Bab 5. Suami tidak berguna

Dua hari pasca dirawat, Nala akhirnya diperbolehkan pulang. Bu Larasati sempat khawatir hingga memilih untuk datang ke Jakarta lagi. Mama dan papa dari Reigha juga merasakan hal yang sama hingga memilih untuk menemani Nala selama dirawat.

"Nala? Kamu butuh sesuatu? Makan buah? Minum susu?" tanya bu Nilam, selaku ibu dari Reigha yang juga mama mertua Nala.

Nala tersenyum lalu menggeleng. "Aku bisa ambil sendiri kok, Ma. Mama sama ibu lebih baik makan siang dulu. 'Kan, dari tadi kalian belum makan," ucap Nala yang ada benarnya.

Bu Laras menatap Nala dengan pandangan khawatir. "Kamu tidak masalah jika ibu tinggal? Kalau kamu butuh apa-apa bagaimana?" tanya bu Laras perhatian.

Nala terkekeh pelan. "Nala sudah baik-baik saja kok, Bu. Ibu sama Mama Nilam makan dulu ya? Nala sudah bisa jalan sendiri, tenang saja," ucap Nala menenangkan dua orang ibu yang sedang khawatir padanya.

Akhirnya, bu Laras dan bu Nilam mau meninggalkan Nala setelah hampir seharian mengekang Nala agar tidak banyak gerak dahulu. "Mama akan suruh Reigha untuk menjaga kamu," ucap bu Nilam sebelum benar-benar menghilang di balik sekat kamar.

Nala menghela napas kasar. Ibu dan mama mertuanya tidak tahu kejadian sebenarnya dan siapa pelaku yang sudah membuat Nala dalam keadaan seperti sekarang. Seandainya Nala bercerita semua, Nala yakin ibunya akan membawa dirinya pulang ke Bogor.

Ya, Nala memang belum bercerita apapun pada ibu maupun mama mertuanya. Jika Masalah rumah tangganya masih bisa diatasi sendiri, Nala akan berusaha untuk menutupi kekurangan Reigha.

Lamunan Nala buyar ketika pintu kamar dibuka dari luar hingga menampakkan Reigha dengan wajah tidak bersahabat. "Kapan kamu sembuh sih? Aku tuh bosan berada di rumah terus. Belum lagi, Sandra sejak dua hari yang lalu selalu meneleponku," kesalnya setelah berdiri di samping ranjang sambil bersedekap dada.

Nala menatap penuh luka pada Reigha. "Silahkan pergi jika itu maumu. Paling, mama dan ibu akan segera tahu jika anak sekaligus menantu kebanggaannya tidak sesuai apa yang terlihat," jawab Nala bernada sarkasme.

Reigha menggeram kesal. "Seandainya aku tidak butuh bantuanmu, aku sudah menceraikanmu dan memilih menikah bersama Sandra. Kamu itu sangat menyebalkan," ucap Reigha begitu tega.

Mata Nala berkaca-kaca mendengar pernyataan Reigha yang mengatakan bahwa dirinya menyebalkan. Belum lagi, kata-kata bahwa Reigha akan menceraikan dirinya. Sebegitu burukkah Nala sehingga dengan mudahnya Reigha melepaskan?

"Aku tidak akan biarkan kamu menikahi Sandra. Apapun yang terjadi, aku akan berusaha untuk menggagalkannya," jawab Nala dengan sorot mata yang begitu tajam.

Reigha sempat terkejut dengan tatap tajam yang Nala tunjukkan. Namun, Reigha percaya bahwa Nala akan berpikir dahulu sebelum bertindak. "Lakukan saja apa yang kamu inginkan.

Setelah mendapat restu dari mama, aku akan menikahi Sandra secepatnya."

"Restu itu tidak akan pernah kamu dapat," ucap Nala dengan yakin.

"Kita lihat saja nanti," jawab Reigha menantang, tidak mau kalah.

Setelahnya, suasana hening. Reigha sibuk dengan pikirannya sendiri begitu juga dengan Nala yang masih setia memandangi wajah tampan suaminya. Hingga suara bu Laras dan bu Nilam kembali terdengar. "Kalian sedang berbicara bahasa kalbu ya? Kok sejak tadi hanya menatap tanpa bersuara?" kekeh bu Nilam kemudian mengelus surai kecoklatan milik Nala.

