang, Mas? semoga kamu tetap menjaga diri dari perbuatan dosa," gumam Nala kemudian menegakkan tubuh setelah merasa nyawanya terkumpul sepenuhnya.
Nala menghela napas berat. "Bagaimana hubungan ini akan membaik jika kamu saja tidak pernah ada usaha untuk memperbaiki, Mas?"
"Setiap hari aku harus berbicara sendiri layaknya orang gila," ucap Nala kemudian tersenyum masam.
memilih mengabaikan rasa sakit di hatinya, Nala berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setengah jam kemudian, Sandra sudah selesai dari bersih-bersih diri dan berjalan menuju walk in closet.
Namun, Nala dikejutkan dengan keberadaan Reigha yang saat ini sudah melepas pakaian bagian atasnya. Mencoba mengabaikan punggung tegap tanpa kain penutup itu, Nala berjalan menuju lemari tempat pakaiannya di simpan.
Reigha sama sekali tidak terganggu dengan keberadaan Nala dan memakai kemeja kerjanya hingga rapi.
Saat Reigha akan keluar dari walk in closet, Nala segera mencegahnya dengan pertanyaan. "Kamu tidur dimana semalam, Mas?" tanya Nala sambil menatap punggung Reigha.
"Di apartemen Sandra," jawab Reigha kemudian berlalu begitu saja, mengabaikan Nala yang masih setia menatap punggung yang kini berjalan menjauh.
"Kita bagai orang asing setelah dulu begitu dekat seakan tanpa sekat. Padahal, kita adalah suami istri, Mas," monolog Nala kemudian memilih untuk segera memakai bajunya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
🛵🛵🛵🛵
jangan lupa kasih like, komen, vote, dan dukunganya ya😍
beri komentar kalian tentang sikap Reigha maupun Nala.
yuk kasih jalan keluar untuk rumah tangga mereka🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Sulfia Nuriawati
laki² kalo udah jumpa sm furst live nya jd kyk abg lupa diri,odhal blm tentu tu awewe tulzs yg ada cm obsesi atw mw hartanya aja, byk kejdan d dunia nyata, akhirnya dpt oepesan kosong
2024-01-10
0
Wo Lee Meyce
satu bodoh dan yg satu brengsek😡😡
2023-09-15
0
Aas Azah
reigha dulu kamu sudah menerima istrimu, walaupun kalian di jodohkan,tapi kenapa berubah setelah cinta masa lalumu hadir kembali🥺,apa kamu tidak merasa bersalah telah menzholimi istri mu
2022-11-09
1