Nala tersenyum tipis. "Seandainya bahasa kalbuku bisa mas Reigha dengar, aku akan sangat bahagia, Ma," ucap Nala bercanda namun begitu sampai di hati Reigha.

Reigha menatap Nala dengan pandangan yang sulit digambarkan. "Reigha! Jaga Nala baik-baik. Menjadi seorang suami itu harus siaga. Istri terserempet mobil saja kamu tidak tahu. Dasar suami tidak berguna!" omel bu Nilam merasa kesal.

Hati Reigha seperti tercubit ketika mendengar mamanya mengatainya suami tidak berguna. 'Apa memang aku adalah suami tidak berguna?' tanyanya dalam hati.

Bu Laras dan bu Nilam tampak saling lempar pandang. "Kamu dulu yang bicara," ucap bu Nilam pada bu Laras.

Nala hanya bisa mengerutkan alis ketika melihat gelagat ibu dan mama.

Bu Laras menghembuskan napas sebelum berbicara. "Ibu harus pulang sekarang, La. Ibu sudah meninggalkan pekerjaan selama tiga hari di Bogor. Lain kali ibu akan datang lagi untuk melihat kondisi kamu," ucap bu Laras terdengar berat mengucapkannya.

Nala menggerucut bibir. "Mengapa cepat sekali? Apa ibu tidak mau menginap lebih lama lagi? Nala kesepian, Bu," rengek Nala dengan mata berkaca-kaca.

"Loh! Kok kamu nangis seperti Reigha suka nakal saja," ucap bu Laras panik kemudian mendekat pada Nala yang sedang terduduk di ranjang dan memeluknya.

Saat berada di pelukan sang ibunda, Nala menangis sejadi-jadinya hingga membuat bu Laras dan bu Nilam kebingungan. "Ibu disini saja temani Nala," ucap Nala terdengar pilu.

Bu Nilam menatap putranya yang saat ini sudah membeku di tempat. "Kamu apakan Nala sampai dia begitu takut akan ditinggal ibunya?" tanya bu Nilam dengan tatapan menghunus. Reigha tidak menjawab namun, salah satu sudut dihatinya ikut bergetar ketika melihat tangisan Nala. Dadanya terasa sesak.

"Disini 'kan ada Reigha, Sayang. Reigha yang akan temani kamu," ucap bu Laras mencoba menenangkan. Bukannya tenang, mala justru semakin sesenggukan.

"Sebenarnya kamu kenapa? Apa ada masalah dengan Reigha?" tanya bu Nilam yang ikut mendekat dan memeluk Nala.

Tatapan bu Nilam kembali tertuju pada putranya. "Kamu apakan Nala hingga dia begitu takut hidup denganmu?" tanya bu Nilam kesal.

Reigha hanya menggeleng kemudian pergi dari ruangan yang sudah membuat dadanya terasa sesak.

Setelah kepergian Reigha, Nala akhirnya bisa tenang. Dengan sisa air mata, Nala menatap ibu dan mama. "Nala hanya rindu dengan Mama dan Ibu. Selama ini, mas Reigha begitu baik padaku dan ... Mencintaiku. Dia selalu ... Ada untukku," bohongnya kemudian satu tetes air mata kembali jatuh.

Lidah bisa berbohong tetapi hati akan selalu menunjukkan wajah aslinya. Terbukti dari ucapan Nala yang mengatakan begitu bahagia hidup bermss Reigha. Nyatanya, dia mengucapkannya disertai tangis pilu.

"Mama dan Ibu kalau ingin pulang hati-hati. Jangan khawatirkan Nala karena ada mas Reigha yang akan menjaga," ujar Nala lagi berusaha meyakinkan.

Bu Laras dan bu Nilam akhirnya mengangguk lega. "Ya sudah, kalau begitu kami pergi dulu. Kalau kamu butuh sesuatu, jangan telepon ibu karena jauh, tinggal telepon Mama saja yang dekat," ucap bu Nilam kemudian mengecup kening menantunya.

"Jaga diri baik-baik ya, La. Ibu pulang dulu karena banyak pekerjaan yang harus segera ibu bereskan," pamit bu Laras yang segera diangguki oleh Nala. Bu Laras juga melakukan hal yang sama, yaitu mengecup kening Nala dengan sayang.

"Ingat! Kalau Reigha berbuat macam-macam, kamu telepon Mama atau papa. Kami yang akan membereskan anak durhaka sekaligus suami tidak berguna itu," ucap bu Nilam menggebu-gebu hingga berhasil membuat Nala tertawa lepas.

"Iya, mas Reigha memang suami yang tidak berguna," imbuh Nala sambil tergelak renyah, menyetujui dengan pendapat mama mertuanya sekaligus merasa puas bisa mengatai suaminya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

jangan lupa tinggalkan jejak ya😍

Terpopuler

Comments

Wo Lee Meyce

Wo Lee Meyce

malas dgn karakter wanita yg lemah krna katax cinta,,,,pretttt!!!makan tu cinta

2023-09-15

1

Windarti08

Windarti08

males sama karakter wanita yang lemah karena cinta model Nala gini,,
cinta itu gak bisa dipaksakan Nala, lepasin aja napa sih si suami gak guna model Reigha itu, ntar juga dia bakal nyesel lebih memilih si rubah betina itu dan menceraikan kamu

2023-05-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal mula
2 Bab 2. Pengkhianat
3 Bab 3. Jerit kesakitan
4 Bab 4. Kamu yang gila!
5 Bab 5. Suami tidak berguna
6 Bab 6. Tidak punya hati
7 Bab 7. Orang asing
8 Bab 8. Menggagalkan rencana
9 Bab 9. Fakta yang berputar balik
10 Bab 10. Nala comeback
11 Bab 11. Ular Derik
12 Bab 12. Tertipu
13 Bab 13. Tidak akan paham
14 Bab 14. Surat perjanjian
15 Bab 15. Menggoda suami sendiri
16 Bab 16. Mencoba manja
17 Bab 17. Hari yang membahagiakan
18 Bab 18. Piknik
19 Bab 19. Bergemuruh
20 Bab 20. Terserah
21 Bab 21. Sudah selesai ya?
22 Bab 22. Mengejutkan
23 Bab 23. Pergi
24 Bab 24. Ada kami
25 Bab 25. Memohon kebahagiaan
26 Bab 26. Reparasi
27 Bab 27. Harapan baru
28 Bab 28. Janggal
29 Bab 29. Terbongkar
30 Bab 30. Merakit utuh
31 Bab 31. Mirip
32 Bab 32. Titip kembar
33 Bab 33. Kembali dipertemukan
34 Bab 34. Menyesakkan
35 Bab 35. Terlalu bodoh
36 Bab 36. Di luar kendaliku
37 Bab 37. Tak kasat mata
38 Bab 38. Deal
39 Bab 39. Restu
40 Bab 40. Bersaing secara sehat
41 Bab 41. Tampan
42 Bab 42. Makan gaji buta?
43 Bab 43. Cantik seperti bidadari
44 Bab 44. Kecil-kecilan
45 Bab 45. Tersadar
46 Bab 46. Daddy jahat
47 Bab 47. Aku bersedia
48 Bab 48. Meyakinkan diri
49 Bab 49. Aku tak peduli
50 Bab 50. Papa!
51 Bab 51. Sesal
52 Bab 52. Sudah ada rasa
53 Bab 53. Mengharu-biru
54 Bab 54. Isi hati Reigha
55 Bab 55. Aku mencintaimu
56 Bab 56. Hampa
57 Bab 57. Mempersiapkan perpisahan
58 Bab 58. Saling memaafkan
59 Bab 59. Surat dari Dandy
60 Bab 60. Diganggu
61 Bab 61. Penolakan
62 Bab 62. Sumber derita
63 Bab 63. Zia dan Zio sakit
64 Bab 64. Tamu tak terduga
65 Bab 65. Anjani
66 Bab 66. POV Sandra
67 Bab 67. Dipertemukan kembali
68 Bab 68. Tindakan bodoh
69 Bab 69. Menjalankan misi
70 Bab 70. Gelisah
71 Bab 71. Menyusul Zia
72 Bab 72. Bersekongkol
73 Bab 73. Buka lembaran baru
74 Bab 74. Dasar buaya
75 Bab 75. Menyeramkan
76 Bab 76. Mommy sayang
77 Bab 77. Tanggungjawab Tuhan
78 Bab 78. Reigha dan gombalannya
79 Bab 79. Berjanji
80 Bab 80. Yakin seratus persen
81 Bab 81. Ngopi yuk!
82 Bab 82. Membahas masa lalu
83 Bab 83. Asam lambung atau mag?
84 Bab 84. Kamu cantik
85 Bab 85. Pencuri
86 Bab 86. Sangat manis
87 Bab 87. Cemburu
88 Bab 88. Menjemput calon mantu
89 Bab 89. Menikah kembali?
90 Bab 90. Dipingit seminggu
91 Bab 91. Stay cool
92 Bab 92. SAH!
93 Bab 93. Main solo
94 Bab 94. Adonan roti?
95 Bab 95. Sayangku, Nala
96 Bab 96. Gantian
97 Bab 97. Nomor tidak dikenal
98 Bab 98. Bermain api
99 Bab 99. Pahlawan kesiangan
100 Bab 100. Untuk kalian semua
101 Bab 101. Part Nanta~ Sikap yang aneh
102 Bab 102. Part Nanta~ Ada yang patah
103 Bab 103. Part Nanta ~ Kesepakatan
104 Bab 104. Part Nala ~ Syndrom couvade
105 Bab 105. Part Nala ~ Sensitif
106 Bab 106. Perpaduan yang sempurna
107 Bab 107. Nanta!
108 Bab 108. Gara-gara cangkang cabe
109 Bab 109. Temani aku
110 Bab 110. Kegelisahan Bu Laras
111 Bab 111. Sate
112 Bab 112. Jatuh cinta?
113 Bab 113. Inikah bidadari
114 Bab 114. Permak
115 Bab 115. Part Nala ~ Mood bumil
116 Bab 116. NANTA!!
117 Bab 117. Ambigu
118 BB 118. Menjadi emak-emak
119 Bab 119. Selesai
120 Bab 120. Mengejutkan
121 Bab 121. Bagai petir
122 Bab 122. Pacar pura-pura ku
123 Bab 123. Keterdiaman Zia
124 Bab 124. Menasehati
125 Bab 125. Cemburu?
126 Bab 126. Ingin pingsan
127 Bab 127. Terima!
128 Bab 128. Nikahi aku
129 Bab 129. Lamaran
130 Bab 130. Berakhir
131 Salahkah bila aku mendua By: Ika Oktafiana
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Bab 1. Awal mula
2
Bab 2. Pengkhianat
3
Bab 3. Jerit kesakitan
4
Bab 4. Kamu yang gila!
5
Bab 5. Suami tidak berguna
6
Bab 6. Tidak punya hati
7
Bab 7. Orang asing
8
Bab 8. Menggagalkan rencana
9
Bab 9. Fakta yang berputar balik
10
Bab 10. Nala comeback
11
Bab 11. Ular Derik
12
Bab 12. Tertipu
13
Bab 13. Tidak akan paham
14
Bab 14. Surat perjanjian
15
Bab 15. Menggoda suami sendiri
16
Bab 16. Mencoba manja
17
Bab 17. Hari yang membahagiakan
18
Bab 18. Piknik
19
Bab 19. Bergemuruh
20
Bab 20. Terserah
21
Bab 21. Sudah selesai ya?
22
Bab 22. Mengejutkan
23
Bab 23. Pergi
24
Bab 24. Ada kami
25
Bab 25. Memohon kebahagiaan
26
Bab 26. Reparasi
27
Bab 27. Harapan baru
28
Bab 28. Janggal
29
Bab 29. Terbongkar
30
Bab 30. Merakit utuh
31
Bab 31. Mirip
32
Bab 32. Titip kembar
33
Bab 33. Kembali dipertemukan
34
Bab 34. Menyesakkan
35
Bab 35. Terlalu bodoh
36
Bab 36. Di luar kendaliku
37
Bab 37. Tak kasat mata
38
Bab 38. Deal
39
Bab 39. Restu
40
Bab 40. Bersaing secara sehat
41
Bab 41. Tampan
42
Bab 42. Makan gaji buta?
43
Bab 43. Cantik seperti bidadari
44
Bab 44. Kecil-kecilan
45
Bab 45. Tersadar
46
Bab 46. Daddy jahat
47
Bab 47. Aku bersedia
48
Bab 48. Meyakinkan diri
49
Bab 49. Aku tak peduli
50
Bab 50. Papa!
51
Bab 51. Sesal
52
Bab 52. Sudah ada rasa
53
Bab 53. Mengharu-biru
54
Bab 54. Isi hati Reigha
55
Bab 55. Aku mencintaimu
56
Bab 56. Hampa
57
Bab 57. Mempersiapkan perpisahan
58
Bab 58. Saling memaafkan
59
Bab 59. Surat dari Dandy
60
Bab 60. Diganggu
61
Bab 61. Penolakan
62
Bab 62. Sumber derita
63
Bab 63. Zia dan Zio sakit
64
Bab 64. Tamu tak terduga
65
Bab 65. Anjani
66
Bab 66. POV Sandra
67
Bab 67. Dipertemukan kembali
68
Bab 68. Tindakan bodoh
69
Bab 69. Menjalankan misi
70
Bab 70. Gelisah
71
Bab 71. Menyusul Zia
72
Bab 72. Bersekongkol
73
Bab 73. Buka lembaran baru
74
Bab 74. Dasar buaya
75
Bab 75. Menyeramkan
76
Bab 76. Mommy sayang
77
Bab 77. Tanggungjawab Tuhan
78
Bab 78. Reigha dan gombalannya
79
Bab 79. Berjanji
80
Bab 80. Yakin seratus persen
81
Bab 81. Ngopi yuk!
82
Bab 82. Membahas masa lalu
83
Bab 83. Asam lambung atau mag?
84
Bab 84. Kamu cantik
85
Bab 85. Pencuri
86
Bab 86. Sangat manis
87
Bab 87. Cemburu
88
Bab 88. Menjemput calon mantu
89
Bab 89. Menikah kembali?
90
Bab 90. Dipingit seminggu
91
Bab 91. Stay cool
92
Bab 92. SAH!
93
Bab 93. Main solo
94
Bab 94. Adonan roti?
95
Bab 95. Sayangku, Nala
96
Bab 96. Gantian
97
Bab 97. Nomor tidak dikenal
98
Bab 98. Bermain api
99
Bab 99. Pahlawan kesiangan
100
Bab 100. Untuk kalian semua
101
Bab 101. Part Nanta~ Sikap yang aneh
102
Bab 102. Part Nanta~ Ada yang patah
103
Bab 103. Part Nanta ~ Kesepakatan
104
Bab 104. Part Nala ~ Syndrom couvade
105
Bab 105. Part Nala ~ Sensitif
106
Bab 106. Perpaduan yang sempurna
107
Bab 107. Nanta!
108
Bab 108. Gara-gara cangkang cabe
109
Bab 109. Temani aku
110
Bab 110. Kegelisahan Bu Laras
111
Bab 111. Sate
112
Bab 112. Jatuh cinta?
113
Bab 113. Inikah bidadari
114
Bab 114. Permak
115
Bab 115. Part Nala ~ Mood bumil
116
Bab 116. NANTA!!
117
Bab 117. Ambigu
118
BB 118. Menjadi emak-emak
119
Bab 119. Selesai
120
Bab 120. Mengejutkan
121
Bab 121. Bagai petir
122
Bab 122. Pacar pura-pura ku
123
Bab 123. Keterdiaman Zia
124
Bab 124. Menasehati
125
Bab 125. Cemburu?
126
Bab 126. Ingin pingsan
127
Bab 127. Terima!
128
Bab 128. Nikahi aku
129
Bab 129. Lamaran
130
Bab 130. Berakhir
131
Salahkah bila aku mendua By: Ika Oktafiana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!